#28

35 3 0
                                    

Hujan turun dengan sangat deras kembali membasahi kota Jakarta. Seorang gadis berjalan di bawah guyuran air hujan dengan sempoyongan, mendendang nendang batu yang berceceran di pinggiran jalan. Ia berhenti di taman kota, taman itu tampak sepi tidak seperti biasanya yang ramai pengunjung mungkin sebab hujan yang sangat deras. Gadis itu duduk menghadap ke arah jalan, menatap kosong ke depan dan sedetik kemudian otaknya memutar kejadian tadi, air matanya kembali turun membasahi pipi mulusnya. Ia menatap ke langit dan berteriak, mengusap wajahnya kasar.

Gadis itu menundukkan kepalanya. Ia mendongak ke atas ketika merasakan hujan tidak mengenai tubuhnya, seorang berdiri di sebelahnya dengan memegang payung. Gadis itu berdiri untuk memastikan wajah sang pemilik payung, cowok itu tersenyum ketika gadis itu berdiri dan menatapnya.

Arla memundurkan langkahnya, ia tidak tahu cowok itu siapa namun cowok itu kembali mendekat dan memberikan payung tersebut.
Arla tidak menerima payung itu, ia masih diam dan tidak membuka suara. Sampai cowok itu menghela nafas dan berkata

"Gw bukan orang jahat, lo gak perlu takut"

Arla masih terdiam menatap cowok di depannya

"Gw Ezar kelas 11 IPA3, lo mungkin gak pernah lihat gw tapi gw sering lihat lo dengan kak Arland? Kalian pacaran?"

Arla menundukkan kepalanya sebelum air matanya kembali jatuh, lalu mengangguk mengiyakan pertanyaan Ezar,  cowok yang saat ini berbicara dengannya.

"Terus lo kenapa? Ehm, maksudnya kenapa lo bisa hujan hujanan gini, dan mata lo sembab, lo habis nangis?" Ezar berucap dengan sedikit menundukkan kepalanya melihat raut wajah Arla

"Gw sama kak Arland satu team, tadi gw lihat dia cabut duluan padahal waktunya latihan. Kalian berantem?"

"Bukan urusan lo" ucapnya dengan suara dingin. Sangat dingin.

"Oke emang bukan urusan gw, tapi gw nggak sengaja lihat kalian berantem di parkiran. Apa gara gara cewek yang ada di deket motor kak Arland?"

Arla kembali diam. Ia tidak ingin masalahnya dengan Arland di ketahui orang lain apalagi orang yang baru saja ia kenal.

"Gw mulai ngerti, kalian berantem pasti karna cewek itu kan. Tadi emang kak Arland latihan, tapi dari kejauhan gw lihat cewek itu mau pingsan gw dengan sigap bantuin dia terus tiba tiba kak Arland datang dan bantuin gw bopong tuh cewek"

Ezar berhenti bicara saat hujan sudah mulai reda, ia melipat kembali payungnya dan payung yang ia berikan kpd Arla.

"Lanjutin" serkas Arla

"Berhubung gw gak bawa kendaraan akhirnya kak Arland mau nganterin dia pulang. Sebenernya kak Arland udah pesan taksi online tapi cewek itu gak mau, dia maunya kak Arland yang nganterin. Dan setelah itu gw lihat kalian berdua berantem"

Arla menatap manik mata cowok di depannya itu, mencari kebohongan disana. Namun ia tidak menemukannya, apa mungkin ia berkata jujur.

"Lo pasti nggak percaya sama apa yang gw bilang, tapi itu memang faktanya. Gw berani sumpah"

Arla tersenyum simpul kepada Ezar

"Gw cabut dulu" Arla bernjak meninggalkan Ezar namun baru dua langkah ia berjalan Ezar menghampirinya

"Kalau lo mau gw bisa anter lo pulang. Gw bawa mobil kok"

Arla berfikir sejenak atas tawaran Ezar. Hari semakin sore, pasti Cristie cemas dengannya. Tapi jika ia terima tawaran Ezar, bagaimana jika di jalan ia bertemu dengan Arland pasti cowok itu akan salah paham.

"Kenapa diem? Ayo, ini udah sore bentar lagi gelap"

Ia menatap langit yang sedikit orange, Ezar benar sebentar lagi akan malam. Sedetik kemudian ia mengangguk, menerima tawaran Ezar untuk mengantarkannya pulang.

ARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang