Part 07

10.9K 639 22
                                    

Terdiam kaku, setidaknya hanya itu yang mungkin bisa Steven lakukan kala tubuhnya dipeluk erat oleh gadis yang sering bersikap konyol bernama Kanaya. Sedangkan detak jantungnya tak seirama dengan pembawaannya yang tenang, jantungnya justru berdetak hebat entah karena apa. Membuat Steven buru-buru tersadar lalu menarik tubuhnya sembari mendorong kepala Kanaya, hingga gadis itu menjauh dari tubuhnya.

"Kenapa peluk-peluk?" tanya Steven berusaha bersikap tak suka, meski rasanya hatinya justru menyukainya cara Kanaya merengkuhnya.

"Kangen," cicit Kanaya lirih, membuat Steven menatap angkuh ke arahnya, berusaha bersikap tak suka dengan jawaban yang baru saja Kanaya berikan.

"Tapi saya enggak kangen sama kamu tuh," jawab Steven acuh lalu berjalan ke arah ruangannya, meninggalkan Kanaya sendiri di lorong kantor.

"Om," panggil Kanaya sembari memasang wajah memelas.

"Apalagi?" tanya Steven frustrasi sembari membalikan tubuhnya ke arah Kanaya yang justru masih berada di luar ruangannya.

"Naya boleh masuk? Di luar banyak hantunya." Kanaya berujar dengan nada sama sembari menunjuk ke arah belakangnya, membuat Steven menggeram lelah, merasa tak percaya dengan alasan yang baru saja Kanaya ucapkan.

"Enggak ada alasan yang lebih manusiawi lagi apa? Banyak hantunya? Kamu itu yang banyak setannya, minta dirukiah. Main peluk-peluk orang tanpa permisi," gerutu Steven kesal, membuat Kanaya menyengir mendengarnya.

"Maaf, Om. Kan Naya cuma kangen sama Om, kalau permisi dulu nanti Om enggak mau Naya peluk." Kanaya mencebikkan bibirnya, sembari merengkuh rantang makanan miliknya.

"Terserah kamu lah," jawab Steven lelah lalu berjalan kembali ke arah sofa panjang di ruangannya, berniat menyenderkan tubuhnya di atas sana.

"Jadi bagaimana, Om. Naya boleh masuk enggak?" Gadis itu kembali bertanya, yang diam-diam ditanggapi senyuman oleh Steven yang sudah berada di sofa.

"Hm," jawabnya acuh, meski sebenarnya Steven juga sangat mengharapkan Kanaya mau menemani acara makan siangnya kali ini.

"Yeei," sorak Kanaya bahagia lalu berjalan cepat ke arah Steven dan duduk di sampingnya.

"Om Steven makan ya, Naya hari ini masak udang ditepung loh. Naya paling suka makanan ini, tadi pas ke pasar banyak udang, jadi Naya beli deh buat makan siang Om Steven." Kanaya membuka rantangnya, yang hanya ditatap lelah oleh Steven yang terus mendengar ocehan gadis itu.

"Terus kalau yang ini tumis kangkung, Om." Kanaya kembali berceloteh sembari menghidangkan masakan keduanya di hadapan Steven.

"Om suka enggak sama kangkung? Kangkung ini enak loh, Om. Naya juga suka sama sayuran ini," ujarnya lagi yang hanya ditatap datar oleh Steven yang sedari tadi melihat apa yang Kanaya lakukan.

"Biasa saja." Steven menjawab singkat dengan tatapannya ke arah makanan yang sudah Kanaya sajikan di hadapannya.

"Oh berarti Om kurang suka sama kangkung nih. Tapi sama udang suka enggak, Om?" tanya Kanaya penasaran.

"Suka." Steven menjawab singkat.

"Sama pare?" tanyanya lagi.

"Enggak."

"Sama ayam goreng?"

"Suka."

"Sama Kanaya?"

"Suka." Steven kembali menjawab cepat yang kali ini tanpa ia sadari, bila dirinya sudah masuk diperangkapnya Kanaya. Membuat gadis itu justru terkekeh geli, mendengar jawaban Steven yang sangat diharapkannya itu.

Om, nikah yuk! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang