Papa dan Mama Jennie tidak mengerti apa yang terjadi dengan puteri semata wayang mereka, sejak kepulangannya dari suatu tempat bersama Chanyeol, Jennie tidak keluar dari kamar. Kamarnya juga tidak mengeluarkan suara apapun selain sunyi seperti tidak ada penghuninya.
Papa yang sedang libur kerja di hari sabtu pun memutuskan untuk naik ke lantai dua guna mengecek keadaan anak gadisnya itu.
"Jennie... kamu gak main, ini malam minggu loh" ujar Papa sembari mengetuk pintu tiga kali.
"Papa bolehin main deh sampai jam sepuluh. Papa kasih uang jajan lebih juga nanti buat hari minggu" bujuk Papa tak mau nyerah.
Jennie meringsek dari atas tempat tidur, kedua matanya sudah bengkak dan wajahnya sama sekali tak berbentuk. Kasur amat berantakan dan pakaian Jennie masih belum di ganti, pakaiannya masih yang dia pakai untuk menemui Chanyeol.
"engga paah" jawab Jennie singkat dengan suara yang terdengar agak tersumbat, mungkin karena kelamaaan dan kebanyakan nangis makanya suara nya jadi demikian.
"buka pintu nya dong. Papa mau masuk" pinta Papa setelah dengar suara anaknya kurang enak.
"Jennie lagi PMS pah... maaf yaa, gak bisa bukain pintuu" ujar Jennie sambil menggigit bibir bawahnya, sudah bohong nangis pula, Jennie merasa malu pada dirinya sendiri khususnya pada Papa yang menyayanginya. Sampai segininya Chanyeol buat Jennie nyesek dan nangis. Bahkan Papa aja yang keliatannya sangar gak pernah bikin Jennie nangis.
"oh yaudah, nanti kalo udah baikan kamu turun yaa, kita makan bareng bareng"
"Iyaa" balas Jennie sedikit teriak, lalu kembali menangis, melempar semua bantal dan boneka dari atas tempat tidur ke seluruh penjuru kamarnya, kesal, marah, sedih, semuanya campur menjadi satu.
"Emang sekarang udah tanggal nya Jennie datang bulan, Mah?" tanya papa pada mama yang tengah menonton TV.
Mama sedikit berpikir sembari mengingat-ngingat "Hm, kayaknya sih Pa... anaknya gak mau turun?"
Papa menggeleng pelan "iya, katanya dia lagi PMS. Gak mau buka pintu, kamu samperin gih. Bawain makanan"
"Ah iya, Mama lagi kukus kue di dapur, belum mateng... nanti Mama samperin Jennie, sekalian mau ngajak ngobrol" beritahu Mama agar Papa tidak panic.
"Oke, Papa gak mau kalo sampe Jennie tuh keganggu atau stress. Bentar lagi dia mau UN, harus fokus belajar."
"Kayaknya, kita terlalu manjain Jennie selama ini, mungkin karena Jennie anak tunggal dan gak punya adik... jadinya gitu, stress sedikit gak mau makan, ngambek sedikit ngurung diri di kamar"
"Jangan-jangan.. Jennie berantem sama pacarnya Ma.. makanya begitu" gumam Papa sedikit khawatir. Sebab tadi pagi Jennie tampak baik-baik saja, namun setelah pulang dari café nya Chanyeol, Jennie jadi begitu.
"Papa gak usah ikut campur, urusan anak muda" timpal Mama sembari ngeloyor ke dapur untuk mengecek kukusan kue nya.
Ting Tong!
"Assalamualaikum.."
Suara bel disertai ucapan salam datang dari arah luar kediaman keluarga pak Jongkook, membuat Papa Jennie yang sedang menikmati tayangan televise terpaksa membuka pintu setelah mendengar kedatangan tamu.
"Eh, Chanyeol.." sapa Papa sambil tersenyum membuat mata sipitnya terpejam. Chanyeol mengangguk kecil sedikit canggung.
"Jennie nya ada om?" tanya Chanyeol setelah cium tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar dari Kutub (COMPLETE)
Teen FictionChanyeol itu... gak bisa dijelasin. Sedangkan Jennie, selalu butuh banyak penjelasan. . . . REPUBLISH bahasa nonbaku update setiap sabtu-minggu.