sebelum lanjut baca cerita nya, kalian boleh banget liat fmv nya. ehehe
Pukul setengah delapan pagi dengan pakaian masih piama dan rambut acak-acakan, Jennie menyajikan dua gelas kopi hitam kedalam cangkir, dihadapannya ada Chunga yang tengah menyantap setangkup roti gandum tanpa selai.
Dua gadis yang telah bersahabat cukup lama itu bercengkrama di pagi hari begini, tanpa ada kegiatan berarti di tanggal kerja.
Chungha menyesap kopi buatan Jennie dengan mata terpejam nikmat, membuat sahabatnya itu tersenyum geli melihat ekspresi dibuat-buat Chungha.
"katanya mau pergi?" tanya Chungha ditengah kebisuan mereka.
"gue bentar lagi mau ke kampus nih, habis itu join sama tim recruitment pegawai daerah di balai kota" sambung Chungha setelah membeberkan jadwal kerja nya.
"pergi kemana? Males ah. Dia juga keliatan nya ga seniat itu buat ketemu lagi sama gue" timpal Jennie dengan wajah tak bersahabat, Jennie agak cemberut, mengingat kembali bahwa lusa kemarin Chanyeol mengajaknya bertemu lagi di jogja dan bodohnya Jennie menuruti kemauan Chanyeol, dengan mengatakan bahwa dirinya juga akan menemui Chungha yang kuliah di kota yang sama dengan Chanyeol.
Chungha berdecak pelan, "Jen, belum terlambat. Siapa tahu kan... dia emang serius sama lo. Ga mungkin dia undang lo buat dateng ke jogja tanpa maksud dan tujuan. Dan lagi, lo bisa ke solo kemarin-kemarin kan atas undangan Chanyeol"
"gue udah capek berharap Chungha... dia juga pake cincin di tangan kiri nya. Gue udah yakin kalo dia emang punya pacar. Persis kata lo bilang ke gue, ga mungkin dia belum move on"
"lo juga pake cincin di tangan kiri lo... dari siapa tuh? Jangan suka menebak-nebak yang belum pasti. Mungkin aja itu cincin aksesoris sih Jen" cibir Chungha pada sahabatnya, Jennie langsung tersenyum miris, dia melihat cincin manis yang terpasang sejak bertahun lamanya di salah satu jemari nya.
"ini cincin dari Chanyeol, Chung... saat kita mau putus, Chanyeol kasih gue cincin ini tanpa ngomong sesuatu apapun" kenang Jennie dengan ekspresi lesu, seketika Chungha membulatkan kedua mata sipitnya.
"Chanyeol mungkin lupa kalo dia sempat kasih cincin ke gue."
Chungha segera merangkul tubuh Jennie ke dalam dekapannya, lalu tersenyum hangat "Jennie, jangan begini. Saran gue, sebaiknya lo temuin dia lagi. Diluar jam kerja dan bisnis kalian... buktiin semuanya dulu, baru kemudian nyerah"
.
.
.
Di kantor CJ printing Irene terlihat sibuk bersama beberapa tukang dekorasi pesta yang tengah mengukur aula ruangan yang akan digunakan seminggu lagi, sebuah acara besar akan segera di gelar dan H-7 merupakan waktu darurat bagi Irene dan Chanyeol yang akan mengadakan pesta tersebut.
Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat Irene berjalan kesana-kemari, mencocokkan warna dekorasi dengan beragam jenis bunga dari sudut ke sudut untuk dipasang.
"Rene, waktunya kan seminggu lagi. Apa gak berlebihan pasang dekor bunga hari ini?" tanya Chanyeol di sela kesibukan Irene.
Irene berdecak pelan, "duh, cowok tau apa sih tentang pesta. Pokoknya tahu beres, tamu yang dateng kan bukan orang sembarangan, tapi orang-orang penting, kita juga undang sultan. Jadi dekorasi dan tempat harus wow" jelas Irene masih dengan kesibukannya mencocokkan warna dekor dengan bunga-bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar dari Kutub (COMPLETE)
Teen FictionChanyeol itu... gak bisa dijelasin. Sedangkan Jennie, selalu butuh banyak penjelasan. . . . REPUBLISH bahasa nonbaku update setiap sabtu-minggu.