15. A Miles Away

1.5K 222 50
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Manusia tidak akan pernah lepas dari sesuatu yang disebut dengan kebutuhan, untuk itulah mereka hidup. Manusia butuh bernafas maka ia butuh oksigen, manusia butuh tawa maka ia butuh lakon untuk bahagia, manusia butuh pangan maka ia memerlukan makanan, manusia butuh sandaran maka ia membutuhkan kawan. Waktu terus berlalu dan bergulir, melintasi dimensi demi dimensi kehidupan, seseorang harus melanjutkan hidup, tak melulu terjebak dengan masa lalu.

Jennie sudah berkeringat dingin, menunggu dokter bersalin masuk ke dalam ruang gawat darurat tempatnya kini terbaring dengan satu selang transfusi darah di lengan kirinya. Gadis itu menangis, menatap takut kearah pintu IGD yang tertutup tak kunjung terbuka menampilkan dokter kandungan yang sudah jauh jauh hari berjanji akan membantu di hari persalinan. Tapi sialnya, banyak wanita bersalin di hari yang sama dan waktunya bersamaan tepat pukul 9 pagi waktu setempat.

"Jen!" panggil Papa yang muncul dari luar ruang IGD dengan keringat panik di dahi nya.

Jennie menangis sesenggukkan, seorang perawat segera melepas selang transfusi dari lengan Jennie dan gadis itu bangkit untuk memeluk Papa nya.

"Papa... hiks" Jennie takut, dia menangis sejadi-jadi nya dalam pelukan sang papa.

"mama mendadak pendarahan, terus dibawa ke rumah sakit tadi pagi pas papa udah di kantor... hiks.. aku takut pah!" ujar Jennie terbata-bata pada papa nya.

Papa tersenyum menenangkan dan mengelus lembut puncak kepala puteri nya.

"tenang. Kamu tenang. Papa sudah bicara sama dokter nya, mama bisa bersalin hari ini. Kamu donor darah buat mama?"

Jennie mengangguk, "Iya pah... jadi, mama baik baik aja kan?"

Tangisan Jennie sedikit mereda, membuat papa tersenyum lembut meski dirinya sendiri cukup panik.

"baik-baik aja sayang. Makasih yaa sudah gerak cepat kemari. Kita keluar, kamu ga boleh lihat persalinan, masih gadis" ajak Papa pada Jennie, dengan lembut Papa merangkul bahu anak sulungnya untuk keluar dari ruang IGD, dua labu darah milik Jennie pun di salurkan pada Mama Jihyo yang terbaring menunggu proses persalinan.

Siapa yang akan mengira jika keluarga kecil Kim akan dikaruniai satu bayi mungil lagi setelah hampir 21 tahun Jennie menjadi anak tunggal di keluarga tersebut.. ya, Mama Jennie kembali mengandung di akhir tahun lalu dan kini ia akan melahirkan anak kedua-nya dengan prosesi sesar. Seperti kehamilan dan kelahiran pertama, tentu hal ini menjadi kejutan besar bagi papa dan Jennie yang tidak mengira akan mendapatkan bayi dan adik di usia mereka yang tak lagi muda. Mungkin, sudah sepantasnya jika Jennie menikah dan punya anak. Tapi anak itu masih fokus belajar, kuliah mati-matian dan ambil kelas atas agar segera lulus dari kampus tercinta nya.

Jennie duduk di salah satu kursi sambil menikmati secangkir kopi instan dan teh hangat yang ia beli langsung dua gelas dari kafetaria. Gadis itu melamun, lalu tersenyum konyol di tengah-tengah keheningan pagi.

Pacar dari Kutub (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang