Part 9. Single Parents

10.1K 684 14
                                    

Sejak dari pasar malam, Rubby menjadi diam dan murung. Membuat Lisa bertanya-tanya sedangkan Somi menatap mommnya dengan pandangan bertanya. Sehabis membeli cotton candy, Rubby kembali dengan mata sembabnya. Lisa bertanya ada apa dengannya yang hanya dijawab gelengan oleh wanita itu. Dan akhirnya Lisa yang mengemudi, Rubby dan Somi berada di kursi belakang.

"By, what's wrong with you?" tanya Lisa menghampiri Rubby yang duduk di sofa balkon.

Rubby hanya mentapa depan dengan padangan lurus, lalu Rubby menyentuh bahu wanita itu membuatnya tersadar menoleh.

Lisa menaikkan sebelah alisnya bertanya. "Ceritakan padaku."

Tiba-tiba saja Rubby menangis, telapak tangannya langsung berada di wajah menutupnya. "A-aku tadi bertemu dengan S-Sean."

"Pria itu kembali, dan dia menyakitiku." Setelah sekian lama Lisa selalu melihat Rubby yang berusaha dewasa, tegar. Dan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun Lisa melihatnya kembali.

Bahkan ia lebih suka Rubby yang cengeng, ceroboh dan manja. Karena itu memang benar adanya, Rubby tidak pernah menutup-nutupinya meskipun semua orang menjauhi dan mencaci Rubby karena sifatnya. Tapi semua itu berubah ketika Sean-si pria brengsek yang menyakiti Rubby dan hanya memanfaatkan sahabatnya saja. Entah motif apa Sean melakukan itu, Lisa tidak pernah tau.

Namun itu memang benar-benar keterlaluan. "Dia mengatakan apa saja padamu, By?" tanya Lisa pelan memeluk Rubby dari samping.

Rubby menatap Lisa dengan mata sembabnya, menggeleng lemah. "Lihatlah ini," katanya menunjukkan pergelangan tangan Rubby yang memerah.

"Ini ulah Sean?" tanya Lisa memastikan.

Rubby mengangguk, lalu ia menceritakan semua pertemuannya dengan Sean pada Lisa tanpa ada yang ditutupi. Lisa terdiam mendengar cerita Rubby, ia tak menyangka Sean selicik itu padahal pria itu sudah meninggalkan Rubby setelah sekian lama. Lalu tiba-tiba saja Sean kembali tanpa salah sedikitpun. Dengan berani menemui Rubby padahal sahabatnya itu sudah berusaha keras melupakannya.

Karena Sean juga, Rubby berusaha menjadi wanita dewasa. Semua demi Somi dan Sean. Bahkan Lisa sangat kagum dengan Rubby yang menjadi single parents. Wanita itu begitu kuat menghadapi cobaan hidup yang terlalu menyakitkan, menurutnya. "Sudah jangan tangisi dia, kau terlalu istimewa untuk pria brengsek seperti Sean." Lisa mengusap-usap bahu Rubby menenangkannya. Memberikan kekuatan pada sahabat sekaligus kakak baginya.

"Mommy," teriakan Somi dari dalam kamar membuat Rubby segera menghapus jejak-jejak air matanya.

"Aku akan ke kamar," kata Rubby beranjak. Lisa mengacungkan jempolnya.

Rubby masuk ke dalam kamar, ternyata Sominya terbangun. "Kenapa kau terbangun, sayang?" tanyanya lembut.

Somi mengucek matanya. "Somi ingin mengganti baju mom. Ini terlalu panas," katanya.

Rubby terkekeh, lalu membantu Somi untuk melepaskan bajunya dan mengganti dengan pakaian tidur. Setelah selesai, Rubby membaringkan tubuh Somi dan ikut terbaring di samping putrinya. Somi memeluk tubuh Rubby, dan mulai memejamkan matanya sedangkan Rubby balas memeluk putrinya dengan tangan kanan mengusap wajah Somi penuh kelembutan dan sayang.

Putrinya kini sudah besar, padahal kemarin Rubby baru saja merasa melahirkan dan menggendong tubuh mungil Somi. Menenangkannya jika menangis dan merawatnya penuh kasih sayang. Apalagi ketika putri kecilnya itu sakit, Rubby merasa kasihan sekaligus bingung. Namun dengan sabar dan tenang Rubby merawatnya dengan baik.

Tak terasa air matanya meleleh, Sominya begitu mirip Sean. Itu yang terkadang membuat Rubby susah melupakan pria itu. Bayangkan saja, kau seperti dibayang-bayangi oleh masa lalu setiap detiknya. Tidak berhenti sampai di situ, setiap malam selalu memimpikan kejadian tujuh tahun lalu yang begitu menyakitkan. Tapi Rubby tak pernah menyalahkan Somi atas kemiripan yang dimiliki putrinya dengan Sean. Ia hanya kecewa dengan dirinya, tak menyangka jika ia sebegitu lemahnya terhadap cinta.

Rubby menghela napasnya. Menatap Somi penuh kelembutan. "Mommy mencintaimu, sayang," gumamnya lalu mengecup kening Somi lama. Dan semua itu tidak lepas dari pandangan seseorang yang melihat dari balik jendela.

CHANCE ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang