Rubby nenyatukan kedua telapak tangannya, meniup-niupnya. Udara malam begitu dingin, tapi tidak membuat Rubby beranjak dari duduknya.
Malam ini, Sean mengajaknya bertemu. Kata lelaki itu, ada hal penting yang ingin disampaikan. Hingga seseorang menepuk pundaknya membuat Rubby mendongak, lalu tersenyum. Meskipun wajah Rubby hampir tertutup oleh syal tebal, Sean dapat melihat jelas jika Rubby sedang tersenyum hangat.
"Maaf membuatmu menunggu lama," kata Sean.
Rubby menggeleng, "Tidak apa."
"Ada hal serius yang ingin aku bicarakan padamu,"
Rubby menatap Sean serius, "Tentang apa?"
"Tentang hubungan kita. Lebih baik, kita akhiri saja."
Rubby terdiam, meresapi kalimat Sean. "Kau serius? Kau sedang tidak bercanda?"
Sean mengangguk, "Aku serius."
Tak terasa, air mata Rubby terjatuh. "Kenapa?" tanyanya dengan suara bergetar.
"Kau gadis ceroboh! sifatmu yang kekanak-kanakan membuatku muak," ketus Sean. "Dan aku ingin mengakhirinya."
"Kumohon jangan akhiri hubungan ini, aku benar-benar mencintaimu. Aku berjanji akan menjadi gadis dewasa demimu." Rubby memohon pada Sean, sungguh ia mencintai lelaki di depannya.
"Kau juga pernah berkata padaku tidak akan meninggalkanku. Tapi kau mengingkarinya," lirih Rubby.
Napasnya memburu, bulir-bulir keringat bercucuran. Rubby memimpikannya lagi. Pria itu benar-benar berpengaruh baginya.
Selama tujuh tahun, Rubby tidak lepas dari bayang-bayang pria itu. Ia selalu bermimpi tentang kenangan-kenangan buruk setiap malam. Semua terasa menyakitkan. Terkadang, Rubby sendiri ingin menangis. Kenapa ia susah untuk lepas dari semua hal buruk itu. "Aku benar-benar membencimu, Sean," gumamnya.
Lalu ia melirik sampingnya, Somi tertidur begitu pulas. Tangannya mengusap lembut wajah mungil itu. Sominya sudah tumbuh begitu cepat, padahal kemarin ia merasa baru saja melahirkannya. Somi yang merasa usapan di wajahnya terusik, gadis kecil itu membuka matanya. "Mom?"
Rubby tersenyum, "Kau terbangun. Maafkan Mom, tidurlah kembali."
Somi menggeleng, "Mom .... Peluk Somi," pintanya yang langsung dituruti oleh Rubby.
Rubby langsung saja memeluk Somi dengan penuh kasih sayang, mengusap kepalanya. "Tidurlah."
"Mom, mimpi indah," kata Somi memberikan kecupan hangat pada Rubby membuatnya tersenyum. Uh, putrinya begitu manis.
"Mimpi indah juga sayang, Mom menyayangimu."
🌹 CHANCE 🌹
Rubby sedang membantu Somi bersiap-siap untuk bersekolah. Ia memutuskan untuk mengepang rambut Somi. "Mom, hari ini Mom bekerja?"
Rubby mengangguk, "Ya sayang."
Rubby bekerja di salah satu perusahaan terbesar di New York sebagai karyawan. Semua itu ia lakukan untuk kehidupannya dengan Somi. "Kenapa?"
Somi menggeleng, "Tidak apa. Itu berarti bibi Lili atau Mom yang akan menjemputku?"
"Mom belum tau, jika nanti bibi Lili tidak sibuk Mom yang akan menjemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE ✔ [Completed]
Storie d'amore#BOOKONE Start: 25 Desember 2018 Finish: 10 Oktober 2019 Tidak ada lagi sifat childishnya, hanya saja Rubby tidak pernah yakin itu. Apakah ia sudah cukup dewasa atau masih kekanak-kanakan yang ceroboh. Dua alasan yang membuatnya berusaha untuk menja...