Part 20. Final Part

14.7K 351 22
                                    

"Kau terus merajuk," kata Sean membuat Rubby yang sedang memakan es krimnya dengan jengkel, menoleh.

"Aku tidak merajuk," elak Rubby ketus.

Sean terkekeh, menoel hidung Rubby dengan gemas. Membuat Rubby mendengus.

"Berhenti menggangguku!"

"Aku tidak mengganggumu."

"Kau mengganggu, bodoh!"

Sean dengan cepat mencium bibir Rubby. "Bibirmu. Kenapa mulutmu suka sekali mengeluarkan kata kasar."

"Aku tidak peduli."

"Rubby, kau ini."

"Aku apa?!"

"Menggemaskan," jawab Sean cepat lalu memeluk Rubby erat. Wanita itu memberontak. "Lepaskan, Sean."

Sean mengabaikannya, memilih menyembunyikan wajahnya di leher mulus Rubby. "Diamlah, aku sedang nyaman dengan posisi seperti ini."

Rubby berhenti memberontak. Memilih diam. Membiarkan Sean berada dalam posisinya. Memeluknya dengan wajah yang berada di lehernya. Menggelikan memang, tapi Rubby menahannya.


"Jika waktu bisa diputar, aku tidak ingin menyakiti dan menghancurkanmu."

Rubby diam, membiarkan Sean melanjutkan kalimatnya.

"Kau tau, aku sangat menyesal," lanjut Sean bercerita, "setelah kepergianmu aku pikir aku akan baik-baik saja. Hingga aku mencoba untuk menjalani hidupku se-normal mungkin tanpa adanya rasa bersalah."

"Lalu beberapa tahun kemudian aku bertemu Laura. Semua yang aku inginkan ada pada dirinya, dan semuanya berbanding balik denganmu."

"Dia cukup menarik memang, lalu kita menjalin hubungan. Tapi lambat laun, aku semakin menyadari aku merindukan Rubby yang cengeng, ceroboh, dan kekanak-kanakan."

"Dan takdir mempertemukan kita di kedai es krim. Di mana aku menemukanmu dengan putri kita. Aku bahkan tidak menyangka ketika pertama kali melihatmu dia adalah putrimu. Dan melihat wajah gadis kecil itu aku semakin percaya jika dia memang benar-benar darah dagingku mengingat dulu kau sempat hamil. Lalu seorang kepercayaanku yang kuutus untuk mencari semua informasinya."

Rubby dapat merasakan nada kegetiran dan penyesalan di suara Sean. Bahkan ia merasakan bahunya yang basah, pria itu menangis dengan memeluknya. "Mendengar itu semua membuatku bahagia sekaligus sedih dan marah pada diriku sendiri. Bahagia karena aku melihat Somi untuk yang pertama kalinya, dia benar-benar mirip denganku, lalu sedih dan kecewa karena aku justru tidak ada di sampingmu di saat masa-masa sulit itu."


"Apakah itu sakit? Bagaimana kau bisa bertahan dengan semuanya?" tanya Sean yang masih memeluk Rubby.

Rubby akhirnya berbalik, membuat keduanya berhadapan. Rubby yang mengalunkan tangannya pada leher Sean, sedangkan tangan pria itu yang berada di pinggul Rubby.

CHANCE ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang