Part 19. A Chance?

9.2K 419 7
                                    

Rubby benar-benar membenci Sean. Sungguh! Hilang sudah semua harapannya. Bahkan ketika Somi berteriak pada Sean kemarin, pria itu mengabaikannya. Bagaimana putri kecilnya itu berkata, "Daddy kenapa kau memilih berhenti berjuang setelah apa yang kau lakukan dulu?''

Sean bahkan mengabaikan teriakan Somi membuat gadis kecil itu menangis, "Dad I HATE YOU SO MUCH !"

Dan setelah mengatakan itu Somi langsung berlari memasuki mansion menuju kamarnya. Ya, memang Rubby yang menginginkan Sean untuk pergi. Tapi, Oh God! Percayalah, ia hanya ingin melihat Sean berjuang, memperjuangkannya memberikan pria itu sedikit balasan.

Sekarang, Rubby sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Korea. Sebelum besok ia kembali, Rubby memutuskan untuk membeli camilan-camilan dan baju-baju. Karena menurutnya sangat bagus, dan lucu-lucu. Dan Somi, Lisa berada di tempat bermain. Putrinya itu sejak tadi merengek ingin bermain.

Ketika dirinya sedang memilih-milih pakaian, seseorang meraih tangannya membuat Rubby berbalik. Ia terkejut ketika mendapati Sean berdiri tidak jauh darinya. Tanpa banyak bicara, Sean langsung saja memeluk Rubby dengan erat.

Rubby terpaku. "Give me a chance, By," gumam Sean lagi-lagi membuat Rubby terkejut.

Ia tidak percaya, Sean memintanya untuk memberikannya kesempatan. Ini yang diinginkan, Sean tidak pergi begitu saja. Setidaknya, pria itu harus memperjuangkannya. Rubby tidak meminta Sean untuk memohon padanya, ia hanya ingin melihat Sean berjuang untuknya. "Sean," gumam Rubby yang masih berada di pelukan Sean.

Bahkan mereka tidak menyadari jika sudah menjadi bahan tontonan pengunjung. "Kumohon, aku masih mencintaimu."

Rubby menghela napasnya. "Bagaimana dengan calon istrimu," tanyanya dengan suara hampir terputus, rasanya Rubby ingin menangis.

"Dia sudah merelakanku untuk kembali padamu," jawab Sean dengan tegas tanpa keraguan. Karena memang begitu kenyataannya.

"Aku juga mencintaimu," balas Rubby pelan.

Sean tersenyum.

Sean melepaskan pelukannya, lalu menatap semua orang yang menonton mereka dengan senyum merekah. "Kalian tau, wanita ini memberiku kesempatan!" katanya berteriak bahagia. "Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu," lanjutnya menatap Rubby lalu memeluknya.

🌹 CHANCE 🌹

"Somi, kau mau menerima Daddy, kan?" tanya Sean pada Somi yang berada di gendongannya.

Somi memeluk leher Sean, tersenyum lebar. "Aku mencintai, Dad!"

"Dad lebih mencintaimu, Som," balas Sean mencium pipi Somi.

Sekarang, mereka sedang berjalan-jalan. Menghabiskan malam bersama. Karena Sean memiliki niat untuk menculik ke duanya, dan ia sudah memesan kamar hotel untuk mereka istirahat.

"Somi ingin es krim Dad," kata Somi pada Sean.

Lalu Sean melirik Rubby. "Dia sama sepertimu. Es krim adalah yang utama."

Rubby tersenyum. "Tapi wajahnya persis denganmu. Bahkan satu pun tidak denganku," balasnya membuat Sean terkekeh.

Sean lalu menyuruh Rubby dan Somi untuk duduk di salah satu bangku memanjang, sedangkan dirinya pergi untuk membeli es krim.

"Es krim matcha untuk little Somi, Daddy. Dan es krim matcha vanilla untuk Mommy," kata Sean tersenyum hangat pada keduanya, lalu memberikan es krimnya.

"Terima kasih, Dad!" kata Somi dan mulai memakan es krimnya.

Sean lalu menatap Rubby yang juga sibuk dengan es krimnya, ia terkekeh ketika bibir Rubby belepotan seperti anak kecil. Jarinya terulur untuk membersihkan sudut bibir wanita itu membuat Rubby terkejut.."Eh."

"Ternyata kau masih sama, belepotan jika sedang menikmati es krim."

Rubby tersenyum malu, Sean masih ingat dengan hal-hal kecil seperti itu yang berhubungan dengannya.

"Tanggal berapa ulang tahunnya?" tanya Sean pada Rubby.

Rubby menatap Somi lalu pada Sean. "Satu minggu lagi dia akan ulang tahun."

"Dia .... Sama denganku?"

Rubby mengangguk, membenarkan. "Aku tidak percaya ini," kata Sean.

"Tapi ini nyatanya."

Tanpa banyak kata, Sean langsung memeluk Rubby erat. "Maafkan aku. Maaf."

"Ssst, untuk apa meminta maaf."

"Aku tau semua ini pasti sangat susah dan menyakitkan untukmu."

"Tidak ... tidak, jangan berbicara seperti itu. Karena sekarang kau sudah bersama kami," kata Rubby dengan suara bergetar.

Sean tersenyum, ia tidak menyangka Rubby sebaik ini. Sebanyak apa pun dirinya menyakiti wanita itu, Rubby akan selalu memaafkannya. Kebesaran hati dan kesucian jiwanya begitu mulia. Dan Sean adalah pria paling beruntung di dunia.

"Aku mencintaimu," kata Sean mencium pucuk kepala Rubby.

Rubby tersenyum haru di dalam pelukan Sean. "Aku lebih mencintaimu."

CHANCE ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang