10. cerita

60 13 0
                                    

"Sebenarnya. Hidup gue itu baik-baik aja. Tapi, karena gue ngelakuin satu kesalahan yang bikin keluarga gue hancur. Padahal itu juga gak sengaja ngelakuin hal itu".

"Emang lo bikin kesalahan apa? Sampai berakibat fatal kaya gitu" tanya shela menyela cerita riki.

"Waktu itu gue lagi masak sama ibu, ibu gue nyuruh buat potongin ayam pake pisau gede. Tapi tiba-tiba ada kucing yang loncat kearah gue. Kan gue kaget tuh, tah pas kaget itu pisaunya gak sengaja kelempar kena kepala ibu sampai kepalanya belah karena pisaunya nancep didahinya. Darah keluar bercucuran memenuhi kepala ibu. Ibu hue pusing dan langsubg jatuh kebawah. Pas jatuh kebawah, kepalanya terbentur kena lantai yang menyebabkan kepala ibu makin hancur dan darah makin banyak keluarnya. Tapi lagi-lagi.......... astagfirullah kucingnya masih gak bisa diem. Kucing itu lompat keatas kipas angin yang lagi nyala, pas kucingnya mau loncat lagi, tiba-tiba kipasnya jatoh terus kena kepala ibu. Akibat kipas yang berat danmasih nyala, kepala ibu akhirnya remuk bro dan darahnya berceceran dab berterbangan kemana-mana tertiup kipas itu. Setelah ngeliat kejadian mengerikan itu, gue melongo karena kaget. Dannnnnn...........akhhhhhhhhh. gue menjerit histeris. Mayat ibu terdampar didepan gue. Gue langsung mendekat dan memeluk ibu hati-hati (rizki takut kena darah jadi meluknya hati-hati). Gue nangis sambil bilang "ibu kenapa mati duluan kan katanya mau bareng sama riki sama ayah, ibu jangan pergi sekarang kan ibu belum beliin riki boneka anabel sama boneka caki buuuu ibukan udah janji"  gue sambil teruz nangis. Akhirnya gue berinisitip untuk mencabut pisau itu tapi...... ayah datang dan dia juga melongo dulu liat mayat ibu. Ayah mikirnya kalo gue yang bunuh ibu, soalnya ayah liat gue megang pisaunya. Ayah langsung ngambil 2 pisau ditempatnya dan mengarahkan pisaunya kearah gue. Ya gue takut akhirnya gue lari kekamar dan langsung ngumpet di bawah tempat tidur. Perasaan gue deg-degan gak karuan. apakah ini yang dinamakannya jatuh cinta. Kembali kemasalah. Ayah lansung nyusul gue kekamar dan nyari-nyaru gue sambil teriak-teriak manggil nama gue. Pada saat ayah liat ke bawah kasur langsung saja dia ....
Lempar lempar pisau yang ada ditangannya ke leher gue. Nyaris copot sih karena pisaunya nancep terlalu dalam, tapi gue masih hidup dan langsung kabur dari situ. Pas lagi lari, ayah ngelemparin lagi pisaunya. Sekrang bukan ke leher tapi perut. Sumpah sakit banget. Dari situ gue sadar kalo gue bakal mati. Dan disitulah akhirnya gue menghembuakan nafas terakhir. TAMAT."  Riki nafas ngos-ngosan
"Huh cape juga cerita gituan"

Shela tidak menyngka kalo hidup riki begitu absurd

"Tragis juga ya hidup lo. Tapi sekarang ayah lo kemana?" Tanya shela heran karena pas pertama kali beli rumah ini yang jual malah ibu-ibu bukan bapak-bapak. Berarti kemana ya ayahnya riki?

"Ayah gue.... emmm... dia setelah bunuh gue langsung pergi keluar rumah dengan wajah khawatir. Tapi pada saat ayah nyebrang, dia ketabrak truk sampai badannya hancur lebur. Dan disitu gue merasa puas melihat ayah akhirnya ikut mati bersama. Pada hari itu keluarga gue mati semua"

Dan begitulah cerita nya riki
                      The end

"Udah gitu doang? Tanya shela masih belum puas dengan semua itu. "Oke abdul Sekarang gue mau nanya sama lo" shela gak sadar kalo dari tadi ia hanya memanggil abdul saja tanpa nama panjangnya.

Riki segera membantah ucapan shela." Lo panggi apa tadi? Coba bilang sekali lagi!" Ujar riki agar shela memanggil nama panggilannya. Riki tidak tidak menyukai panggilan abdul itu karena merasa seperti bapak-bapak.

Shela sedikit kesal karena dia harus mengulang ucapannya. Walaupun sangat malas bicara, tapi ia tetap mengulanginya. "Abdul sekarang gue mau nanya sama lo. Boleh?" Tekannya sekali lagi.

"Gak. Ngomongnya harus bener dulu" ujar riki karena shela masih tidak menyadari apa kesalahannya.

"Gue lagi gak mau debat jadi bilang apa salah kata-kata gue ab-" shela menyadari sesuatu.

"Gue maunya dipanggil nama panggilan gue tapi yang bener"

"Tapi itu terlalu panjang" ucap shela malas.

"Yaudah gue gak mau jawab kalo lo masih manggil gue abdul"

"Ya nama lo yang gue inget cuma itu. Emang apa salahnya?"

"Kalo lo gak mau panggil nama panggilan gue, seenggaknya panggil gue riki aja jangan abdul" jelas riki panjang lebar.

"Yaudah sekarang gue panggilnya riki tapi lo gak usah banyak omong tentang nama lo itu. Setan!" Shela masih emosi.

"Lo bahasanya kasar banget. Gue gak suka" ucap riki pura-pura marah.

"Ya kan lo emang setan. Nyadar diri atuh" sergah shela. "Lagian lo banyak ngomong ya dasar setan lucu" ungkap shela sok imut padahal dia lagi kesel.

"Lo bilang gue lucu? Benaran?" Ucap riki tak percaya. Riki sudah tersipu malu karena di sebut lucu. "Gak usah berlebihan gitu akhhh mujinya. Gue kan jadi maluuuu" riku senyum-senyum sendiri.

"Iya lucu. Saking lucunya, gue jadi pengen nabok"

"Jahatnya......."






                     *****

Shela jadi gitu kalo ketemu orang baru. Ehhh maksudnya SETAN baru.

Penasaran? kalo iya baca cerita selanjutnya!

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang