12. almarhumah deska

55 13 0
                                        

"Tapi mereka itu.......kaya gak asing deh mukanya" riki menerka-nerka.

"Emang gak asing, merekakan hantu tetangga sebelah" setelah shela mengatakan itu barulah riki berucap

"Ohhhh. Iya bener gue juga pernah liat"

"Udah ikhhh lepas tangan kotor kalian dari telinga gue" shela bergidik jijik.

"He. Udah dilepa kali dari tadi" ucap hantu itu memberitahu.

"Tapi ini kuping gue masih kerasa ditutupin, kalo bukan kalian siapa coba?" Shela mulai was-was.

2 hantu petot itu melirik lagi kearah telingan shela dannnn.....

"Akkhh kita lupa, tangannya ketinggalan. Hehe. Kita ambil ya" 2 hantu itu mengambil tangan mereka yang ketinggalan . Mereka bicaranya barengan terus pemirsah. "Kenapa bisa copot lagi sih" gerutu salah satunya.

"Lupa dilem kali" ujar riki memberitahu ngasal.

"Ohiya. Kita lupa ngelemnya" 2 hantu itu nyengir. "Yaudah kita pulang dulu ya" pamitnya.

"Iya. Jangan kesini lagi, bisi ngerepotin" teriak shela.

"Jadi gue dikacangin nih" ujar deska datar. Sedari tadi shela dan riki sibuk mengobol dengan 2hantu tadi. Sampai lupa kalo disisi mereka ada deska.

"Ya lo pikir aja sendiri!" Jawab riki mentah-mentah.

"Gue kesini mau bicara serius sama lo shela. Jadi dengerin jangan main-main" ucap deska dengan nada mengancam.

"Sok atuh mau bicara apa. Gue dengerin!" Jawab shela santai.

"Gue mau bicara tapi jangan ada hantu ini" sindir deska pada riki.

"Maksud lo gue" riki peka. Gak gue akan tetep disini takutnya nanti lo ngapa-ngapain shela lagi"

"Udah rik lo pergi aja gue mau bicara sama deska"

"Gapapa nih?" Ucap riki tak yakin.

"Gak. Dah sana lo pergi!" Shela mengusirnya.

"Yaudah. Bye" riki akhirnya pergi juga.

"Hemm sekarang mau ngomong apa?" Tanya shela mulai takut karena ia hanya berdua dengan deska.

"Gue mau bales DE-NDAM" deska menekankan kata dendam.

"Ma-maksudnya a-apa?" Ucap shela terbata-bata.

"Alah pura-pura gak ngerti lo! Sok polos" ujar deska sinis.

"Gue emang gak ngerti lo mau bal-"
Deska memotong ucapan shela

"Lo-lo udah baca diary gue kan, kalo udah harusnya lo tau bang**"

"Maaf deska, maaf!" Shela menunduk ketakutan. "Kan lo udah bales dendam sama papa gue, kenapa sekarang lo bales dendan ke gue" shela mulai menangis.

"Lo tau, papa psyopath lo itu bunuh papa gue dan gue" ucap deska berteriak.

"Hah!?" Shela terkejut mendengarnya. "Gue gak tau soal itu! Tapi gue tau kalo papa gue itu psychopath" Ucap shela jujur.

"Lo itu lola, males gue jelasinnya"

"Jadiii lo-lo itu sekarang bukan manusia?" Shela menerawang. "Berarti sekarang lo.... udah jadi almarhumah? Tapi muka lo biasa aja jadi gue gak peka."

"Emang lo gak liat di surat yasin"
Deska menyodorkan surat yasin pada shela dan shela membacanya.

"Mengenang 40 hari almarhum deska aqila"
Dan diatasnya ada foto deska sedang melotot, matanya gerak-gerak lagi.

shela mengangkat kepalanya keatas dan tangan mengetuk-ketuk dagunya mencoba berfikir.
Tapi saat shela melihat lagi kedepan, shela terkejut karena deska tidak ada disitu. Disitu hanya ada sesosok makhluk buruk rupa. Seperti makhluk yang ada di toilet sekolahnya. Ya kepala hantu itu bolong. Tapiiii hantu itu sekarang baunya busuk banget. Ada belatung, kelabang, dan cacing yang memenuhi seluruh tubuhnya. Suasana ditempat itu seketika menjadi horor.

"Kaget?" Tanyanya singkat.

                         ***

Jangan lupa comment dan vote ya!

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang