"Iya saking lucunya, gue jadi pengen nabok" ucap shela sadis
"Jahatnya....."
Entah mengapa riki sekarang benar-benar lebay. Biasanya riki enggak lebay tapi bawel banyak omong. Shela pun merasa ilfeel
Dengan riki karena sifatnya itu."Emmm..... rik, kan lo udah curhat nih ke-" sebelum shela meneruskan ucapannya, riki langsung memotongnya.
"Bukan curhat tapi sekedar informasi" sergah riki cepat.
"Sama aja woyyy. Lagian itu lebih ke curhat, dari pada informasi" balas shela tak mau kalah.
"Kan tadi lo yang nanya"
"Oh" shela hanya menjawabnya singkat. "Udah gue lanjut bicara ya!" Kesal shela karena ucapannya dipotong.
"Sok aja!" Ujar riki mempersilakan.
Sebelum shela berbicara pada riki, ia menimbang -nimbang dulu. Akhirnya setelah berpikir cukup sebentar shela pun memilih curhat pada riki.
"Rik, kan gue itu punya temen disekolah, namanya deska. Deska keliatannya baik, tapi gue ngerasa takut sama deska. Rasanya kaya gimana gitu" sebelum shel melanjutkan ceritanya, riki keburu memotongnya.
"Kenapa lo bisa gimana gitu sama deska. Emang ada apa?"
"Yakan gue ngerasa gimana gitu setelah gue baca diarynya" mengingat itu shela merinding.
"Dan gue gak nyangka kalo deska itu psychopath. Jadi gue takut temenan sama psycopath""Ya terus? Kenapa lo cerita ke gue?" Tanya riki karena tak mengerti apa maksud shela.
"Ikhh ya lo peka dong. Gue itu minta tolong sama lo gimana caranya biar gue jauh dari deska"
"Ya lo-"
Tiba-tiba ada sebuah bayangan melintas dibelakang riki. Hanya shela yang menyadarinya. Shela melihat sekitarnya untuk memastikan apakah yang ia lihat barusan. Pada saat shela melihat ke depan, ia terpelonjak karena sosok deska ada d depannya."Lo ngomongin gue?" Tanya deska datar "kenapa gak jawab kaget gue ada disini?"
"Deska ko- k- kok lo ada disini?"
Shela terlihat gugup. Ia takut kalo semua omongannya didengar oleh deska."Ya gue dari tadi disini. Gue disuruh kesini sama pembantu lo, katanya masuk aja" ujar deska memberitahu.
Shela cepat-cepat merubah mimik mukanya menjadi biasa saja, mencoba untuk tetap tenang walaupun shela gugup karena takut kalo deska denger semua omongannya.
"Oh gituuuu"
"Padahal upin. Hahahha. Gue udah denger semua bangusan lo. Lo gak nyadar? Atau.... bodoh?" Deska tertawa sinis. Shela selama ini tidak menyadari kalo deska selalu mengintainya.
"Emangggg dari ka-pan lo ada disini?" Shela syok.
"Dari la.ma" deska menekan setiap katanya.
"Bohong lo ya?" Tanya shela tak percaya.
"Gue serius" deska mulai mengeluarkan emosinya.
"Dannnn siapa setan culun, cupu, alay, dan cerewet ini?" Deska menyebutkan semua sikap-sikap riki."Lo tau dari mana kalo gue ganteng?" Jawab riki ngaur.
"Lah? Gue bilang apa lu jawab apa?" Deska jijik melihatnya.
"Serah gue dong" riki melirik ke arah shela. "Cilli gue gantengkan?" Tanya riki pada shela sok pede. Sekarang riki panggil shela dengan sebutan cilli karena omongannya yang pedas-pedas. Entah dari mana riki mendapatkan nama konyol itu.
"Siapa yang lo panggil cilok?" Tanya shela sok polos. Lo tadi ngomong apa sih gak jelas, gue cuman denger lo ngomong cilok doang"
Riki terkejut ketika ia memperhatikan shela. Ada sepasang hantu anak kecil yang menutup kedua telinga shela. Shela pun merasakannya dan ketika ia melihatnya shela juga terkejut. Tapi dengan wajah datar tentunya.
Dari mana datangnya hantu lemet ini?. Batin shela.
"Asstagfirullah shela ada sepasang hantu dideket lo, cepetan lo pergi dari situ!" Riki riweh sendiri tapi shela biasa-biasa saja.
"Dah tau" jawab shela datar.
"Tapi mereka itu......"
***
Jangan lupa vote dan comentnya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
HorrorShela bukan anak biasa. Ia mempunyai kemampuan lebih. Yaitu melihat makhluk tak kasat mata. Meskipun begitu, shela tidak memperdulikannya. Tapi setelah ia bertemu dengan deska si aneh teman dekatnya di sekolah barunya, hidupnya jadi rumit. Banyak ma...