13. terkuak

57 13 5
                                    

"Kaget?" Tanya deska singkat.
Deska mendekatkan wajahnya pada shela.

"G-gak bi-asa aja" jawab shela gagap. "Lo yang waktu itu di toilet ya?" Shela masih ingat betul wajahnya.

"Hem" seketika wajah hantu itu berubah lagi jadi deska semula.

"Lah kok deska?" Shela cengo melihatnya. "Ta-tadi wujud asli lo des?"

"Ya lo pikir aja sendiri" deska menunjuk kepala shela. "Ya  inilah hasil dari kerjaan bokap lo!" Deska mulai nyolot.

"Deska maaf gue gak tau kalo papa gue masih psychopath dan buat lo jadi kaya gini. Maaf" cicitnya.

"Maaf,maaf! Telat. Emang maaf bisa bikin gue hidup lagi? Enggakan. Maaf lo itu gak berguna. Dan gue mau lo juga ngerasain apa yang gue rasain sekarang!" Ujar deska emosi.

"Tapi papa gue pasti ada alasannya ngebunuh lo" shela mencoba menenangkan deska.

"Alasan? Apa ada alasan orang untuk membunuh?" Deska berfikir sebentar. Setelah ia membunuh desta, deska langsung melarikan diri. Tapi pada saat dijalan, ada orang yang menarik tangannya dan membawanya kekolong jembatan. Lalu orang itu menusuk dahi deska sampai bolong. Tidak sampai disitu, orang itu juga menyayat leher dan mukanya. Dan disitulah deska meninggal dibunuh oleh papa shela. Wow. "Iya sih, tapi gak usah bunuh gue kaya gitu juga" akhirnya deska mengaku.
"Emang sih gue juga mau mati, tapi gak kaya gitu juga. Gue maunya matinya itu lebih kerenan"

"Lo gila ya?" Ujar shela tak habis pikir dengan deska. "Lo tau? Dulu gue juga psychopath kaya lo" deska terperangah. "Tapi papa dan mama gue menyadarkan gue kalo jadi pembunuh itu gak baik. Dan papa bilang kalo dia juga udah bukan psychopath lagi" jelas shela panjang lebar.

"Tapi papa lo udah keterlaluan" deska masih menyela. "Kenapa dia bunub papa gue hanya karena alasan bisnis?"

"Bukan hanya itu. Lo gak tau, setiap papa gue bunuh orang itu pasti ada alasan yang membuat dia membeci orang itu dan ingin membunuhnya"

"Gak. Papa gue itu orang baik" deska tidak terima dengan ucapan shela. Ya memang deska hanya tau sifat luar papanya saja.

"Lo gak tau des, kalo papa lo itu sering nyiksa karyawan dikantornya dan papa gue tau itu"

"Hah?!" Deska tidaj bisa membalas.

"Gu-gue gak ta-tau"

"Ya makanya sekarang dikasih tau" ucap shela

"Oh" deska membulatkan mulutnya. "Tapi gue gak terima, gue masih harus lanjutin cita-cita gue buat bikin lo menderita!" Deska semakin marah

"Sampai kapan?" Tanya shela polos

"Nanya lagi. Ya sampai lo matilah" ucap deska seenaknya.

"Jangan. Gue gak mau kalo gitu" yeh shela nawar.
Tiba-tiba riki datang menghampiri mereka berdua.

"Udah belum ngobrolnya? Gue mau main nih sama shela" riki langsung ngomong.

"Siapa juga yang mau main sama lo" ucap shela sinis.

"Kok gitu sih" riki cemberut.

"Ya maaf bercanda"

"Hey hati-hati lo kalian berdua aja disini, awas hilap!" Deska memperingatkan.

"Hilap? Maksudnya?" Tanya riki tak mengerti.

"Heh. Udah gak usah dipikirin" shela menengahi.

"Yaudah kalo gitu, gue pergi" deska menyeleneng pergi dari kamar shela. "Tapi ingat gue akan tetep teror lo shel".

"Pergi mah pergi aja mbak" usir riki.

"Yaudah sekarang mau main apa?"

                         ***

Setelah kepergian deska, rumah shela sekarang banyak hantunya. Hantu-hantu itu bermunculan disudut-sudut dinding rumah. Hantu-hantu itu sangat menggagu shela. Mereka kadang mengeluarkan suara-suara aneh, dan menangis secara tiba-tiba. Yang mengerikannya lagi, mereka iti selalu meninggalkan jejak darah. Ya begitulah hantu-hantu itu bermunculan.

"Lo siapa sih?" Tanya shela mulai jengah dengan tingkah laku para hantu itu. Shela bertanya pada salah seorang hantu yang masih kecil yang sering tinggal dirumahnya baru-baru ini.

"Hantu itu hanya menggeleng..."

                           ***

Update setiap sore-malam!

Kalo mau cepet updatenya kalian jangan lupa vote and comment!

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang