09

1K 146 2
                                    


Langkah kaki Jieun terasa berat saat hendak masuk ke rumah kediaman Jungkook. Alasan dia ingin kemari, karena ingin membicarakan pernikahannya dengan Jungkook.

Jieun mengetuk tiga kali pintu rumah Jungkook, dan sekali – kali ia menekan bel rumah Jungkook. Buliran keringat mengalir di pelipisnya. Hati Jieun berdegup dengan kencang, dia agak ragu dengan apa yang ia lakukan sekarang.
Pintu rumah Jungkook perlahan – lahan terbuka, ternyata itu adalah Mr. Jeon .

“ Jieun-ah, kenapa kamu malam – malam kemari? “ Mr. Jeon membukakan pintu rumahnya, dan menyuruh Jieun duduk di ruang tamu.

“ Saya hanya ingin membicarakan tentang … “

“ Pernikahanmu? “ Jieun melirik kearah mata Mr. Jeon, matanya menyiratkan rasa kecewa dan sedih.

“ Jieun-ah, aku bakalan sangat beruntung jika kamu kelak menjadi putriku. Dari dulu kamu tahukan, kalau aku selalu memperlakukanmu layaknya putriku sendiri? “

Mulut Jieun terbungkam saat Mr. Jeon menanyakan pertanyaan itu. Memang benar apa yang diucapkan Mr. Jeon, dari dulu Jieun memang diperlakukan dan dianggap seperti anaknya sendiri.

“ Tolong Jieun-ah … menikahlah dengan Jungkook, dan jadilah putriku. Cintai dan ubah dia Jieun-ah, hanya kamu yang bisa melakukan itu “

“ Mr. Jeon … Saya minta maaf, saya tidak bisa menikahi Jungkook “

“ Kenapa? Apa kalian berdua bertengkar atau Jungkook_ “

“ Bukan begitu masalahnya, hanya saja … saya tidak pernah mencintainya bahkan suka pun tidak pernah. Saya ingin menikahi Jungkook jika saya jatuh cinta dan sayang kepadanya, tapi … saya tidak pernah merasakan perasaan itu. Maafkan saya Mr. Jeon “

“ Jieun-ah … tolong, jangan batalkan pernikahan ini. Saya ingin, kamu mempertimbangkannya dulu “

“ Terima kasih Mr. Jeon “

Setelah percakapan singkat itu, Jieun segera pulang ke rumahnya. Saat hendak masuk kerumahnya, tepat didepan pagar Jieun mendapatkan pesan dari Jimin. Jieun membaca pesan singkat yang dikirimkan Jimin.

Jieun-ah, besok temui aku sepulang sekolah di lapangan basket ok! ‘

Jieun tersenyum gembira sekaligus penasaran. Jieun tidak sabar untuk menemuinya besok.

~~ ♡ ~~

Keesokan harinya seperti biasa, Jieun berangkat menuju sekolahnya menaiki bus. Tapi hari ini ada yang sedikit berbeda yaitu, dia tidak berangkat bersama Jimin.
Jieun sekarang duduk di halte, menunggu busnya. Seketika itu ada seorang kakek tua berjalan kearahnya, dan memberinya sebuket bunga mawar warna merah.

“ Ambil ini nak “ Kakek itu memberikan buket bunga itu kepada Jieun, dengan senang hati Jieun menerima pemberian kakek itu. Jieun menatap kearah buket bunga itu, rasa penasaran dan ragu saling beradu dihati Jieun.

“ Terima kasih kakek, tapi ini dari siapa? “

“ Saya juga tidak tahu, dia hanya menyuruhku untuk memberikan ini kepadamu “

“ Dia itu siapa kek? “ Kakek itu terdiam sambil tersenyum kepada Jieun, lalu kakek itu pergi tanpa menjawab pertanyaan Jieun.

Tak lama setelah kepergian kakek itu, bus yang dinanti – nanti Jieun akhirnya datang. Jieun segera masuk kedalam bus itu dan mengambil tempat duduk terdepan.
Selama diperjalanan, Jieun meneliti sisi – sisi dan bagian – bagian dari buket itu. Berharap ada sebuah pesan tertinggal disana. Karena terlalu fokus meneliti bunga itu, membuat Jieun tidak sadar bahwa ada seorang anak laki – laki sedang berdiri disampingnya.

“ Permisi! “ Jieun menoleh kearah anak kecil itu. Anak itu sangat manis dan lucu, apalagi saat dia tersenyum.

“ Iya, adik kenapa? “ Anak kecil itu tersenyum kepada Jieun, lalu menyerahkan sebatang cokelat kesukaan Jieun.

“ Ini untuk kakak! Dimakan ya! “ Anak kecil itu menaruh cokelatnya ditangan Jieun, lalu lari menuju ibunya. Mata Jieun terbelalak saat melihat cokelat itu berada ditangannya, dia takut jika nanti dia mengadu ke orang tuanya.

“ Kenapa dia memberiku ini? “ Batin Jieun. Pintu bus terbuka, menandakan kalau mereka sudah sampai ditujuan. Jieun segera membayar dan turun dari bus itu.

Setiba disekolah, semua pandangan murid – murid menuju kearahnya. Semuanya tersenyum ramah dan menyapa Jieun, apalagi saat dia dikelas. Semua teman kelasnya pada tersenyum dan menyapa Jieun dengan ramah, seakan – akan hari ini ulang tahunnya.

Bangku Jieun berada diujung bagian kiri dekat jendela. Saat Jieun hendak menuju bangkunya, semua temannya pada memberi jalan agar Jieun bisa lewat. Jieun duduk dibangkunya dengan penuh perasaan bingung sekaligus aneh.

Jieun memasukkan semua barangnya di loker lemari yang tempatnya tidak jauh dari bangku Jieun, lalu menaruh cokelatnya di bangku loker. Saat Jieun memasukkan cokelatnya di bangku, terdapat sebuah benda yang menjanggal. Jieun mengecek isi lokernya, dia terkejut saat melihat sekotak bekal berwarna pink muda berada di lokernya.

Jieun mengeluarkan bekal itu lalu merabanya, dan itu masih hangat berarti bekal ini barusan diisi. Dia membuka kotak bekal itu dan melihat isinya. Ternyata isi bekal itu adalah semua makanan kesukaan Jieun.

“ Hei! Apa ada yang punya kotak ini! “ Teriak Jieun, tapi tak ada satu pun temannya yang merespon.

Saat Jieun hendak menutup kotak bekal itu, dia sadar bahwa ada tulisan dibalik tutupnya.

‘ Selamat makan Jieun-sshi’

“ Apa ini untukku? Tapi dari siapa? “ Jieun bergumam penuh pertanyaan.

1. U & I [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang