33

820 83 4
                                    


3 bulan telah berlalu. Rasa duka yang menyelimuti mereka, kini teralihkan dengan rasa gembira. Meskipun mereka masih belum bisa merelakan kepergian Jimin. 3 bulan Jieun menjalani hidupnya tanpa Jimin, di bantu dengan dorongan Jungkook. Hingga akhrinya, Jieun perlahan bisa mengikhlaskan kepergian Jimin. Begitu pula dengan Taeyeon.

Rasa senang kian membara saat Jungkook melihat kekasihnya kembali ceria lagi. Membuang jauh rasa kehilangan-nya. Melihat Jieun yang perlahan – lahan mulai berubah, menggairahkan nafsu membara untuk melamarnya. Dengan bermodal cincin perak, cinta, dan sebuket bunga mawar. Jungkook memberanikan dirinya melamar Jieun di hadapan ribuan orang sebagai saksinya.

Jungkook menyewa satu meja VIP untuk mereka, memesan beragam menu berkelas yang dapat  menggoda nafsu makan mereka. Alunan musik klasik mengiringi makan malam mereka. Denting piano menggema di ruangan mewah nan megah ini.

Menggunakan dress berwarna putih, di tambah dengan make up ringan di wajah Jieun. Mempercantik dirinya malam ini. Begitu juga dengan Jungkook, tampil tampan mengenakan blazzer berwarna putihnya.

“ Apa kamu senang hari ini? “ Jungkook menuangkan segelas wine kedalam gelas Jieun. Ia tersenyum manis, menunjukkan gigi kelincinya yang imut. Lucu, tampan, manis, dan mempesona. Itulah yang Jieun kini lihat dari sosok Jungkook. Sosok pria romantis, dan juga humoris.

“ Tentu saja, apalagi saat bersamamu “ Jieun mendentingkan gelasnya dengan gelas Jungkook. Mereka meneguk sedikit cairan menggoda itu.

Rasa gugup di hati Jungkook menggila di hatinya. Seorang pelayan mengantarkan sebuah kue kecil rasa strawberry kepada mereka, dan di saat itu juga. Jungkook memberi sinyal kepada pelayan yang ada disana untuk memulai rencananya.

Alunan piano yang tadinya terdengar klasik, kini mengalunkan nada – nada yang cukup romantis. Membuat siapa saja yang mendengarnya terhanyut perasaan. Lampu mewah yang ada diatas tengah – tengah restoran, perlahan meredup. Menyisakan cahaya dari lilin yang ada di setiap meja.

Wajah cantik Jieun bersinar di kegelapan, pantulan cahaya lilin mempercantik wajah polosnya. Denting piano yang sengaja dipesan Jungkook untuk momen ini, mengiring aksi berlutut di hadapan Jieun. Dengan sebuket bunga mawar, dan cincin di tangan-nya. Jungkook tersenyum berlutut di hadapan Jieun, sambil berkata …

“ Jieun-ah … maukah kau menikah denganku, dan menerima cincin pertunangan ini? “ Wajah Jieun langsung bersemu merah, dan matanya berkaca – kaca.

“ Iya, aku mau “ Seisi ruangan itu bertepuk tangan meriah, di tambah suara siulan dari beberapa oengunjung disana. Jungkook tak dapat menahan rasa bahagianya. Rasanya melegakan, sekaligus bahagia dan terharu.

“ Cincin ini adalah tanda cintaku, dan masa depan kita … terima lah “

Jieun pun memberikan jari manisnya, dan Jungkook memakaikan cincin itu disana. Mereka telah resmi bertunangan, disaksikan oleh beberapa tamu yang datang malam ini. Mereka bertepuk tangan, seakan ikut merasakan rasa bahagia mereka.

Wajah cantik Jieun tak hentinya bersemu menatap cincin yang ada di jari manisnya. Air mata Jungkook mengalir perlahan. Rasa gugup yang sedari tadi menghantuinya, akhirnya terlepas. Tergantikan dengan rasa lega, dan juga bahagia.

Semenjak malam itu, Jungkook dan Jieun mulai mempersiapkan pernikahan mereka. Dengan bantuan Taeyeon, semua urusan pernikahan mereka berjalan lancar. Persiapan pernikahan yang kini mereka lakukan, terasa berbeda jauh dengan apa yang dulu mereka lakukan. Kini mereka menyiapkan pesta pernikahan mereka sebagai pasangan resmi, bukan karena paksaan ataupun perjodohan.

Hati Jieun terasa senang setiap kali Jungkook menemainya. Jungkook tak pernah sekali pun mengalihkan pandangan-nya dari Jieun. Beda seperti dulu. Mereka memilih gaun pernikahan bersama, memilih dekorasi untuk pernikahan mereka, intinya semua persiapan mereka lakukan bersama.

1. U & I [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang