--Satu tahun yang lalu--
IMAM PENGGANTI
#imam_pengganti (2)"Kamu kenapa lagi, Yesha? Berantem lagi sama Papamu?"
Silfy, sahabat Yesha sejak awal masuk kuliah, menatapnya sendu, melihat gadis itu uring-uringan dari awal datang ke butik.
Silfy dan Yesha memiliki usaha butik bersama. Karena mereka berdua lulusan Fashion Design. Yesha mencintai bidang fashion sejak kecil. Tapi Papanya selalu menentang hobi menggambar sketsa baju. Dia selalu meremehkan bakat Yesha itu. Menurutnya, menjadi Fashion desainer sama saja dengan menjadi tukang jahit pakaian. Tidak akan menghasilkan uang banyak. Paling juga tidak cukup untuk uang jajan Yesha sendiri.
Papa Yesha selalu mengarahkan untuk mengikuti jejaknya. Karena kelak dialah yang disuruh menggantikan posisinya. Padahal Yesha juga punya adik laki-laki yang usianya beda 4 tahun. Yesha ingin adiknya saja yang akan menggantikan posisi papa di perusahaan.
Farrel Aditama Wijaya nama adik Yesha. Sekarang dia baru semester 3 mengambil jurusan manajemen sesuai perintah sang papa. Oh ya, kenapa Yesha bisa kuliah sampai lulus Fashion Design? Bukan manajemen seperti yang papa pinta? Karena Yesha bersi keras menolak permintaan tersebut. Yesha mengancam kalau tidak setuju kuliah di jurusan pilihannya, maka dia tak mau kuliah, biar menjadi pengangguran saja, menghabiskan uang orang tuanya. Setelah melewati perdebatan alot, akhirnya pria itu mengalah, merelakan Yesha mengambil jurusan itu.
"Mereka pergi lagi. Tiga bulan. Ke Jerman."
Mereka yang dimaksud adalah orang tua Yesha. Sejak Yesha kelas 2 SMA, Perusahaan konstruksi Papanya berkembang pesat, sampai menembus Eropa. Walhasil papanya sering wira-wiri ke luar negeri dalam waktu lama. Mamanya, tentu saja menemani sang suami. Sejak saat itu Yesha dan adiknya, Farrel hanya tinggal bertiga, dengan nenek, ibu dari mama. Serta ditemani orang kepercayaan orang tuanya--Bik Minah--yang sudah mengabdi di rumah itu sejak Yesha berusia 14 tahun. Selain itu, di rumah ada beberapa asisten rumah tangga dan satpam yang dipekerjakan papanya.
Setelah nenek meninggal diusia Yesha yang ke 19 tahun, dia dan Farrel kembali terpukul dan merasa sendiri.
Hidup kecukupan dengan materi pemberian orang tua, membuat Yesha menjadi boros. Dia suka shopping di mal, mentraktir teman-teman, dan sesekali mengadakan pesta kecil di rumah. Hal itu dilakukan karena dia ingin mempunyai teman. Teman yang bisa mendengar ceritanya, memberi semangat dan memperhatikanya. Hal yang tak pernah didapat dari orang tuanya.
Bagi orang tua Yesha, cukup memberi materi berlimpah agar tidak kekurangan untuk memenuhi keinginan anak. Yesha akui papa bukan orang yang pelit pada anaknya. Setiap bulan, dia selalu mentransfer sejumlah uang yang jumlahnya cukup besar bagi anak seusia mereka kebanyakan. Asal anak tidak kekurangan, itu sudah cukup bagi Handoko.
Padahal Yesha dan Farrel manusia yang punya hati, punya rasa, dan butuh diperhatikan, butuh disayang, butuh dipeluk, butuh disanjung, dan juga butuh ditegur apabila salah. Nyatanya ... tidak pernah mereka melakukan hal itu. Hanya kerja, kerja, dan kerja yang ada di pikirannya.
Kadang Yesha berpikir, kenapa mereka mempunyai anak? Toh, mereka tidak pernah mencintai anak-anaknya. Kenapa mereka hanya memikirkan kerja? Mengembangkan usaha? Menumpuk pundi-pundi rupiah? Padahal mereka sudah sangat kaya. Apa yang ingin mereka capai? Kadang dia tak habis pikir dengan jalan pikiran orang tuanya.
---***---
Di sinilah Yesha dan Silfy sekarang. Sebuah klub malam yang terletak di Surabaya. Tempat yang sering mereka datangi ketika sedang suntuk. Mereka memang suka berkunjung ke klub. Tapi perlu dicatat, Yesha sama sekali tidak pernah menyentuh minuman beralkohol. Dia tak suka dengan minuman haram tersebut. Tapi entah kenapa dia suka berkunjung ke sini. Lebih tepatnya karena Silfy yang mengajanya pertama kali ke sini. Saat Yesha habis bertengkar dengan papanya. Dan dia tak pernah ke sini sendirian, selalu bersama Silfy.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM PENGGANTI
Spiritual#2 - kisahcinta 18/04/2019 Ayesha Wijaya, gadis modern, seorang desainer muda, mestinya akan menikah dengan Narendra Atmadja. Namun sayang, pria itu meninggalkannya tanpa alasan yang jelas, sehari sebelum hari pernikahan. Padahal, undangan telah dis...