"Itu desain gaun pengantinnya?" tanya Silfy saat Yesha membuat desain gaun pengantin di ruang kerja.
"Iya, aku mau membuat gaun pengantin sesuai impianku, kebaya untuk akad nikah dan gaun ini untuk resepsi."
Salah satu impian Yesha dulu adalah membuat gaun pengantin. Impian itu akhirnya terwujud sekarang. Yesha akan menikah dengan Narendra Atmadja dua bulan lagi. Mereka sengaja tidak menggunakan jasa Wedding Organizer untuk mewujudkan pernikahan impian mereka. Selain gaun pengantin yang didesain sendiri, mereka juga mencari gedung, katering, dekorasi, souvenir, make up artis dan segalanya sendiri. Mereka menikmati kebersamaan dan kerepotan menyiapkannya. Dengan harapan agar pernikahan impian mereka terwujud dan berjalan lancar.
"Sayang, hari ini aku ada meeting penting dadakan. Jadi tidak bisa mengantar kamu mencari souvenir. Bisa dicancle dulu kan janjinya? Lusa aku free." Suara Rendra di ujung telepon membuat mood Yesha surut.
Tadinya mereka berencana mau bertemu dengan supplier souvenir pernikahan, tapi harus dibatalkan karena meeting dadakan. Ya sudah, mau gimana lagi. Yesha tak mau jika harus memutuskan sendiri souvenirnya. Biarlah, biar lusa saja. Lebih baik dia pergi makan siang dengan Silfy saja.
"Silfy, keluar yuk, makan siang."
"Loh, bukannya kamu ada janji pergi dengan Rendra siang ini?"
"Rendra ada meeting dadakan, jadi tidak bisa."
"Oh gitu? Okey, let's go!"
Mereka meninggalkan butik menuju kafe untuk makan siang. Setelah sampai di kafe, Yesha mengedarkan pandangan mencari meja yang kosong. Maklum, jam makan siang membuat kafe itu penuh pelanggan. Ada satu meja yang kosong di pinggir jendela besar. Mereka melangkah menuju meja tersebut. Di sebelah mereka ada seorang wanita yang Yesha seperti mengenali wajahnya. Tapi dia lupa siapa dan kapan bertemu dengan wanita itu. Sedikit mengingat-ingat, tapi tetap tak bisa memastikan, akhirnya dia abaikan. Mungkin perasaannya saja, atau wajahnya memang pasaran.
Setelah memesan menu, Yesha dan Silfy ngobrol tentang persiapan pernikahan. Tiba-tiba terdengar wanita di meja sebelah bicara dengan seseorang di telepon.
"Iya, Rendra sayang, aku sudah di kafe sekarang. Kenapa kamu lama sekali."
............
'Rendra? Kenapa nama yang dia sebut, sama dengar nama calon suamiku?' batin Yesha."Jadi kita pindah tempat? Oke di kafe apa, Sayang?"
........
"Baiklah, Wait me. Miss you Narendra."'Hah ...! Narendra? Kenapa bisa sama persis? Apa Narendra yang dimaksud adalah Narendraku? Tapi ... dia bilang ada meeting dadakan tadi. Dan tak mungkin Rendra selingkuh, kan? Kami akan segera menikah dua bulan lagi.' Kembali batin Yesha bersahutan.
Tersadar dari lamumannya, Yesha ingin menanyakan kepada wanita itu, tapi telat. Dia sudah menghilang dari kafe ini. Yesha mengumpat. Perasaannya jadi tidak enak. Akhirnya diputuskan untuk menghubungi Rendra.
"Hallo ...Ssedang apa?" tanya Yesha setelah sambungan diangkat.
"Ee ... ini sedang mempersiapkan bahan untuk meeting." Terdengar keraguan dari jawabannya.
"Sudah makan siang? Aku ke kantormu, ya? Kita makan siang bersama."
"Ee ... ja-jangan, Sha! A-aku sudah makan, kok. Tadi sudah pesan OB untuk membelikan makanan. Lagian sebentar lagi meetingnya dimulai."
"Oh gitu? Kenapa kamu kedengarannya gugup, Ren? Kamu sakit?" tanya Yesha menyelidik. Nada bicara Rendra terdengar bergetar.
"Oh ... tidak. Aku hanya sedang sibuk mau meeting penting, Sha. Sudah ya, aku sudah ditunggu. Nanti aku hubungi kamu lagi." tuutt ... tuutt ....
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM PENGGANTI
Spiritual#2 - kisahcinta 18/04/2019 Ayesha Wijaya, gadis modern, seorang desainer muda, mestinya akan menikah dengan Narendra Atmadja. Namun sayang, pria itu meninggalkannya tanpa alasan yang jelas, sehari sebelum hari pernikahan. Padahal, undangan telah dis...