27. Yang Terbaik

575 48 3
                                    

Allahumma shalli 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'ala alii sayyidinaa Muhammad.

Tak semua keputusan yang kau ambil itu baik. Libatkanlah Allah dalam segala hal, agar tak ada kecewa di akhir kemudian.

~Takdirku~

***

Hari ini akan menjadi hari bersejarah bagi Shila di sepanjang dirinya menjadi mahasiswa. Karena tepat pada hari ini, ia akan melaksanakan sidang skripsi sebagai penentu apakah dirinya bisa lulus atau tidak.

4 tahun Shila menggali potensi dan kemampuannya di bidang manajemen. Sebentar lagi, dirinya sudah berhasil merampungkan pendidikan di bangku kuliah. Itu pun kalau proses sidangnya lancar, dan membuahkan hasil yang memuaskan.

Rapalan doa tak henti Shila ucapkan sembari menunggu namanya dipanggil. Harapan Shila saat ini hanya satu, ia bisa lulus dengan hasil yang mampu membuat kedua orang tuanya bangga. Titik. Namun, ia tetap memasrahkan segala hasil akhirnya hanya pada Allah. Karena Dia-lah yang telah mengatur segalanya.

Meskipun ia sudah berusaha semampu yang ia bisa, tapi ketika Allah berkata tidak, tak ada yang bisa mengubahnya. Walau demikian, Shila selalu percaya, bahwa setiap usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Ia yakin, Allah pasti akan menolongnya. Memberi petunjuk padanya dikala serentetan pertanyaan dari dosen penguji mulai keluar.

Untuk ke sekian kalinya Shila menarik napas dalam, dan mengembuskannya secara perlahan. Bukan suatu hal yang mudah bagi Shila, masuk bangku kuliah di usia yang sudah menginjak 20 tahun. Di saat semua temannya sudah mampu melewati beberapa semester, Shila baru bisa memulai perjuangannya.

Namun, itu semua tidak menjadikan semangat yang tertanam dalam jiwanya surut. Dengan segala tekad yang dimiliki, Shila berhasil melewati ujian demi ujian yang sempat membuat pertahanannya roboh. Terlebih saat masuk semester akhir. Di kala kegigihan seorang mahasiswa diuji dengan rentetan tugas akhir yang menjengahkan.

Masih mending saat mendapat dosen pembimbing yang ramah dan baik hati. Itu benar-benar suatu nikmat yang patut disyukuri. Akan tetapi, jika seorang pembimbingnya merupakan dosen killer seperti Deri. Shila pun sangat tidak kuat ketika harus berhadapan dengannya. Benar-benar dibutuhkan kesabaran, kegigihan, kecermatan, serta disiplin penuh untuk menghadapi manusia beku nan kaku macam calon suaminya itu.

"Assalamualaikum, Shila." Shila menengok ke arah seseorang yang baru saja duduk di sebelahnya.

"Waalaikumsalam." Bibirnya tersungging. "Ma, aku kira kamu gak akan datang."

"Pasti datanglah Shil, secara kan aku perlu banget kasih semangat untuk kamu. Terlalu jahat rasanya kalau aku membiarkan kamu berjuang sendirian."

Shila merasa terharu mendengar ungkapan Najma. Ia sangat bersyukur bisa dipertemukan, dan ditakdirkan bersahabat dengan gadis seperti Najma. Meskipun tingkat keingin tahuannya selalu membuat Shila kewalahan, tapi ia yakin Najma melakukan itu karena dia peduli pada sahabatnya sendiri.

"Mohon dipersiapkan, peserta sidang selanjutnya, Shila Wardatul Azizah."

Jantung Shila langsung bereaksi saat namanya disebut. Kali ini detakannya mulai tak tenang. Perut yang sebelumnya baik-baik saja, mendadak mulas saking tegangnya ia, yang sekitar 5 menit lagi akan masuk ke ruang panas itu. Menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari dosen penguji selama beberapa jam.

"Aku yakin kamu pasti bisa, Shil." Najma berusaha membuat Shila tenang ketika raut wajahnya berubah tegang.

Sementara Shila, hanya bisa mengulas senyum kala Najma merangkulnya dari samping. "Makasih ya, kamu udah bersedia menemani aku, memberi semangat untuk aku, mendoakan aku juga."

Takdirku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang