Tanpa cindy tahu, richard datang ke kamarnya.
richard bingung kenapa adiknya belum turun untuk makan, padahal ia sudah menunggu dari satu jam yang lalu.
saat masuk ke kamar adiknya, ia ingin meneriaki karena adiknya masih mengenakan pakaian kampus dan belum mandi. Tapi ia urungkan niat itu saat melihat air mata di sudut mata adiknya. Menangis, ya adiknya menangis.Richard pun mendekat dan ia tempelkan punggung tangannya di dahi adiknya. Panas, adiknya demam.
Karena tidak berani mengganti pakaian adiknya, richard pun menyuruh si mbok yang suka beresin rumah untuk mengganti pakaian adiknya. Untung saja si mbok belum pulang.
setelah mengganti pakaian, si mbok pun ke dapur menggambil baskom berisikan air hangat dan anduk untuk mengompres cindy."mbok biar aku aja"
"loh bisa den?"
"bisa kok mbok, mbok pulang aja. Udah malem"
"yaudah mbok pamit dulu ya den"
"hati-hati mbok"
"iya den"
Setelah mbok pergi, richard pun memulai mengompres adiknya.
"kamu kenapa dek? Siapa yang udah nyakitin kamu?"
Tiba-tiba ia teringat alvis.
Richard pun mengambil ponsel adiknya dan membuka layar kuncinya.
Richard melihat daftar panggilan dan ada alvis disana 1 jam yang lalu.
Pasti ini semua ulah alvis, pikirnya.
Karena khawatir akan keadaan adiknya, richard pun tidur di samping adiknya. Kebetulan ukuran ranjangnya untuk 2 orang.
...
Saat sudah pagi
Richard pun terbangun karena sinar matahari menganggu tidurnya. Ia pun memeriksa suhu adiknya dengan cara menempelkan punggung tanganya di dahi adiknya. Sudah agak turun, pikirnya.
Tak lamapun adiknya terbangun
"morning cantik"
"hm"
"tunggu sini ya, abang mau manasin bubur yang semalem di masak si mbok"
Cindy pun mengangguk
Setelah beberapa menit, richard kembali dengan nampan yang berisikan semangkuk bubur dan air putih.
Richard pun membantu adiknya duduk
"abang suapin ya"
Cindy mengangguk
Pada suapan kelima
"udah, kenyang"
"satu suap lagi ya?"
"gak mau"
"yaudah nih minum dulu abis itu minum obatnya"
Cindy pun meminum obatnya
"kamu gak usah kuliah dulu"
Cindy mengangguk
Saat richard membereskan mangkuk ke nampan tiba-tiba adiknya memanggilnya
"abang" dengan suara menahan tangis
"iya?"
Hiks hiks
Cindy pun memeluk richard
"loh loh? Adek kenapa hm?"kata richard sambil memeluk adiknya
Tangisan cindy semakin kencang
Richard pun mengusap punggung adik kesayangannya itu
Setelah tangisan cindy mereda
"kenapa? Cerita sama abang"
"alvis"
Ternyata benar, alvis penyebab adiknya menjadi seperti ini.
"alvis kenapa?" tanya richard
Cindy menceritakan dari awal sampai akhir pembicaraannya dengan alvis di telpon tadi malam.
Raut muka richard pun berubah, ia menahan amarah.
Dari kecil ia menjaga adiknya agar tak menangis tapi alvis justru sengaja membuatnya menangis. Terlebih alvis adalah sahabatnya dari jaman SMA dulu.
Richard pun bangkit dari duduknya dan berniat pergi namun cindy menahan lengannya
"abang mau kemana?"
"enggak kemana-mana. Abang mau mandi"
"jangan tinggalin adek"
"enggak sayang"
Cindy pun mengangguk
"kamu istirahat ya, kan udah minum obat"
Cindy mengangguk dan langsung berbaring
Richard membenarkan selimut adiknya dan ia keluar dari kamar.
Richard pun menelpon senno
"no, lu dimana? Temenin gua ke surabaya sekarang"
"penting, nanti gua ceritain di jalan"
"ajak ion sekalian"Richard titipkan cindy pada si mbok, dan richard titip pesan jika adiknya menanyakannya jawab saja sedang kuliah.
"Siapapun yang berani nyakitin adek gua, bakal berurusan sama gua"-Richard
KAMU SEDANG MEMBACA
bad, but i love it [Day6. Youngk]
FanficCindy seorang perempuan tulus yang dihadapkan pada lelaki brengsek bernama Alvis yang hanya mempermainkan sebuah perasaan "kita putus aja, gue bosen sama lu" "gue punya cewe lain" "brengsek kamu vis" "dari dulu gue gitu"