Gun menatap pintu berwarna putih yang terpampang di depan wajahnya sejak 10 menit yang lalu. Tangannya berkali - kali terangkat untuk mengetuk namun diurungkannya kembali. Tangannya berkeringat karena gugup. Gun menghembuskan nafas, mempersiapkan hati agar kali ini benar - benar mengetuk pintu itu. Dia mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke daun pintu.
Namun yang terjadi adalah pintu tersebut terbuka sebelum Gun sempat mengetuk. Seseorang berdiri tepat di belakang Gun, mendorong pintu tersebut sampai terbuka. Si kecil berusaha mati - matian menahan detak jantungnya agar tidak terdengar oleh orang yang berada di belakangnya saat tubuhnya terdorong memasuki ruangan.
"Selamat pagi dek."
Benar, orang yang sedang berdiri menempel dengan punggung Gun itu tidak lain adalah Off Jumpol. Gun sebenarnya tidak perlu menoleh karena dia sudah hafal suara dan wangi tubuh Jumpol. Tapi entah mengapa dia malah memutar tubuhnya menghadap pria yang lebih tinggi darinya.
"Selamat pagi Bang Jum.", Gun tersenyum, memamerkan deretan giginya yang rapih.
Jumpol ikut tersenyum. Dia sedikit lega karena Gun masih bersikap seperti biasa kepadanya. Jujur saja setelah pengakuannya semalam, Jumpol khawatir kalau si kecil akan menjauhi dirinya. Namun senyuman Gun pagi ini menghilangkan rasa khawatirnya dalam sekejap.
"Bang Jum darimana?"
"Habis beli sarapan nih.", Jumpol mengangkat bungkusan roti bakar yang baru saja dia beli.
Gun mengenali bungkusan itu. Kedua sudut bibirnya tertarik sempurna, membentuk sebuah senyuman yang membuat Jumpol mabuk di pagi hari. Tanpa sadar atau memang sudah jadi kebiasaan, tangan Jumpol otomatis terulur mengelus surai hitam Gun.
"Ayo sarapan."
Mendengar kalimat Jumpol membuat Gun otomatis berputar dengan tidak sabar, hendak menuju meja makan. Namun si kecil tiba2 berteriak kaget. Jumpol mengikuti arah pandang Gun. Dia memutar matanya malas melihat New dan Tay sedang berdiri di tengah kamar. New tersenyum nakal sedangkan Tay tersenyum penuh arti.
"Hai Gun."
"Oh ehm selamat pagi Koh New, Aa Tay.", Gun tersenyum canggung.
"Kalian belum pergi?", Jumpol berjalan ke arah meja makan.
"Sialan kita diusir!", New menggembungkan pipi, ceritanya ngambek.
"Hayu atuh kita pergi.", Tay gemas dan mencubit pipi New. Yang dicubit kesal, hendak membalas dengan cubitan juga tetapi Tay bergerak lebih cepat. Dia menyambar kunci motor Jumpol dan melesat keluar kamar. Tak lupa menepuk pundak Gun saat melewati tubuh si kecil. New menyusul Tay sambil berteriak untuk berpamitan ke Jumpol dan Gun. Jumpol menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya itu.
"Koh New sama Aa Tay pacaran ya bang?"
Jumpol hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Gun dan mengisyaratkan si kecil untuk duduk sarapan. Gun menurut dan segera menyusul Jumpol ke meja makan.
"Kita mau berangkat ke rumah sakit jam berapa dek?"
"...", Gun menundukkan kepalanya.
"Kenapa? Hmm?", Jumpol menggenggam tangan Gun.
Gun tidak menjawab, masih setia menatap tangannya yang kini berada di genggaman Jumpol. Kenapa tangannya jadi terlihat sangat mungil di dalam genggaman Jumpol?
"Dek, ingat semalam aku bilang apa?"
Gun menggigit bibirnya. Jumpol merasakan kegelisahan Gun. Dia merengkuh tubuh mungil itu ke dalam pelukannya. Sesaat keduanya tidak ada yang bicara, hanya kesunyian dan kenyamanan yang melingkupi mereka berdua. Gun mendorong pelan tubuh Jumpol setelah merasa lebih tenang. Dia tersenyum menatap pria di hadapannya dan mengangguk kecil. Jumpol ikut tersenyum, paham dengan arti senyuman dan anggukan kepala si mungil walaupun tidak ada kata - kata yang terucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SECRET LOVE] SUGAR DADDY
FanfictionHanya cerita biasa tentang kehidupan ATP setelah diterima bekerja di GMM Bank. Hanya cerita biasa tentang kehidupan Jumpol setelah terlibat project bersama dengan karyawan baru bernama ATP.