Jogjakarta (Part 2)

3.7K 465 36
                                    

Kalau saja Jumpol belum pernah mengenal Gun, mungkin ia akan berpikir bahwa sosok pria mungil tersebut adalah seorang anak kecil yang sangat manja. Setelah selesai makan malam, Gun langsung bergelayutan dengan manja di lengan eyangnya. Bahkan saat ini pria mungilnya itu sedang memijat pundak eyang sambil sesekali memeluk neneknya dan mencuri satu atau dua ciuman dari pipi eyang.

Sisi manja yang ditunjukkan Gun membuat Jumpol sedikit terkejut. Pasalnya selama mengenal Gun, tidak pernah dijumpainya pria itu merengek manja untuk dielus kepalanya, seperti yang diminta Gun kepada eyangnya. Jumpol memang akan dengan senang hati mengelus kepala Gun tanpa diminta terlebih dahulu. Namun pria itu merasa iri melihat sisi manja yang ditujukan Gun kepada keluarganya. Ia juga ingin merasakan bagaimana Gun bergelayutan dengan manja di lengannya, bagaimana Gun memeluknya sambil mencium pipinya, bagaimana Gun memintanya untuk mengelus kepalanya, bagaimana Gun menceritakan kegiatannya seharian ini sambil bersandar pada dadanya.

"Jangan cemburu.", Terdengar suara wanita dari sampingnya.

Jumpol menoleh dan tersenyum kepada bude. Ia membantu bude menuangkan air panas ke 3 gelas yang berisi bubuk susu, masing - masing untuk Pim, Chimon, dan Chimmy.

"Saya nggak cemburu kok bude. Cuma sedikit iri."

Bude tertawa sambil menepuk lengan Jumpol karena tidak bisa menjangkau pundak pria itu.

"Nggak apa - apa kalau cemburu, dulu mantan pacarnya mas juga sering cemburu sama eyang."

Jumpol hanya tersenyum tipis. Padahal dia tau kalau hubungan Gun dan Oab dulu memang sudah sangat dekat. Pastilah kedua keluarga mereka juga sudah saling mengenal satu sama lain. Tapi pria itu kembali merasa sedikit iri karena berarti Oab sering datang dan bertemu dengan keluarga Gun.

"Mas memang anaknya manja kalau dia sudah merasa nyaman dengan seseorang. Tapi kadang mas juga bisa sedikit keras kepala. Kamu yang semangat ya Off, harus tekun dan sabar hadapi mas."

Jumpol mengangguk. Pikirannya melayang ke kejadian beberapa hari belakangan dan mulai menyadari sesuatu. Gun bukannya tidak bersikap manja kepada Jumpol. Justru sepertinya si mungil mulai sedikit bergantung kepadanya. Misalnya saja kejadian beberapa hari yang lalu, saat Gun tiba - tiba menyerobot masuk ke kamar kos nya tengah malam dan meminta ijin kepada Jumpol untuk menginap dengan alasan selimutnya sedang di laundry. Kalau dipikir - pikir memang alasannya sedikit aneh, tapi Jumpol tidak mempermasalahkannya. Terlebih saat Gun memintanya untuk segera memeluknya di dalam selimut.

Pandangan Jumpol terarah ke ruang tamu dimana si mungil sekarang sedang bersenda gurau dengan Chimon dan Chimmy. Jumpol ikut tersenyum ketika ketiga makhluk imut itu tertawa melihat Pim berjoget dengan lagu dangdut.

"Kalian sudah berapa lama pacarannya?"

"Ah, saya dan Gun belum pacaran kok bude."

Wanita itu sedikit terperangah namun kemudian menghela nafasnya. Dia tersenyum dan kembali menepuk lengan Jumpol.

"Bude kasih tips ya, mas paling cepat luluh kalau kita sering perhatikan dan manjakan dia. Jangan patah semangat ya. Mungkin mas hanya butuh waktu untuk menyadari perasaannya."

"Baik bude, saya mengerti.", Jumpol mengangguk mantap.

Bude kembali tersenyum sebelum mengisyaratkan Jumpol untuk membantunya membawa nampan berisikan 3 gelas susu, 1 gelas teh manis hangat untuk eyang, dan 1 gelas kopi hitam untuk pakde. Gun otomatis mengernyitkan hidung saat mencium bau kopi dan segera bergeser menjauh dari pakde. Pria mungil itu memang tidak bisa mencium bau yang menyengat seperti kopi atau asap rokok, kepalanya akan langsung terasa pening. Si mungil dengan cepat berlindung di belakang Jumpol dan membuat para orang dewasa tertawa.

[SECRET LOVE] SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang