Jogjakarta (Part 1)

3.9K 433 33
                                    

Jumpol membuka matanya perlahan kemudian menatap ke sekeliling ruangan. Melihat benda - benda asing yang tersusun rapih di ruangan itu membuat Jumpol sadar bahwa dirinya sedang berada di kamar Gun. Pria itu kemudian bangun dengan memegangi kepalanya yang sediki berdenyut, sepertinya disebabkan karena dirinya belum mendapat asupan enegi yang cukup. Di pesawat tadi dirinya lebih memilih untuk menatap Gun yang tertidur pulas sehingga dia menolak saat sang pramugari menawarkan makanan.

Sesaat setelah mendarat, Jumpol dan Gun memang dijemput oleh pakde dan kedua anak kembarnya yang berumur 6 tahun bernama Chimon dan Chimmy. Pria itu sedikit terkejut saat sang pakde berkata sambil menepuk pundaknya : 'terima kasih sudah menemani Gun, nak Off.'. Sepertinya Gun sudah sering bercerita tentangnya kepada keluarganya. Terbukti saat dirinya menginjakkan kaki di rumah eyang, wanita paruh baya itu mengenalinya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Eyang menawarkan Jumpol untuk segera sarapan namun pria itu menolaknya karena ingin makan bersama dengan Gun. Pria itu mendengar Gun sedikit meninggikan suaranya kepada Pim yang ternyata sudah tiba di rumah eyang sebelum mereka mendarat di Jogja. Jumpol sempat melihat Pim menangis sambil berlari ke dalam kamarnya. Kemudian melihat Gun berbicara dengan serius kepada seorang pria yang katanya mengantar Pim pulang pagi itu.

Pria bertubuh tinggi itu bahkan tidak sempat berkenalan dengan Pim dan tidak bisa menemani Gun berbicara dengan pria asing di ruang tamu. Eyang sudah mendorongnya masuk ke salah satu ruangan yaitu kamar Gun.

"Ini kamar mas. Nak Off boleh pakai dulu untuk istirahat ya. Masalah Pim dan temannya biar si mas yang urus."

"Iya eyang."

"Eyang harus pergi dulu untuk jaga toko sama pakde. Kalau mau makan tinggal hangatkan saja ya."

"Baik eyang."

Sesaat setelah eyang pergi, Jumpol yang memang belum tidur sama sekali segera merebahkan tubuhnya di atas kasur Gun. Dan dalam beberapa detik pria itu langsung tertidur dengan pulas.

Sakit pada kepalanya kemudian menjalar ke arah perutnya. Diliriknya jam, sudah pukul 11.27. Dirinya sudah tertidur sekitar 3 jam lebih namun kepalanya masih terasa pening. Mungkin karena dia belum mengisi perutnya dengan apapun sejak tadi.

Pria itu membawa dirinya keluar dari kamar Gun. Dengan memegangi kepalanya yang berdenyut, Jumpol berusaha berjalan menuju ruang makan. Dia melewati sebuah kamar yang pintunya terbuka dengan beberapa perabot feminin. Jumpol meyakini kamar itu milik Pim, sampai dilihatnya kedua kakak beradik itu sedang tertidur sambil berpelukan satu sama lain. Jumpol tersenyum melihat pemandangan yang sedikit mengurangi rasa pening di kepalanya.

Memasuki ruang makan, Jumpol baru menyadari satu hal. Rumah eyang Gun memang tidak mewah, rumah sederhana dengan 3 kamar dengan kamar mandi masing - masing untuk Gun, Pim, dan eyang. Ruang tamu dan ruang keluarga yang tergabung menjadi satu, serta dapur dan ruang makan yang berada di dekat kamar eyang. Kemudian masih ada halaman belakang yang dihiasi berbagai tanaman bunga. Satu hal yang pasti, perabotan di rumah itu merupakan perabotan yang mahal.

Jumpol membuka kulkas kecil dan menemukan sekotak susu bubuk yang sepertinya milik Pim. Pria itu memutuskan untuk membuat susu sebelum mengisi perutnya dengan makanan lain.

"Bang Off."

Jumpol menoleh dan mendapati Gun dengan rambut yang berantakan dan menggunakan kaos putih kebesaran menghampirinya sambil memeluk Abem - sebuah boneka burung hantu berwarna hitam. Gun segera memeluk Jumpol yang sedang membuat segelas susu.

"Still sleepy?", Sesuai kebiasaannya, Jumpol mengelus kepala Gun perlahan.

Si kecil mendongakkan kepalanya dan menggeleng lucu.

[SECRET LOVE] SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang