Penetapan

4.1K 469 65
                                    

"Pelan - pelan dek."

Jumpol mengulurkan tangannya, menyeka krim keju yang menempel di sudut bibir Gun.

"Gun lapar bang.", Si mungil mengerucutkan bibirnya. Roti keju miliknya sudah habis. Jumpol menyerahkan roti coklatnya yang sama sekali belum disentuh ke tangan Gun.

"Maaf ya dek. Janji deh habis ini kita makan di restoran yang enak. Kamu pasti suka.", Jumpol mengelus surai hitam Gun pelan.

Gun mengangguk lucu sambil menggigit roti coklat milik Jumpol. Jam sudah menjukkan pukul 7 malam namun orang yang ditunggu belum juga muncul. Sudah 1 jam lewat dari perkiraan kedatangannya. Jumpol melirik layar handphone nya sekilas, masih belum ada tanda - tanda. Pesan terakhir yang dikirimkan orang tersebut hanya mengatakan bahwa pesawatnya delay.

"Bang Jum mau?", Gun mengulurkan roti coklatnya ke mulut Jumpol. Gun sebenarnya merasa bersalah karena mengambil jatah roti milik Jumpol. Tapi apa boleh buat, cacing di perutnya sering berdemo kalau tidak diberi makan.

Jumpol menggigit roti itu dan mendekat ke arah Gun, membuat si mungil membeku di tempat.

"Rotinya manis, kayak kamu.", Bisik Jumpol.

Seketika semburat merah menjalar di pipi Gun, membuat wajahnya bertambah imut. Jumpol tidak tahan melihat rona merah di pipi Gun, dia mengecup pipi si mungil dan sukses membuatnya semakin memerah. Gun berdeham dan mengalihkan pandangan ke segala arah sambil menjilat bibirnya, kebiasaan saat dirinya sedang gugup.

"Jangan begitu dek."

Gun menoleh, menatap Jumpol tidak paham. Yang ditatap hanya menggeleng dan mengelus kepala Gun lagi. Si mungil kembali menggigit rotinya. Kali ini sedikit krim coklat kembali menempel pada sudut bibir Gun. Jumpol hendak mengangkat tangan untuk membersihkannya, namun pergerakannya terhenti saat Gun menjulurkan lidahnya untuk menjilat sisa krim coklat di sudut bibirnya. Jumpol memperhatikan pergerakan lidah Gun dari sudut bibir kemudian berputar ke bibir bagian bawah. Jumpol menelan ludah dan tanpa sadar menahan nafasnya.

'Shit! Sejak kapan bibir Gun terlihat begitu mengkilap dan menggoda?! Lidahnya - astaga!'

Sebelum Jumpol kehilangan akal sehatnya, handphone nya berbunyi. Pria itu berterima kasih kepada sang penelepon, dia tidak tau apa yang akan terjadi kalau tidak ada interupsi dari sang penelepon.

"Sudah sampai?", Kalimat pertama Jumpol terdengar seperti orang yang baru saja selesai marathon.

"Kenapa suaramu seperti kehabisan nafas?", Tanya orang di seberang telepon.

"Gate berapa?", Jumpol malah balik bertanya.

"Gate 5."

"Oke.", Jumpol mematikan sambungan teleponnya dan menoleh ke arah Gun.

Pria mungil itu sudah menghabiskan rotinya dan sedang menenggak air mineral dari botol. Pandangan jumpol lagi - lagi berhenti pada bibir Gun yang sedang menyedot air dari botol, kemudian turun ke leher jenjang si mungil yang bergerak naik turun saat menelan air. Jumpol menggeleng, berusaha menghilangkan pikiran aneh yang muncul di kepalanya.

'What's wrong with me today?!'

"Yuk dek kita ke gate 5.", Beruntung suaranya sudah stabil.

Gun mengangguk dan mereka pun berjalan ke gate 5. Tidak perlu waktu lama mereka pun sampai ke gate 5. Jumpol mengedarkan pandangannya dan tersenyum saat melihat orang yang ditunggu keluar dari gate. Jumpol sebenarnya tidak perlu melambaikan tangan karena tubuhnya yang tinggi sudah pasti akan terlihat diantara kerumunan orang - orang. Namun dia tetap melambaikan tangannya dengan semangat.

[SECRET LOVE] SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang