"Masih betah di kantor Jum?", New menepuk pundak Jumpol yang masih setia menatap layar komputer. New ini memang lebih muda 1 tahun dari Jumpol, tapi sudah terbiasa memanggil Jumpol tanpa embel - embel 'bang'. Jumpol sendiri tidak mempermasalahkannya.
"Jangan ganggu! Tanggung nih!"
New menghempaskan pantatnya di kursi sebelah Jumpol, yang memang merupakan kursi dan meja tempatnya bekerja. Pekerjaan New sudah selesai sejak 15 menit yang lalu, namun si kokoh sedang menunggu seseorang menjemputnya. Siapa lagi kalau bukan Tay. Mereka memang selalu pulang dan pergi kantor bersama, seluruh karyawan di GMM pun sudah sering memergoki mereka. Namun kedua orang tersebut akan mengelak saat ditanya status mereka, inilah jawaban yang selalu mereka lontarkan : it's complicated.
"Memangnya Tay belum selesai?", Jumpol merenggangkan tubuhnya yang sedikit pegal akibat terlalu lama duduk. Akhirnya pekerjaannya selesai juga.
"Belum. Sekarang kan jadwal bulanannya Tay.", New cemberut.
Si pecinta kucing itu menelungkupkan kepalanya di atas meja. Setiap tanggal 25 sampai akhir bulan Tay selalu bekerja lembur untuk mencapai deadline. Dan New harus bersabar menunggu Tay yang tidak jelas akan selesai jam berapa. Kalau beruntung maka pukul 21.00 Tay sudah bisa pulang.
"Kenapa lo nggak pulang sendiri aja New?", Jumpol mulai merapihkan meja kerjanya.
"Nggak ah, biar irit ongkos kalau bareng Tay."
Jumpol menggelengkan kepalanya. New ini bukannya berasal dari keluarga tidak mampu. Tapi memang dia selalu perhitungan kalau soal uang dan pelitnya sangat kelewatan.
"Lo pulang sekarang Jum?"
Jumpol baru akan menjawab sambil mematikan komputer ketika teleponnya berdering. Gun Atthaphan - nama yang tertera membuat jantungnya berdetak cepat. Gun tidak pernah menelepon ke extention-nya. Pria mungil itu selalu menghubungi New apabila kesulitan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan bagian pembukuan. New memang selalu menjelaskan dengan detail dan telaten. Sementara Gun yang notabene karyawan baru masih membutuhkan bimbingan.
"Oho... Tumben sekali Gun telepon lo? Biasanya dia telepon gue kok.", New mengerlingkan matanya menggoda Jumpol. Yang digoda hanya memutar bola matanya malas.
"Selamat malam dengan Off Jumpol, ada yang bisa dibantu?", Jumpol menjawab sesuai standar GMM Bank. Tangan kirinya berusaha mendorong tubuh New yang mulai mendekat hendak menguping.
"Selamat malam Bang Jum, saya Gun."
"Iya tau. Ada apa?"
"Ah itu... Apakah pekerjaan Bang Jum sudah selesai? Saya ingin berdiskusi mengenai project tadi. Ah tapi memang ini sudah malam ya. Atau besok pagi saja?", Gun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Si mungil itu sebenarnya sempat ragu untuk menelepon Jumpol. Pasalnya sekarang sudah pukul 20.00, sudah lewat 2 jam dari waktu kerja berakhir. Gun khawatir Jumpol sudah pulang sebelum akhirnya memutuskan untuk mengeceknya lewat aplikasi chatting di kantor.
Setiap karyawan GMM dibekali dengan 1 aplikasi chatting antar karyawan. Tinggal masukkan nama yang dituju maka akan muncul informasi apakah orang tersebut masih online atau tidak. Gun bernafas lega saat mengetahui chat Jumpol masih menunjukkan warna hijau yang artinya online.
"Oke, kau tunggu di lobby ya."
Gun sempat bingung kenapa harus bertemu di lobby, tapi akhirnya dia hanya menyetujuinya.
"Baik Bang Jum, saya tunggu di lobby. Terima kasih."
"Hmm..", Jumpol masih berusaha mendorong New yang sedari tadi sudah menempel dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SECRET LOVE] SUGAR DADDY
أدب الهواةHanya cerita biasa tentang kehidupan ATP setelah diterima bekerja di GMM Bank. Hanya cerita biasa tentang kehidupan Jumpol setelah terlibat project bersama dengan karyawan baru bernama ATP.