Matahari mulai terlihat di ufuk timur. Cahaya nya tampak begitu hangat ketika menembus dari tirai berwarna biru langit dalam ruangan itu sama sekali tidak mengganggu kegiatan dua manusia yang sedang tidur sembari berpelukan satu sama lain
"Ayaa.." bahkan suara dari makhluk manis bertubuh mungil yang saat ini tengah berusaha keras membuka pintu kamar kedua orangtua nya itu sama sekali tidak mengusik acara tidur sambil pelukan mereka itu
"budaa...."
Tidak ada jawaban. Makhluk manis bertubuh gempal dengan mata berbinar seperti kelinci itu menyerah karena tidak bisa menggapai gagang pintu. Ambil inisiatif lain dengan memukul2 pintu kayu berwarna putih itu sekuat tenaga
"Ayaa..!!" suaranya semakin keras dan parau. Tanda beberapa saat lagi lelehan air mata itu akan jatuh dari pelupuk mata binarnya karena takut kedua orangtua nya tak ada di dalam kamar
Dera yang pertama kali mendengar suara malaikat kecilnya itu langsung beranjak duduk dan langsung di tahan sang suami yang malah mengeratkan pelukan di pinggangnya.
"kak! Anakmu udah bangun iss!" bisik dera melepas pelukan itu. Dan apa boleh buat, arga hanya bisa pasrah guling kesayangan nya menghilang.
Jangan harap dia bangun. Setelah menikah ini dera tau satu kebiasaan arga yang paling susah dihilangkan adalah;
Paling susah disuruh bangun pagi
"buda--Aussh" suara malaikat kecil nya itu mulai memelan karena dera yakin pasti Aru sudah menangis karena sedari tadi tidak mendapat jawaban dari ayah ibu nya
Dera pun membuka pintu kamarnya. Dan benar saja, putra kecilnya itu sudah terduduk di lantai dengan kaki gempalnya yang di biarkan telentang dan bibir mungil yang menekuk siap2 menangis
Buru2 di gendong sebelum suara tangisan itu menggema di seluruh penjuru ruangan. Walau itu sia2 karena begitu Aru melihat sang ibu di depan pintu dan menggendong nya tangis nya pecah begitu saja
Anak berusia 2 tahun itu cukup lega karena ibu nya ternyata ada di dalam ruangan bernuansa putih biru yang dia benci itu. Aru ga suka karena kamar ini sering sekali menyembunyikan kedua orangtua nya lama sekali
Sejak Aru berusia 2 tahun ini. Arga dan dera sepakat untuk membuat kan kamar khusus malaikat kecil mereka itu supaya terbiasa. Walau terkadang jatuhnya malah dera yang ikut tidur di kamar putranya itu dan membiarkan arga tidur sendiri di kamar
"sshtt, jangan nangis lagi jagoannya bunda. Kan bunda udah disini" ucap dera sembari memberi hujan kecupan di pipi padat yang masih di baluri air liur di beberapa titik itu
Aru terkekeh sampai memperlihatkan gigi susunya yang sudah tumbuh di bagian bawah karena tingkah ibu nya yang sesekali ikut menggelitik perut gempalnya
Sedangkan arga yang daritadi tertidur itu bahkan tidak terganggu dengan suara tangis putranya.
Dera memindahkan Aru ke atas perut sang ayah yang tidur tanpa baju atasan itu.
"adek disini dulu ya, bunda buatin susu" ucap dera dan dapat anggukan setuju dari putra nya
Ketika dera keluar dari kamar. Aru menatap ayahnya yang bahkan tidak terganggu dengan dirinya yang sengaja di dudukkan si bunda di atas perut kotak2 sang ayah
"ayaa..." panggil Aru mencubit2 pipi ayahnya
Arga sedikit terkecoh memang. Sadar betul siapa orang yang selalu bisa membuat nya kepalang gemas setelah ibu dari putra nya ini.
Tanpa membuka matanya arga langsung memeluk putranya ini seperti sedang memeluk boneka beruang dan membawa nya berputar2 di atas tempat tidur berukuran king ini
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ARU-III
RomanceArga & Dera story kembali berlanjut!! season ketiga dari cerita pertama dan kedua mereka. membagi kisah romansa pasangan suami istri dalam merawat putra kecil mereka. tentu dengan sedikit bumbu kehidupan yg bisa dijadikan pembelajaran. Stay tune c...