D - 8

346 37 0
                                    


Arisa's pov


Dari kemarin, gue ngerasa jahat sama Ai. Sejak gue mulai deket sama dia, gue jadi suka ninggalin Ai. Apalagi pas kemaren pulang bareng sama Mashiho, gue liat muka dia sedih.

Apa gara-gara gue ninggalin dia ya?

Gue sebenernya pengen minta maaf, lagi. Dari pagi ini, gue dah minta maap ke dia, tapi dia cuma senyum kecil sambil geleng-geleng, bilang kalo gue gak salah apa-apa.

Dia sekarang lagi main hp depan gue, gue jadi canggung.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue takut dia lagi ada apa-apa, tapi gak mau terbuka sama gue.

"Lu gapapa kan,Ai?" tanya gue untuk keseribu kalinya.

Ai mengerutkan alis, "Kayaknya lu yang gak kenapa-napa deh ris, lu daritadi aneh"

Gue menghela napas, gue percaya dia bakal bilang apapun kalo ada masalah.

Gue berusaha tenang.

Yaa, semoga aja dia gak kenapa-napa.


Ai's pov


Gue jalan menuju kantin, bareng Arisa.

Dari kejauhan gue liat ada satu kerumunan anak laki-laki di meja pojok kantin.

Ada Mashiho.

Mata gue gak bisa pindah dari Mashiho. "Lu liatin siapa, Ai?" tanya Arisa.

Gue langsung mengalihkan pandangan gue, kemudian menggeleng.

"Gak kok, gak liat siapa-siapa"

Arisa mengeluarkan wajah jahilnya, "Kok gue gak percaya ya?"

Gue bingung harus jawab apa.

"Ohh yahh, gue tau lu pasti liatin Haruto kan?!" tanya Arisa setengah berteriak.

Refleks gue membekap mulut Arisa, gue takut ada yang mendengar.

Arisa berusaha keras untuk membuka bekapan tangan gue dari mulutnya.

"Haruto!! Di panggil Ai nih!!" teriak Arisa. Satu kerumunan itu langsung melihat kearah gue dan Arisa, termasuk Haruto dan Mashiho.

"AAACIEE AKHIRNYA HARUTO GAK JOMBLO LAGI!!" teriak salah seorang dari kerumunan itu.

Wajah Haruto terlihat biasa saja, tapi gue takut karena gue gak pernah bisa baca ekspresi Haruto.

Kemudian dia bangkit, lalu menghampiri gue.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa manggil?" tanyanya dengan wajah datar.

Gue mau menggeleng, tapi omongan Arisa mendahului gue.

"Dia mau ngobrol katanya sama lu" jawab Arisa cepat, lalu dia memukul bahu gue dan pergi.

Gue sama dia canggung, ditengah keramaian. Sampai akhirnya dia membuka pembicaraan.

"Lu udah makan?"

Gue menggeleng pelan, "Gak laper"

"Oh" jawabnya singkat, gak biasanya dia begini.

Gue terus mengalihkan pandangan, suasananya bener-bener canggung.

"Kenapa manggil?" tanyanya. Gue hanya diam.

"Oh, lu mau minta tolong gue buat manggilin Mashiho?" tanyanya. Gue langsung menggeleng.

"Gak kok, gue balik ke kelas ya" jawab gue.

Dia diam, kemudian memegang sebelah bahu gue, "Tunggu sebentar"

Dia balik kekerumunan lalu balik lagi ke gue sambil membawa sesuatu ditangannya.

"Mana tangan lo?"

Gue menyodorkan satu tangan gue, kemudian dia menaruh sebuah kotak.

"Apaan?" tanya gue.

"Buka di kelas ya" kemudian dia kembali ke teman-temannya.

Meninggalkan gue sendiri.

disarm |  treasure13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang