Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paginya gue terbangun, kemudian membuka lagi kertas yang tadi malam cowok aneh itu berikan.
Watanabe Haruto
Gue menghela nafas, ini maksudnya dia apa sih? Mau kenalan apa gimana?
Gue taruh kertasnya diatas meja, lalu pergi mandi.
Arisa's pov
Gue latihan pagi ini, sendiri.
Rencananya, sekolah kita pekan depan akan ada acara pentas seni. Kita bakal ngundang beberapa band dari sekolah lain juga.
Gue masuk ke bagian instrumen, jadi gue harus banyak-banyak latihan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana ruangan ini terlalu sepi, buat gue makin ngantuk.
Gue rela begadang hanya untuk menghafal not piano-nya.
Gak ada vokalis, buat gue jadi makin ngantuk.
Gue melirik kearah jam, masih menunjukan pukul setengah tujuh, masih banyak waktu untuk latihan sebelum minggu depan.
"Ah! Siapa sih yang bisa jadi vokalis sekolah kita?!" gerutu gue.
Gue langsung keluar ruangan dengan muka kesal, gue takut apa yang udah gue siapin sekarang sia-sia cuma karena gak ada vokalis, yaa walaupun gue tetap bakal main untuk sekolah lain yang tidak membawa band, tapi tetep sekolah gue yang harus diutamain.
Gue berjalan kearah mading, kemudian menempelkan beberapa pemberitahuan mengenai pentas seni pekan depan.
Gue harap dengan begini, banyak yang mau ikutan jadi pemeran di pentas seni ini.
Terus gue berjalan mengitari koridor, dan menempelkan poster itu.
Banyak yang tertarik melihat setelah gue menempelkan pengumuman itu,
"Woi! Arisa bukan?"
Tiba-tiba ada yang manggil gue ditengah kerumunan, gue menengok ke belakang.
Nihil.
Gue terus mencari sumber suara tadi.
"Woy! Gue diatas!"
Gue menoleh,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
