Barisan para zombie sangat banyak di dekat tempat bekerjanya para staf.Satu...dua...sial.Ada tiga belas zombie penghalang.Untuk sementara,aku mengawal yang lain sedangkan Tantou dan Zen membunuh para zombie itu.
"Kakak!Kakak selalu di dekat ku kan?". Tanya Niko sambil mengusap usap mata.
" Iya.Kakak sudah janji pada Ayah untuk selalu menjaga mu.".Jawab ku sambil tersenyum.Aku sedang mengawasi keadaan disekitar,selagi Mereka berdua mencoba membunuh para zombie.
"Teo...apa kita lama lagi?Aku ingin bertemu orang tua ku!". Keluh Oscar dengan nada putus asa.
" Hmm...tidak tahu.Selamat dari sini saja sudah sangat baik.".Ucap ku.
"Ibuu...tolong aku.". Ucap Siena dan Mayu hampir bersamaan.Aku berusaha menenangkan mereka dengan simbol jari agar diam.Tapi sia sia.Mereka malah menangis.Sangat keras.Hingga menarik perhatian para zombie.Di susul beberapa anak perempuan.Bahkan,Andre yang dikenal sangat pendiam dan tak pernah menangis kini menangis.
Niko hampir terpancing untuk menangis juga.Tapi aku dengan cepat menutup mulut nya.
" Jangan nangis Niko.Kakak di sini.Jangan nangis".Aku mencoba menenangkannya.Untung lah Niko mau menuruti perintahku.Tapi,tak hanya sampai di situ.Para zombie sudah mengelilingi kami.Bersiap untuk makan besar.Jantung ku berdetak hebat.Bagaikan berhenti berdetak.
"Tidaaak.Tidaaaak.Bagaimana ini?Aku harus melindungi banyak nyawa?Nyawa ku?Nyawa Niko?Atau yang lain?Aaahhh binguung". Keluh ku dalam hati.Karena Zen dan Tantou ternyata juga sedang berjuang.Menyebalkan.Baiklah.Sudah di putus,aku akan melindungi Niko terlebih dahulu.Para zombie kemudian berlari menuju kami.Dan...akhirnya kami berpisah,tak tentu arah.
Ku cabut pedang ini dari sarung nya.Ku angkat tinggi dan mengarah kannya ke salah satu zombie yang mulai mendekat.Cahaya lampu membuat ujung pedang ini bersinar.Sebelum darah yang menyinari nya.
Tanpa pikir panjang,aku mengayunkan pedang ku ke arah kepala zombie ini.Menebas dengan cepat,tanpa rasa bersalah.Cipratan darah mulai mengenai celana ku.Kepala itu kemudian jatuh ke lantai.
Jijik.Itu kesan pertama yang keluar dari ku.Dan,beberapa zombie lainnya mulai mengarah ke aku.Dan,lagi lagi,ku tebas kepala mereka.Rosi,Andhin dan Edsel yang melihat ku membunuh para zombie itu terlihat kagum.Dan berlari mendekati ku.Berharap dapat perlindungan dari ku.
Jika begini,sangat susah.Aku jadi tidak fokus pada para zombie.Tapi mau bagaimana lagi,mereka bergantung pada ku.Pak Nanda dan Pak Varo juga tak kalah.Mereka memukuli zombie zombie itu dengan potongan kayu yang berserakan dan dengan gagang pel.Tapi tampak sia sia.Itu tak cukup untuk menghentikan para zombie.
Satu,dua,tiga...aku harus bagaimana?Kini sudah ada tiga teman ku yang mulai terinfeksi.Mayu,Daniel,Yuka.Maaf kan aku.Aku tak bisa melindungi kalian.Mereka kini harus berjuang melawan rasa gigitan terkutuk itu.Kejang kejang,dan mulai menunjukkan tanda tanda perubahan.Tak kuasa hati ini melihat teman satu kelas ku seperti ini.
Kini,bukan hanya di gigit.Tapi juga di makan.Tidaaaaaaaaaak.Zara dan Rizal...mereka...tubuh mereka habis dikoyak oleh zombie zombie sialan ini.Ingin rasanya aku menangis.Meski aku dengan mereka tidak terlalu dekat.
Oscar,Siena,Dina...kalian berjuang lah.Untung lah mereka dapat membela diri.Meski itu saja tidak cukup.Tapi,setidaknya harapan baru kini sudah muncul.Aku dan yang lain kini tak perlu khawatir kalau kami akan menjaga yang lain.
"Semua dengar...ayo berkumpul!". Pinta ku dengan napas terengah engah.
" Untuk apa?".Tanya Rosi,yang masih sibuk dengan zombie nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182585511-288-k39424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MYSTERY :THE INVASION OF ZOMBIE
PrzygodoweSebuah keheningan,rasa cinta,dan kekerabatan yang awalnya indah berubah.Berubah menjadi suasana mencekam.Makhluk makhluk aneh tersebut sedang berkeliaran ke mana mana.Mencari mangsa berikutnya,untuk memuaskan hasrat.Rupa mereka begitu jelek,begitu m...