-Kasih sayang-

24 6 0
                                    

     Akhirnya,helikopter ini turun juga.Dan membiarkan kami turun.Dan menuju tempat evakuasi.Tapi,sepertinya tidak mudah untuk mencari Ayah.Di tengah lautan manusia.

"Terima kasih". Ucap ku pada orang yang sudah menolong kami.Dan dengan tergesa gesa,kami terus berlari ke depan.Mencari gedung evakuasi.Tentunya ada kendala juga di depan...Dest...Dest...Dest.

Itu suara tembakan.Berasal dari belakang kami.Ada tiga orang yang membantu kami.

" Siapa bilang kalian bisa pergi begitu saja?Kalian masih tanggungan kami.Jadi,tetap didekat kami.".Ucap pemimpin mereka dengan nada sinis dan wajah datar.

"Lagipula,kalian tahu letak gedung evakuasi?". Lanjutnya dengan bertanya.Aku dan Tantou hanya saling bertatapan.Dan berbicara di waktu bersamaan.

" Tidak".

"Kalau begitu,kemari dan jangan bertindak gegabah,yang menyebabkan kalian menyesal!". Kali ini,pemimpin mereka berbicara dengan nada yang lebih sinis.Yang membuatku semakin jengkel.Mau tak mau,kami harus ikut.Lumayan untuk menghemat tenaga.

Dan hingga akhirnya kami berjalan menuju gedung evakuasi.Berjalan?

" Maaf,kenapa kita berjalan kaki menuju gedung itu?".Tanya Tantou,lebih tepatnya karena ia ingin menaiki kendaraan agar tidak lelah.

"Ini cara terbaik.Jarak dari gedung dan tempat kita sekarang lumayan dekat.Jika menaiki kendaraan,itu berpotensi mengundang perhatian makhluk makhluk itu.Mengetahui kalau mereka sensitif akan suara.

" Begitu...".Kini,wajah Tantou terlihat kesal.Dan yang orang itu katakan membuat Tantou berkata lagi,dengan nada sindiran tentunya.

"Kalian kan hebat.Lengkap dengan senjata.Kenapa takut dengan makhluk tak ber otak itu?". Tergambar wajah sinis dari wajah Tantou.

" Kalian tahu.Hebat bukan berarti dapat menakluk kan apa saja.Dan ingat lah.Jangan mengeluh.Aku tahu maksud perkataan mu Nak".Kini,wajah orang itu terlihat menyeringai.Menatap kami bertiga dengan sangat tajam.

"Sudah,percepat langkah kalian,kita akan sampai". Sekitar tiga menit dari percakapan tadi,kami akhirnya sampat di gedung evakuasi.Hebat.

" Woah,banyak sekali militer,polisi dan tentara disini?".Tantou mengagumi pemandangan ini.Kagum memang melihatnya.Tapi,kekaguman akan berubah,jika satu saja zombie berhasil meng infeksi manusia di sana...maka tamat lah riwayat semua orang.

Ya tentu tamat.Lebih dari 900 nyawa di sana.Lebih dari 100 pihak keamanan di sana.Meski tidak akan semua yang terinfeksi.

"Tunggu di sini!". Ucapnya sambil mengambil alat komunikasi.Ternyata mengabari salah seorang pihak keamanan.Menanyakan apa masih terkendali.Ternyata masih.Syukurlah.

" Ayo!".Orang itu berkata dengan nada santai dan mengisyaratkan pada kami untuk bergerak.Beberapa kali dia mendorong tubuh kami bergantian.

"Ayo cepat sedikit!". Tak ku sangka.Dia mendorong Niko,hingga tersungkur ke tanah.

" Pak.Bisa tidak untuk tidak kasar?Adik ku hanya tidak bisa mengimbangi gerakan kita.Dia masih kecil".Tentu aku marah.Mungkin orang ini memang hebat,tapi adik tetap lah adik.Aku kemudian menoleh ke arah Niko yang sedari tadi diam.Yang ternyata sedang membendung tangisan nya.

Memang,saat aku memeriksa tubuh Niko,tidak ada goresan sedikit pun.Tapi tetap saja bukan?

"Niko,masih kuat kan?".Tanya ku sambil menyamakan tinggi kami.Tidak ada jawaban yang terdengar.Hanya gelengan kecil.

" Sudah,kuat lah!Jangan cengeng".Sunggu.Orang ini semakin membuat ku jengkel.Tapi,aku harus mengendalikan amarah ku.

"Baik lah". Jawab ku dan Tantou bersamaan.Tak ada pilihan.Aku harus menggendong Niko.Untung lah,Tantou berbaik hati ingin membawakan barang bawaan kami.

THE MYSTERY :THE INVASION OF ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang