-Maaf-

22 6 0
                                    

Aku sudah terbangun dari tidurku.Tapi,belum juga melakukan apa pun.Ini seperti nya masih terlalu pagi,dan Ayah juga belum bangun.Aku hanya mengucek ngucek mata saja sambil meregangkan otot otot kaku ini.

"Sudah jam berapa ini?".Gumam ku sambil memeriksa setiap sudut ruangan.Dan mendapati sekarang masih pukul empat pagi.Udara dingin masuk entah dari mana.Dan masih banyak orang orang yang belum terbangun.Mereka semua terlihat tidur dengan sangat nyenyak.Seolah olah tidak ada yang terjadi.

"Bagaimana ini semua terjadi sebenarnya?Dan,virus apa yang di ciptakan laboratorium itu?". Gumam ku pelan sambil membenahi pedang yang di beri oleh Tantou.

"Ternyata ada juga yang sudah bangun". Aku kaget dengan suara itu.Di barengi langkah yang ringan dan menepuk pundak ku dengan pelan.

" Ya...dan siapa dirimu?Aku belum belum pernah melihat dan mengenalmu".Ujar ku.Memang aku belum pernah melihat orang yang berbicara pada ku.

"Hehe,tentu.Namaku Kai.Kalau boleh tahu,siapa nama mu?". Kai mulai memperkenalkan diri,dan aku juga mulai memperkenalkan diri ku.

" Aku Teo.Senang berkenalan dengan mu,Kai".Seru ku dengan senyum kecil.

"Ya,aku juga.Wah,tunggu dulu...apa aku tidak salah lihat?". Tanya Kai tak percaya melihat sebilah pedang di samping ku.

" Tidak,ini hanya pedang biasa".

"Pedang biasa?Itu mainan ya?".

" Bukan,ini pedang asli.Hanya pedang biasa.Pedang katana".

"Wah,kenapa kau membawa pedang di tempat evakuasi?". Tanya Kai lagi,seolah tidak percaya.

"Hanya untuk berjaga jaga.Awalnya karena kami terjebak di pinggir hutan,dan mengenakan beberapa senjata untuk berjaga jaga". Jelas ku panjang lebar.

" Kalian dapat keluar dari sana?Hebat".Kini Kai malah memuji berlebihan.Sedangkan aku hanya melihat nya,sebagai tanda respon.

"Omong omong,kenapa kau menegur ku?".Tanya ku dengan datar.

" Aku hanya bosan,karena aku akhir akhir ini sering terbangun cepat".Jelas nya dengan wajah bosan.

"Ngomong ngomong,aku tidak mengganggu kan?". Lanjut Kai seraya melirik pada Ayah,Niko dan Tantou yang masih tertidur.

" Jangan khawatir.Tentu kau tidak mengganggu".Seru ku dengan senyum kecil yang tulus.

"Hahaha,kau ternyata orang nya ramah ya.Senang dapat berbincang dengan mu". Begitu lah kata kata terakhir dari Kai sebelum pergi meninggalkan ku.Dia terlihat begitu santai dengan keadaan ini.

" Kau terlihat selalu ceria ya?Senang dapat berbicara dengan mu".Ucap ku pelan dengan senyuman tulus.

"Teman baru?". Kali ini suara siapa lagi yang mengagetkan ku?Ya,Ternyata Ayah.

" Tidak".Jawab ku singkat.Sambil mengeluarkan pedang milik ku,dan melihat pantulan wajah Ayah.

"Kami hanya kebetulan berbincang sebentar". Lanjut ku dengan senyum.

" Begitu".

"Oh iya,Ayah.Ada yang ingin aku katakan". Ujar ku.Namu kini aku melihat langsung wajah Ayah.

" Mengatakan apa?".

"Ayah kan yang menyuruh beberapa orang bersenjata lengkap itu menolong kami?".

" Iya,ada apa?".

"Ayah.Aku ingin Ayah mau membantu ku". Keluh ku.

" Dalam hal?".

"Mengeluarkan teman juga guru ku yang masih terjebak di sana".Jelas ku secara langsung.

THE MYSTERY :THE INVASION OF ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang