-Menuju marabahaya-

33 7 0
                                    

Teo dan Niko sudah sampai di rumah.Mereka mendapati Ayah mereka sudah pulang.Untuk apa di rumah jika tidak ada yang menemani,selain adik.

Ini kesempatan Teo untuk meminta izin lebih dulu untuk besok.Ayahnya mengizinkan,tapi...Niko yang tahu akan hal ini merasa sedih.Karena dia pasti tidak di ajak.Apalagi kakaknya akan pergi dengan teman teman sekelasnya.

"Begitu...Jadi kakak besok akan bepergian ya?". Tanya Niko dengan nada sedih.

" Iya.Ada apa Niko?".Jawab ku dengan balas bertanya.

"Oh.Tidak apa apa.". Lanjutnya dengan senyuman.Senyuman yang di pakai untuk menutupi kesedihan.
Teo tentu tahu kalau adiknya begini bermaksud apa.Karena tidak tega meninggalkan adik nya di rumah,Teo kembali bertanya pada Ayah nya.

" Ayah.Boleh tidak aku juga mengajak Niko?".Tanya ku.

"Hmm...boleh,tapi kamu bisa kan menjaga nya?". Jawab Ayah.

" Tentu,bisa Ayah.".Lanjutku dengan senang,karena Ayahnya mengizinkan.

"Kalau begitu,persiapkan lah barang bawaan kalian malam ini.". Pinta Ayah sambil memutar bola mata,diakhiri dengan senyuman.

Aku melihat secercah kesenangan muncul dari diri Niko.Dia kembali ceria.Lalu aku menyamakan tinggiku dengan Niko.Dan dengan tiba tiba dia memeluk ku dengan erat.Aku heran kenapa dengannya.Lalu aku membalasnya dengan pelukan hangat juga.
Dan entah hanya ilusi ku atau tidak,aku mendengar dia mengatakan terima kasih pada ku.Dia terlihat sangat gembira.

Setelah cukup lama memeluk Niko,aku mengajaknya untuk mempersiapkan barang bawaan nya.Kami menuju kamar Niko.Mengambil beberapa potong pakaian dan dalaman,sisir,dan juga sandal ganti untuknya.

Aku membiarkan Niko memilih pakaian pakaian yang akan dia bawa.Setelah cukup lama akhirnya selesai juga.Dan tiba tiba handpone ku berdering.Dan Tantou sedang menelpon ku.Lalu ku angkat telepon darinya.Dan entah bagaimana dia tahu kalau aku membawa Niko.Setelah mengatakan hal itu,tak terdengar suara nya di telepon.Dan ku tanya pada nya ada apa dengannya.

Hingga beberapa kali,tapi belum ada jawaban.Hingga aku bertanya yang terakhir kali nya.Dia menjawab pertanyaan ku dengan suara yang terbata bata dan sedikit dengan nada gugup.Dia pasti memikirkan sesuatu.

Aku mulai merasa mengantuk.Dan hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja.Tapi aku sempat memikirkan sesuatu.Tantou.

"Ada apa dengan sahabatku yang satu itu.Dari tadi pagi dia terlihat aneh.Apa jangan jangan dia trauma atas kejadian yang terjadi pada kami beberapa hari yang lalu?Dia masih memikirkan nya?Ayolah Tantou, kau Itu kuat.Hilangkan pikiran buruk itu jauh jauh.Itu bukan hal baik jika terus kepikiran.
Semoga saja kau tidak apa apa,dan tidak memikirkan hal itu lagi.Kau tahu kan,aku juga masih trauma?". Gumam ku dalam hati.Hal ini menggangu ku sebelun tidur.Yang tadi nya sangat mengantuk jadi tidak mengantuk hingga beberapa lama.Sial.

Aku memaksakan untuk tidur.Tapi cukup susah juga.Hingga akhirnya aku lelah sendiri,dan tertidur.
-------------------------
Akhirnya,waktu berlibur tiba.Aku masih menunggu Niko yang masih bersiap siap.Selagi menunggu,ku lihat handphone ku sebentar.Ternyata sudah banyak chat dari yang lain.

Zen : "Kalian kok lama banget sihh?",.

Rosi : "Tunggu ya!...Gue lagi nuju ke sono".

Pahlevi : " Jangan kelamaan.".

Rizal : "Iya,ni aku mau berangkat.Tapi ngurus rumah duluu".

Zen : " Udah.cepat dikit napa?Malah main sosmed bukan nya berangkat!".

Tantou : "Ya sabar kawan,jangan marah marah doong!".

Rosi : " Bener tuhhh.Nanti cepat tua looh".

THE MYSTERY :THE INVASION OF ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang