-Kembali ke Kota-

21 5 0
                                    

     Malam ini,hari sangat dingin.Jendela kecil itu padahal sudah tertutup rapat.Tapi,hawa dinginnya masih saja terasa,dinginnya hingga menusuk ke tulang.Keadaan malam ini sangat hening.Hening yang tidak wajar.

     Di luar saja,para zombie telah menunggu untuk memangsa manusia.Bersembunyi dalam kegelapan.Memasang mata merah mereka.Aura kematian yang mencekam telah menyebar ke mana mana.
Menyisakan rasa ketakutan yang besar.

     Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Tapi Ayah belum juga memberi kabar.Sudah cukup lama juga aku menunggu.Aku tidak tahan akan hal ini akhirnya aku mengirim banyak pesan kepada Ayah.Setidak nya aku tahu Ayah akan membaca nya.Ya,membaca nya jika Ayah belum menjadi salah satu dari para zombie.

     Semua tertidur dengan tenang.Hanya aku sendiri lah yang belum tertidur.Kurasa?Aku hanya menyenderkan tubuh ku ke dinding ini.Sambil menetap langit langit ruangan ini.Aku tak tahu harus apa,biasa nya jam segini aku sudah tertidur.

     Aku hanya menghayal dalam diam.Menatap ke atas dengan kosong.Tiba tiba aku mendengar suara yang kecil menyebut nama ku.
"Teo...kenapa dirimu belum tidur?".Suara itu membuyarkan lamunan ku.Aku kemudian menoleh kesana kemari,untuk mencari sumber suara itu.Keadaan sedikit gelap,disini tidak ada lampu,hanya sinar bulan yang menerangi.

     Wajah itu,tampak samar.Tapi berambut panjang,pasti lah perempuan.Jika seperti itu,terlihat seperti lukisan siluet yang nyata.Itu adalah Rosi.

" Eh...engh...ini karena...aku belum mengantuk".Jawab ku karena gugup.Tumben sekali dia terbangun.Tapi,itu bukan yang ingin ku tanyakan.

"Rosi,kenapa terbangun?Apa keadaan ku yang belum tidur mengganggu mu?". Tanya ku dengan suara pelan yang kecil.

"Seperti yang dirimu ketahui juga,cuaca nya sangat dingin.Aku mencari sesuatu yang dapat menutupi diriku dari dingin.Dan kebetulan aku melihat mu belum tertidur". Jawab Rosi panjang lebar.Aku hanya mengangguk saat mendengarnya.

" kalau begitu.Ambil ini,agar dirimu tidak merasa kedinginan.Ya,walau aku tidak yakin,dapat menghangatkan atau tidak".Ucapku sambil menyodorkan jaket yang sebelum tidur tadi aku gunakan.Aku sedikit ragu saat menawarkannya.Ini terlihat tidak formal.

"...yakin?tidak merasa kedinginan?". Tanya Rosi,dengan tangan yang hampir meraih jaket yang aku sodorkan.

"Iya,aku yakin.Dan aku tidak merasa kedinginan kok". Jawab ku dengan senyum.Lalu Rosi menggapai jaket yang aku beri dan mengucap sesuatu yang terdengar dengan singkat,tapi dengan suara yang pelan.Berbeda dengan biasa nya.

     Lalu,dia sadar akan hal lain pada ku.Dan menanyakan hal lain itu pada ku." Terima kasih.".Dengan nada lembut yang pelan.Lalu Rosi melanjutksn berbicara.
"Jadi,hanya karena belum mengantuk saja belum tidur?".

" Sebenarnya tidak juga sih...hanya memikirkan beberapa hal saja".

"Kalau boleh tahu,hal apa itu?".

" Aku menanyakan kabar Ayah ku dari telepon dan pesan.Tapi keduanya tidak di tanggapi.Aku sangat khawatir pada Ayah.Apa beliau masih murni menjadi manusia".Jelasku dengan nada sedih.

"Begitu.Tapi coba tenanglah.Bepikiran jernih untuk hal ini.Dan yakinlah kalau Ayah kamu akan baik baik saja.Yakin pada kondisi beliau!". Rosi mencoba menenangkan ku,tapi,bukannya tenang malah aku bingung.Bingung dengan perkataannya.

" Apa?Yakin dengan kondisi beliau?Bukannya yakin dengan diri?".Tanya ku dengan menatap jaket yang belum juga Rosi pakai.

"Ya,kita harus yakin pada kondisi kita.Yakin karena kondisi tersebut pasti akan baik baik saja.Dan,tidak sepenuh nya yakin pada diri atau orang lain itu selalu membuahkan hasil yang baik.Terkadang justru berbalik dari yang kita harapkan.Kita yakin pada diri kalau kita bisa melakukan sesuatu,tapi hal tersebut tak sesuai dengan kondisi.Bukan kah itu akan sama saja?". Jawab Rosi dengan satu kalimat terakhir yang balik bertanya.

THE MYSTERY :THE INVASION OF ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang