Chapter 4 - The Boys.

1.5K 100 22
                                    

Ekspresi wajah Vanessa cukup menjelaskan betapa bahagianya dia sekarang.

Tempat yang ia kunjungi sekarang merupakan salah satu tempat yang paling Vanessa sukai di kota.

Kpop Store.

Vanessa membeli barang-barang yang menurutnya benar-benar menarik. Ia membeli beberapa album BTS. Sebenarnya ia sedang tertarik pada sebuah girlgroup, Dreamcatcher, tetapi di K-store ini tidak ada album mereka.

Tidak hanya kpop. Di K-store ini juga menyediakan stuff aktor & aktris Korea Selatan untuk para pecinta drama korea. Jangankan itu, toko ini juga menyediakan stuff berbau anime untuk para pecinta karya asal Jepang.

Vanessa menghampiri Agil yang menunggu didepan toko.

"Woy!" Vanessa menyenggol Agil cukup kuat sehingga membuatnya terkejut.

"Ngagetin lo!" jawab Agil kesal.

"Ehehe." kata Vanessa sambil mengacungkan dua jari, peace.

Agil mendorong kepala Vanessa dengan satu jari. Vanessa pasrah saja, dia ingin membalas tapi malas menarik perhatian banyak orang.

"Udah sore. Ayo pulang, nanti gue bisa dihajar Tante Lia kalau pulangnya telat," ucap Agil. Kini dia menarik Vanessa agar segera keluar dari k-store itu.

Agil baru saja akan memesan angkutan online. Tetapi Vanessa memutuskan untuk berjalan saja.

"Ga cape, tadi kan jalan juga? Dari dulu juga jarang banget lo makai kendaraan, kenapa?" tanya Agil heran dengan Vanessa.

"Cinta alam bor," jawab Vanessa bangga.

"Alam dicinta, gue-nya kapan?"

"Suatu saat ketika rambut Saitama berhasil tumbuh kembali," kata Vanessa mengundang gelak tawa Agil.

Agil menggeleng kecil, dasar.

"Gil gil," panggil Vanessa sambil menatap ke satu arah. Agil mengikuti arah pandangan Vanessa.

Tiga pemuda yang sedang berjalan sambil tertawa ria menjadi objek pandangan mereka.

Seketika Vanessa tersenyum, dan berlari menuju tiga pemuda tersebut setelah menitipkan belanjaannya pada Agil.

Agil yang juga mengenali ketiga pemuda tersebut segera menyusul Vanessa yang berlari. Tapi kecepatannya tidak maksimal dikarenakan belanjaan Vanessa yang dibawanya cukup menyusahkan.

Tawa ketiga pemuda itu terhenti ketika seorang gadis berhenti didepan mereka dengan tatapan marah.

"Loh? Vanessa?"

Dengan masih mempertahankan ekspresi marahnya, Vanessa melangkah mendekat pada ketiga pemuda tersebut. Entah takut atau mengapa, ketiga pemuda tersebut ikut mundur.

"AHAHAHA."

Ketiga pemuda tadi heran.

"Diky, Kiky, Reza, kok kalian disini?" ucap Agil yang baru sampai.

"Jalan-jalan, ga taunya ketemu," jawab Diky agak canggung.

"Mampir makan dulu yuk? Kami traktir deh," lanjut Reza, membuat tawa Vanessa sedikit mereda.

Setelah menghentikan tawanya, Vanessa mengangguk.

Agil, kali ini menjadi seorang tour guide untuk ketiga teman mereka yang sedang mengunjungi kota.

Reza melihat Vanessa yang memasang ekspresi ceria, lalu dia menghela nafas.

Mereka duduk bersama di sebuah kedai di tepi jalan. Setelah memesan makanan, mereka mulai berbincang dan bercanda.

IDOL [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang