Chapter 13 - Oppa.

1.1K 91 11
                                    

Tidak satupun dari trainees yang menyangka mereka dapat menyelesaikan lagu untuk penilaian dengan cepat. Satu bulan berlalu, dan mereka siap untuk penilaian hari ini.

Gugup adalah kata yang dapat menggambarkan trainees saat ini. Bahkan Yoona & Minyoung yang sudah terbiasa dengan evaluasi ketika menjadi trainee di agensi lain, juga merasa gugup.

Selama latihan, Vanessa sudah merasa sedikit terbiasa dengan kehadiran Yoona, Minyoung dan Hani. Untuk Haneul, Vanessa merasa baik-baik saja dan bahkan tidak merasa secanggung saat pertama kali bertemu orang lain dibandingkan dengannya.

Ini saatnya mereka menampilkan hasil latihan mereka. Ada coaches yang mengawasi mereka, juga ada tim penilai. Ah rasanya Vanessa ingin meleleh saja saking gugupnya.

Mereka bersiap untuk penampilan mereka. Baiklah, ini dia.

⚠Video hanya imagine agar cerita terasa lebih nyata⚠

Ketika musik diputar, entah mengapa rasa gugup Vanessa tadi tiba-tiba hilang dan berganti hasrat untuk menunjukkan kemampuannya dengan baik.

Trainees lain juga berusaha menunjukkan kemampuan mereka dengan baik. Mereka melakukannya sebaik saat latihan.

Ketika penampilan berakhir, coaches dan tim penilai hanya mengangguk-angguk. Tak ada pujian ataupun kritikan. Semua kesalahan akan diperbaiki saat latihan, begitupun untuk hal-hal yang mereka lakukan dengan baik, akan ditingkatkan saat latihan.

Setelah selesai, Vanessa dan rekan-rekan satu grup-nya keluar dari ruangan penilaian dan berpapasan dengan grup pertama. Mereka saling menyapa sebentar, sebelum grup pertama masuk kedalam ruangan penilaian untuk melakukan penampilan mereka.

Vanessa bersyukur penilaiannya hari ini telah berakhir. Rasa gugupnya datang kembali setelah penampilan selesai, jadi ia ingin segera pulang dan tentunya, makan.

***

Pagi mungkin terasa dingin bagi orang lain, tapi tidak bagi Vanessa yang sedang membaca pesan dari grup chat yang baru saja dibuat tadi malam. Isinya tentang bagaimana reaksi tim penilai terhadap penampilan, dan gosip-gosip lainnya.

"Oy," kata Yura. Vanessa menoleh, "Kenapa ka?"

"Ga berangkat? Entar telat," kata Yura mengingatkan. "Iya, ini mau berangkat," kata Vanessa lalu menyimpan handphone-nya.

"Kemaren penampilan kamu bagus," puji Yura. "Kaka liat? Ko bisa?" tanya Vanessa heran, karena tidak seharusnya Yura bisa melihat data-data ataupun file tentang trainee, karena dia tidak bekerja untuk BigHIt di bagian itu.

"Bisalah," katanya. "Semangat ya kamu, jangan terlalu seneng dulu sekarang masih ada banyak tantangan kedepan," kata Yura menasihati. Vanessa hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban.

"Oh iya," kata Yura, "udah beberapa bulan kamu disini. Kamu udah nentuin mau lanjut sekolah dimana?" tanya Yura.

Sekolah, tentu saja Vanessa merindukan suasana sekolah setelah sekian lama hanya berlatih untuk audisi.

"Aku masih ga bisa nentuin ka. Yang menurut kaka paling bagus aja deh," kata Vanessa, karena ia memang benar-benar tidak dapat menentukan kemana ia akan melanjutkan pendidikannya.

"Kaka udah duga kamu bakalan bilang begitu," kata Yura, lalu menunjukkan sesuatu lewat layar telepon genggamnya.

"Kamu tahu sekolah ini?" katanya setelah merasa yakin Vanessa membaca tulisan yang tertera di layar itu.

IDOL [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang