Chapter 8 - Hello Korea!

1.2K 92 9
                                    

Tiga bulan, tidak. Sudah empat bulan sejak Vanessa menerima email dari BigHit Entertainment. Ini saatnya dia harus berangkat.

Seorang diri, Vanessa harus berangkat ke Korea Selatan demi menggapai mimpinya.

Jangan khawatir. Vanessa sebelumnya sudah pernah melakukan perjalanan udara, sehingga ia dapat menjaga dirinya dengan baik selama di perjalanan ini.

Vanessa melihat sekitar. Mencari-cari seseorang yang akan menjemputnya setelah ia sampai di bandara Incheon.

"Vanessa!"

Vanessa menoleh kesamping dan melihat Yura yang berjalan ke arah nya. Senyumnya langsung mengembang, menandakan ia senang bertemu kembali dengan kakak sepupunya itu.

Setelah berpelukan sesaat, Yura segera membawa Vanessa ke apartemennya. Untuk sementara, Vanessa akan tinggal bersama Yura sebelum dia mengikuti audisi lanjutan BigHit.

"Gimana penerbangannya? Amankan sendiri?" tanya Yura.

"Aman kak. Aku kan pinter," jawab Vanessa. Dengan gemas Yura mengelus kepala Vanessa, lalu merangkulnya dan berjalan bersama menuju parkiran tempat mobil Yura diletakkan.

"Kau sudah bertemu dengannya?" tanya seorang laki-laki ketika mereka sudah sampai di parkiran. Yura mengangguk, lalu memperkenalkan Vanessa pada laki-laki itu.

"Ini adek sepupuku, Vanessa," kata Yura. "Dia Yunho, rekan kerja ku."

"Annyeonghaseyo*," sapa Vanessa dengan sedikit membungkukkan badannya.
*Halo

Mereka segera masuk kedalam mobil dan berangkat. Vanessa baru pertama kali melakukan penerbangan sendiri, jadi dia pasti lelah.

***

Hari ketiga di Korea.

Vanessa bangun di pagi hari karena mendengar suara ribut dari luar kamar tempat ia tidur. Ia segera keluar dan menemukan Yura sedang menyiapkan sarapan.

"Lagi apa kak?" basa-basi Vanessa.

"Menyiapkan sarapan untukmu," jawab Yura menggunakan bahasa Korea. Vanessa langsung mengerti kalau Yura ingin berbicara dengan bahasa Korea dengannya.

Vanessa hanya mengangguk-angguk menjawabnya.

"Eonni*, apa kau pergi bekerja hari ini?" tanya Vanessa sambil membantu Yura menaruh alat makan diatas meja.
*Sebutan kakak perempuan untuk perempuan

"Aniyo*, aku meminta cuti beberapa hari untuk mengurus kamu," kata Yura sambil mencubit hidung Vanessa.
*Tidak.

Hidung Vanessa langsung berubah merah. Dengan kesal ia mengelus-elus hidungnya.

"Appo*," kata Vanessa. Sementara Yura hanya tertawa kecil.
*Sakit.

"Ayo makan. Setelah itu rapikan barang-barang mu, lalu ayo kita berbelanja," kata Yura. Karena perkataan Yura sedikit lebih panjang, Vanessa harus berpikir sebentar agar dapat paham.

"Baiklah," jawabnya.

Setelah sarapan, Vanessa merapikan barang-barang nya. Meskipun sepertinya dia hanya tinggal sebentar disini, tetapi bukankah lebih bagus jika barang-barangnya teratur? Terlebih lagi apartemen Yura memiliki dua kamar, jadi kamar satunya bisa digunakan Vanessa dengan baik.

Yura masuk kedalam kamar Vanessa ketika dia sedang bekerja. Vanessa menggunakan earphone di telinganya, jadi dia tidak menyadari Yura masuk kedalam kamar.

Tok tok tok tok

"Eh kak?" Vanessa segera melepaskan earphone yang ada di telinganya setelah menyadari kehadiran Yura.

"Udah selesai beres-beresnya?" tanya Yura.

"Dikit lagi kak," kata Vanessa sambil merapikan beberapa barang terakhir.

Selesai dengan barang-barangnya, Vanessa langsung diminta Yura untuk segera bersiap-siap. Yura akan mengajak Vanessa berbelanja untuk kebutuhannya di Korea. Keadaan lingkungan Korea berbeda dengan Indonesia, karena itu Vanessa harus bisa beradaptasi.

Posisi apartemen Yura berada di daerah yang dekat dengan pusat kota, sehingga tidak memakan waktu banyak untuk sampai di pusat perbelanjaan.

"Eonni, kartu tadi sudah aku berikan padamu bukan?" Vanessa bertanya perihal kartu yang berisi sejumlah uang yang diberikan Vadi padanya.

Yura mengangguk, "Sudah."

Tujuan pertama dari kegiatan mereka sekarang adalah toko pakaian. Pakaian yang dibawa Vanessa bisa dibilang cukup sedikit jika dibandingkan dengan orang yang bepergian keluar negeri. Dan juga suhu di Korea tidak sehangat Indonesia sehingga pakaian yang dimiliki Vanessa tidak sesuai dan ia harus beradaptasi.

Yura membiarkan Vanessa memilih pakaian untuk dirinya sendiri. Tetapi ia malah menyesali hal itu melihat jenis pakaian yang dibeli Vanessa.

"Kenapa kamu hanya mengambil pakaian berwarna hitam?" tanya Yura sedikit frustasi.

"Kata eonni pilih sesuai yang aku suka," jawab Vanessa polos.

Yura menghela nafas, "Baiklah, tapi pilihlah beberapa pakaian yang berwarna." "Memangnya hitam bukan warna?" tanya Vanessa. "Vanessa kamu mau kaka tinggalin disini?"

Vanessa tertawa kecil, "Mianhaeyo*." Sebenarnya Vanessa paham maksud perkataan Yura, hanya saja dia suka menjahili orang dan satu-satunya orang yang dapat ia jahili sekarang adalah Yura.
*Maaf.

Meskipun begitu Vanessa tetap patuh. Ia memilih beberapa pakaian yang tidak berwarna hitam, ya meskipun hanya sedikit.

Toko pakaian, selesai. Ini saatnya Yura membawa Vanessa menuju toko kosmetik, dimana mereka akan membeli beberapa skincare untuk Vanessa. Untuk audisi langsung yang pertama kalinya, bukankah Vanessa tidak bisa terlihat buruk?

Tidak lupa, Yura membeli kosmetik untuk dirinya sendiri. Skincare untuk Vanessa hanya sedikit, mengingat umur Vanessa yang masih anak-anak dan belum boleh memakai banyak produk.

Selama di toko kosmetik Vanessa menyerahkan semuanya pada Yura. Dia belum paham apapun tentang ini.

"Mau makan dulu ga?" tanya Yura setelah mereka selesai dengan toko kosmetik.

Vanessa langsung mengangguk antusias. "Itu kak, aku pengen makan itu... Apa ya namanya?" Vanessa mulai berpikir.

"Nanti aja kamu liat sendiri, pasti inget."

"Iya ka!"

Yura mencubit pipi Vanessa gemas.

"Kaka udah baca email yang di kirim tadi malem. Kaka juga udah tanya-tanya ke temen kaka. Nanti kalau udah waktunya kamu ke BigHit, kamu bakalan audisi sama peserta lain. Proses nya bertahap, eliminasi nya juga bertahap. Jadi kamu harus nyiapin yanh terbaik, oke?" jelas Yura saat mereka dalam perjalanan menuju tempat tujuan selanjutnya.

"Oke kak," jawab Vanessa.

"Hati-hati sama sikap kamu ya. Jaga omongan kamu. Kalau kamu ga bisa bilang sesuatu yang baik, lebih baik kamu diem. Usahakan jangan bikin orang sakit hati," nasehat Yura.

Vanessa mengangguk.

"5 hari lagi waktu audisinya. Kamu perlu latihan di kursus?"

Vanessa berpikir sebelum menerima tawaran Yura. "Boleh kak? Aku mau," jawabnya.

"Boleh dong. Nanti kaka cariin ya."

Percakapan mereka berakhir ketika mobil berhenti. Vanessa langsung antusias memikirkan makanan-makanan yang akan ia coba hari ini.

Vote kalau kamu suka. Comment kalau ini menarik. Share biar cerita ini berkembang. Thanxx!
-thesecretfire.

IDOL [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang