3. Persahabatan

21 1 0
                                    

"Sore tante..." kata si laki-laki dengan curtain hair menyapa ketika akan memasuki rumah.

Si wanita paruh baya menahan tawa melihat penampilan si laki-laki itu datang dengan telanjang kaki hanya dengan menggunakan boxer dan menenteng sebuah laptop.

"Pfftt...Teguh,kamu ngapain datang pake kolor aja" kata ibu itu menahan tawa.

"Aku ketemu beruang coklat buas di rumahku tante,dia ngamuk mau makan aku hidup-hidup" kata si lelaki bergidik ngeri.

"Ha..ha...kamu ini gak berubah aja ya dari kecil..masih penuh imajinasi... cocoklah kamu jadi pengarang buku fantasi seperti cita-citamu" si ibu tertawa.

"Oiya..tante mau arisan dulu..kalau kamu cari Binar dia ada di kamar ya..." Kemudian wanita paruh baya itu mengambil tas dan keluar melalui pintu depan.

* * *

Teguh masuk begitu saja ke kamar yang ada di lantai 2. Binar sedang membaca novel percintaan di atas sofa dalam kamar itu.

Teguh merebahkan dirinya di ranjang.

Binar melihat ke arah Teguh.

"Lu diusir sama bokap lu ya?" katanya santai setelah melihat penampilan Teguh.

Teguh mendengus jengkel.
"Bukan diusir...tapi nyaris dibunuh" kata Teguh.

"Wajarlah...lu ngapain juga kuliah ngambil sastra Indonesia dan ngelewatin kesempatan kuliah di Harvard" kata Binar.

"Lu aja yang kuliah disana" kata Teguh masih rebahan di sana.

"Seandainya bisa...gue juga males banget kuliah disini"kata Binar sedih.

"Oiya...gue lupa...bokap lu kan lagi start di dunia politik.."kata Teguh mulai bangkit dan duduk di atas ranjang Binar.

"Yup...dan ini malah berpengaruh ke hidup gue" kata Binar.

"Kenapa ya... semua bapak-bapak gak pernah ada puasnya" kata Teguh.

"Bukan bapak-bapak,tapi semua laki-laki" Binar menghentikan membacanya.

"Eitts..gue juga laki-laki..tapi gue gak terlalu tertarik sama kekuasaan" kata Teguh tidak terima.

"Bullshit.." jawab Binar melanjutkan bacaanya.

"Gue serius...impian gue itu sederhana...gue cukup jadi seorang  author fiction yang terkenal dan menikah dengan seorang wanita" kata Teguh melirik Binar.

Binar menutup mukanya, memandangbtakjub ke arah Teguh.

" 10 tahun gue kenal lu,gue pikir lu gak suka wanita" kata  Binar dengan ekapresi kaget.

"Enak aja...gue masih suka perempuan..." kata Teguh jengkel.

"Selera gue ini tinggi...sayangnya perempuan yang ada di dekat gue rata-rata levelnya rendah dan gak berkualitas" kata Teguh sok.

"Maksud lu..termasuk gue?" kata Binar menghentikan bacaannya,siap-siap melempar Teguh dengan bukunya.

"Bukan termasuk lu...tapi terutama lu" Teguh menjulurkan lidahnya lalu lari kelar kamar. Binar mengejar,tapi tentu tidak berhasil menangkapnya.

My Thorn FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang