8. Pilihan 2

16 4 1
                                    

3 bulan sebelumnya di kediaman Teguh.

"Good job,walau bukan high ranking tapi kau bisa lolos di Harvard" kata papa Teguh,Hans Simorangkir sambil membaca pengumuman di smart phone.

Teguh menatap papanya dengan tatapan sedih. Padahal dia ingin belajar sastra demi cita-citanya menjadi novelis terkenal. Dunia pengacara yang penuh dengan intrik demi kemenangan sangat menyebalkan buatnya walaupun asal kehidupan mewahnya berasal dari itu.

"Pa...apa gak bisa aku ngambil sastra?Papa tahu kan jadi lawyer bukan cita-citaku" kata Teguh hati-hati.

Hans menatap tajam ke anaknya.

"Are you idiot?orang goblok macam apa yang meninggalkan kesempatan bagus ini demi jadi penulis novel picisan?" kata Hans marah.

"Tapi ini impianku pa...aku akan bahagia kalau jadi seperti impianku" Teguh sedikit meradang.

" it,s Bullshit... semua kebahagiaan yang kau rasa selama kau hidup...apa kau tahu penyebabnya..." kata Hans dengan logat bataknya yang semakin memperlihatkan kemarahannya.

" Karena uangku,kau bisa hidup enak...makan enak..pake Supercar...beli jam tangan setengah miliar yang kau pake sekarang....Bahkan tanpa uang..kau gak bisa cat rambut anehmu itu" Hans marah sambil menunjuk ke arah Teguh.

"Darimana uang itu...dari pekerjaanku yang kau bilang bukan cita-citamu itu... sementara kau malah mau jadi penulis novel sampah..." kata Hans dengan nada tinggi dan mata memerah.

Teguh mengepalkan tangannya yang gemetar,matanya berkaca-kaca.

* * *

Sementara itu, di kediaman Binar.

Binar tidur dengan posisi telungkup di atas ranjangnya bersembunyi di bawah selimut tebal.

Seorang laki-laki paruh baya dengan tubuh sedikit kekar duduk di sebelahnya berusaha membujuk Binar yang marah.

"Udah donk sayang..jangan gitu..." katanya sambil berusaha mengelus kepala Binar.

"Papi jahat..papi egois.." laki-laki itu diam,menatap anaknya sedih.

Mami Binar masuk ke dalam kamar Binar membawa susu hangat coklat dan dua slice roti tawar dengan hazelnut.

"Udahlah Bin..ini kan demi karir politik papamu...kamu gak mau jadi nanti jadi anak seorang presiden"Mami Binae membujuk.

"Daripada kuliah disini mending aku jadi pengangguran seumur hidup aja....biar jadi beban negara" kata Binar kesal.

Papiny menoleh ke mama Binar sambil garuk-garuk kepala. Mami Binar hanya menggelengkan kepala melihat keras hati anaknya.

* * *

2 minggu kemudian di meja makan rumah Teguh.

Teguh,mama dan papanya sedang sarapan pagi.

"Itu bener Dewangga ada niat nyapres" Mama Teguh memulai percakapan.

"Kukira begitu...setelah sukses jadi pengusaha..dia mau jadi penguasa pula", kata Papi Teguh sambil mengunyah roti.

Mamanya manggut-manggut sambil sarapan.

Teguh hanya diam mendengarkan sambil memotong omelette nya.

"Kau tahu yang gila..demi pencitraan sebagai pengusaha yang sederhana...dia paksa anaknya kuliah di universitas dalam negeri..." kata Hans memulai serangannya.

"Ahh?masak?padahal setahuku Binar pingin kuliah di LA dan netap disana" kata Mama Teguh.

"Dunia emang aneh...ada yang pengen tapi gak dapat kesempatan...ada yang dapat kesempatan tapi malah gak tahu diri" kata Papa Teguh menyindir.

Teguh termangu...bukan karena sindiran papanya tapi karena kaget dengan kejutan yang dialami Binar.

* * *
Hari itu juga

Teguh berjalan melewati gerbang kampus C dengan penuh keyakinan.

"Siang pak,saya mau ikut pendaftaran mahasiswa baru jurusan sastra" katanya mantap sambil tersenyum ke petugas loket.

* * *

Keesokan harinya.

" Lu yakin gak akan dibunuh om Hans?" kata Binar kaget melihat kartu tanda pendaftaran mahasiswa yang diberikan Teguh.

"Sebenarnya gak yakin..tapi kalaupun gue dibunuh bokap..gue pasti mati dengan tenang" kata Teguh sambil main hp di atas ranjang Binar.

* * *

"Mi.." kata Binar pada ibunya yang sedang menonton tv.

"Apa sayang" kata mami tetap sambil menonton tv.

"Binar mau kuliah disini"kata Binar lali duduk di sebelah maminya.

"Serius?" mami kaget.

"Tapi Binar mau jurusan sastra di kampus C" katanya lagi.

"Itu gampang sayang" Mami tersenyum senang.

My Thorn FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang