20. Memikirkanmu 2

6 1 0
                                    

"Mana mungkin,jatuh dari sepeda mukamu bisa bonyok merata begini" kata Hans memegangi muka anaknya yang  memar dan biru.

"Iya pa,kalau memarnya sebagian kan jadi gak merata" Teguh menjawab seenaknya.

"Plak..."

Hans reflek memukul kepala anaknya yang masih diperban

"Aduh...." Teguh menjerit karena pukulan Hans.

Hans kaget akibat refleks dan jeritan Teguh.

"Papaaaaaa" giliran mama Teguh yang meloncat kaget,langsung memegang kepala Teguh dengan perasaan khawatir seakan-akan kepala anaknya baru saja dilempar pot bunga dari lantai tiga.

"Papa apa-apaan sih" Mama Teguh gemas pada Hans lalu memukul dan mencubit lengan Hans yang gendut.

Hans menjauh setelah beberapa pukulan dan cubitan yang sukses dilayangkan Mama Teguh.

"Anakmu itu loh...ditanya bener nyahutnya gak pernah bener..." Hans membela diri.

Teguh cekikikan melihat mamanya berhasil membalaskan dendamnya.

* * *

"Jangan lapor polisi pa...please" kata Teguh memelas.

Hans memandang Teguh tidak percaya,matanya melotot. Setengahnya karena marah,setengahnya karena heran.

"Ehh,kau ini goblok apa idiot" mendadak logat bataknya muncul.

"Lihat muka kau yang bonyok macam tomat keinjek gajah itu,lihat kepala kau yang bocor itu" kata Hans menuding Teguh.

"Kau pikir dirimu Tuhan yang selalu memaafkan?Hah?" Nadanya semakin meninggi.

"Bukan masalah memaafkan pa" Teguh menyangkal.

"Terus apa?Hah?Apa? Coba kau jelaskan cepat sebelum emosiku naik dan aku kena struk gara-gara anakku yang goblok dan otaknya macam babi ini" kata Hans emosi.

Teguh diam,dia tidak mau masalah ini menjadi pemberitaan karena nama baik Binar akan terseret di dalamnya. Tentu Binar akan terluka jika kejadian buruk ini menajdi bahan pembicaraan umum.

"Terserah kau mau atau tidak..tapi terserah aku mau bawa ini ke jalur hukum atau tidak" kata Hans berbalik bermaksud meninggalkan Teguh.

Teguh bangkit mengejar Hans dengan susah payah karena tangannya juga masih cedera.

"Pa...please..aku gak.mau Binar malu karena masalah ini" kata Teguh memegang lengan ayahnya.

Hans diam,berbalik menatap wajah Teguh dengan tidak percaya.

"Siapa Binar itu,hahhh?ibumu?kakakmu?nenekmu?segitunya sekali kau menyelamatkan harga dirinya padahal dia bukan siapa-siapa" Hans marah.

Teguh diam,Binar memang bukan Ibu,kakak atau neneknya. Tapi Binar adalah seseorang yang penting baginya. Tidak ada status lain selain teman bagi mereka,tapi entah mengapa sejak dulu Binar selalu ada di pikirannya.

My Thorn FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang