21. Sugar Baby dan Laki-laki Itu

8 1 0
                                    

Si gadis berambut ombre itu duduk di sofa sebuah club malam yang ramai dan begitu hiruk pikuk. Sebatang rokok terjepit di tangannya,namun hanya sesekali dihisapnya.

Seorang perempuan berambut pendek dan memakai mini dress warna hitam menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Lu gak sama si Om?" tanyanya sedikit berteriak di telinga gadis berambut ombre akibat kerasnya suara musik di sana.

Si gadis berambut ombre itu hanya tersenyum sedikit sinis,mengambil gelas minuman keras di tangannya lalu meneguknya cepat.

Si Om yang dimaksud adalah Om Dewangga. Laki-laki yang membiayai semua kebutuhan hidupnya mulai dari makan, kuliah,tas, sepatu mahal hingga perhiasannya sejak dia berumur 18 tahun,2 tahun lalu. Tentu tidak ada yang cuma-cuma untuk semua itu,tubuhnya adalah ganti dari semua fasilitas itu.

"Tapi bener gak Kay, Om Dewangga itu orang jahat?" Kata gadis rambut pendek ke gadis ombre bernama Kayla itu.

Kayla tertawa sinis lagi,kali ini sedikit terbahak.

"Menurut lo,ada laki-laki baik yang tidur sama perempuan macam gue padahal dia juga punya anak yang hampir seumuran gue" katanya tertawa.

Si gadis berambut pendek kembali menjawab.

"Bukan masalah itu, gue denger dia jadi presdir di DD grup gara-gara ngebunuh istri temennya yang dia ajak buat perusahaan itu" katanya lagi

Kayla tertegun, kemudian mengernyitkan alisnya berpikir.

"Lu denger darimana?" Kata Kayla penasaran.

"Nindi,kata Nindi Om buncitnya yang ngasi tahu" gadis berambut pendek diam.

Sementara itu dari arah pintup bar,masuk seorang laki-laki dengan kemeja button biru muda. Tampak di tangannya dia mengenakan jam tangan keemasan yang tidak begitu besar.  Laki-laki itu berjalan ke arah meja panjang bar, melirik sebentar ke arah Kayla.

Kayla tepat memandang ke arahnya saat itu sehingga mata mereka bertemu. Laki-laki itu tersenyum tipis,Kayla balas tersenyum.

Si gadis berambut pendek juga melihat ke arah laki-laki itu.

"Daebak,ada pemandangan bagus melewati kita" katanya.

Kayla tersenyum,tapi sebenarnya dia tidak terlalu peduli pada laki-laki tampan itu. Laki-laki tampan hanya bagus untuk dinikmati mata, begitulah baginya. Sementara dia butuh kenikmatan lain,yaitu makan, berpakaian yang bagus, kuliah di tempat bergengsi.

Biasanya laki-laki tampan berumur muda tidak punya itu,kalaupun dia punya itu dia pasti cuma akan merajut cinta teramat singkat karena cepat bosan. Beda dengan Om Dewangga, walaupun di tidak mencintainya, setidaknya Om Dewangga tidak membiarkan dia terlantar beberapa tahun ini.

Si gadia berambut pendek yang bernama Friska itu sudah berlalu dengan teman laki-lakinya ke salah satu sudut club malam itu.

Kayla masih duduk sendiri, memandang hp,nya. Sebuah pesan yang mengatakan Om Dewangga tidak akan datang untuk malam ini adalah pesan terakhir yang diterimanya.

Cukup melegakan,lagipula dia memang butuh waktu sendiri, bersenang-senang atau setidaknya merenung sendiri
..di tempat itu..di club malam itu.

Tiba-tiba laki-laki dengan kemeja biru muda tadi menghampirinya.

"Boleh gue duduk?" Katanya tersenyum sambil menyodorkan segelas cocktail ke arah Kayla.

Kayla balas tersenyum. Tidak mengiyakan,tapi senyumnya menandakan persetujuan. Laki-laki itu duduk di hadapannya.

My Thorn FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang