Bercerita tentang dua anak SMA yang akan di jodohkan oleh orang tuanya.
Alinea Aqilla Safabella, perempuan cantik namun sifatnya tak secantik wajahnya.
Gavin Axelle Kalandra, laki-laki tampan namun sifatnya seperti es.
Sama-sama tidak memiliki peras...
Chapter ini menceritakan tentang ica [clarissa freya kyra]
Ica ini anaknya cantik, baik dan pintar. Ga sedikit juga yang suka sama ica.
Ya gak heran si ya, dia itu bisa dibilang hampir sempurna. Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Temen gua semua nya itu pada bego soal percintaan termasuk gua. Noob semua lah.
Emang yah banyak yang bilang kalau cinta itu bisa bikin bego. Buktinya nyata pada temen-temen gua dan gua sendiri.
Dan tuhan itu adil. Ica cantik tapi bego soal cinta. Hehe. Masalah pelajaran di sekolah mah alhamdulilah manteman sama gua nomor 1 hahahah.
Sekarang gua udah sembuh ayey!Bisa makan banyak-banyak yuhuu. Dan tau gak bang rei sama ica mau makan bareng. Candle light dinner ini mah pasti haha.
"Ca mau makan apa?." Tanya abang ke ica yang duduk di hadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh, samain aja kaya bang rei." Ucap ica lembut.
Menurut gua nih ya abang sama ica itu saling punya perasaan. Cuma abangnya aja yang gengsi nya gede. Kalo ica si terbuka sama gua.
"Hmm ca bang rei mau kasih tau ke ica kalo temen temen bang rei pada suka sama ica." Jelas bang rei
"Hah? Apaan." Kaget ica
"Iya ada satu temen bang rei yang bener suka sama ica, namanya diat coba deh ca kali aja cocok." "Euggh gimana ya, yaudah nanti ica coba hehe."
Nyesek aseli kalo diibaratkan tuh lu beli baju di toko online pas di gambar bagus tapi udah dateng jelek.
Expetasi nya ica bakal di tembak atau ya pdkt lah ya, eh malah cuma dicomblangin sama temennya. Bagi ica mah orang yang suka sama ica mah banyak banget udah bukan baru lagi.
Abang lagi si ga peka. Itu gua kurang kode apa coba pas di rumah sakit.
Memang kerad hati abangQ jadi ya gitu lah.
"Euggh.. ca mau kemana lagi?." Tanya abang. "Hmm ica pengen minum, minum apa ya?." Bingung ica "Ah bang rei tau, ayo ikut ca." Ajak abang seraya menarik tangan ica.
Baper ni ica baper. Ah ca maavkan abang ku yang batu ini.
"Ya mba mas mau rasa apa?." Tanya mba-mba yang jualan milk.
"Pink milk." Ucap ica dan abang berbarengan.
"Eh." Abang dan ica saling bertatapan.
Baper lagi kan lo ca. Melting dah tuh hati lu. Kaya coklat kena oven.
"Ica dari kecil suka rasa ini bang hehe." "Bang rei dari smp pas alin beli ini abang nyobain eh enak jadi suka deh."
Nahkan melting lagi tuh si ica pasti. Karena meskipun banyak yang suka sama ica tapi ica cuma bisa melting sama orang yang dia suka.
"Bro, lagi ngap- eh ica sama siapa?." Tanya salah satu temen abang seraya menepuk pundak abang.
"Bang rei pembalap?." Tanya ica polos "Ah engga yaudah yuk pulang, minumannya udah jadi kan? Sekalian jalan pulang aja ya." Jelas abang. "Oke bang yu."
Yang sabar ya ca, ini adalah ujian cinta lu sama bang rei. Aseek.
"Ca mau pulang apa gimana nih?." Tanya abang di dalam mobil yang sedang melaju. "Ke rumah bang rei aja bang. Sekalian pengen ketemu alin." Jawab ica antusias "Oke."
Gimana ya abang tuh kaya yang bisa banget nutupin rahasia dan dia juga bukan orang yang periang kaya gua dia itu lebih ke tertutup si orangnya. Macam langit dan bumi ye bang.
Tapi itu kalo di luar rumah kalo di rumah aduh bacotnya luwar binasah.
"Assalamualaikum." Ucap abang berbarengan dengan ica.
Aciee barengan terus. Sehati mah susah sih ye wkw.
"Waalaikumsalam asix yang abis candle light dinn-" "Sssst berisik abang mau ke kamar. Ca bang rei mau ke kamar ya makasih ya." Ucap abang yang langsung menaiki tangga dan menuju kamar
"Ohiya bang." Jawab ica.
"Oi ca duduk sini, telepon mamat sama mimin kek gabut bat gua daritadi berdua doang sama bi juju." Ajak gua ke ica.
"Gavin sama mamih lu kemana emang?." Tanya ica seraya duduk di samping gua.
"Gapin pergi beli figure, kalo mamih belum pulang kerja." Jelas gua. "Wait gua chat chat-in dulu."
Tingtongtingtong
"Assalamualaikum, spadaaa."
"Waalaikumsalam, gua tau nih bacot nya siapa." Jawab gua seraya berlari menuju gerbang. "Panjang umur. Baru juga mau di chat." Ucap ica seraya menyusul gua.
"Masuk masuk. Pak bukain pintunya." Suruh gua.
"Ohiya oke non." Jawab pak satpam.
Tadi pak satpam nya lagi kebelakang kayanya jadi mimin pencet bel, biasanya mah kalo ada pa asep mah langsung masuk ni si mimin.
Abis di bukain gerbangnya si mamat masukin mobilnya ke dalem.
"Bi juju alin mau makanan, mau dibantu bikin ga?." Teriak gua dari ruang TV yang emang berhadapan dengan dapur.
"Engga usah non gapapa tungguin aja ya." Ucap bi juju.
"Eh lu pada nginep aja kuy." Ajak gua. "Gua tidur sama siapa?." Tanya mamat. "Sama bang rei dan gapin di kamar bang rei, ya kalo lu ga mau, tidur di kamar tamu aja noh di pojok." Jelas gua.
"Woho tidak mau, mending sama bang rei gapin." Tegas mamat.
"Kita bertiga nih lin." Tanya ica. "Yoi." Jawab gua dengan santai. "Inget ga lin pas kita study tour pas smp, kita bertiga satu kamar dan gua nyungsep gara-gara lo tendang." Jelas mimin.
"Anjir itu berapa tahun yang lalu udah beda kali min." Jawab gua. "Oke baiklah berhubung sekarang lu udah punya husband jadi gua percaya." Serah mimin.
