💨23- Gavin penguntit banget

1K 48 0
                                    

"Vin gila, lu se nge-fans itu sama gua sampe sampe lu tau tempat rahasia gua, tempat favorit gua setelah taman di belakang panti." Kaget gua tanpa henti.

"Hehe iya." Ucap gavin bersalah seraya menggaruk tekuk lehernya.

"Eh yaudah ayok naik ke atas rumah pohon nya, bisa kan?." Ajak gua ke gavin dan langsung menaiki anak tangga yang gua buat dulu untuk naik ke atas rumah pohon.

Gavin mengekor di bawah gua. Dan sekarang kita berdua udah ada di atas rumah pohon. Baru kali ini gua ajak orang kesini.

Sehari sebelum gua nikah sama gavin gua kesini buat luapin emosi gua. Eh sekarang malah gua berduaan sama cowok yang gua keselin.

Memang kadang semesta suka bercanda.

"Sejak kapan lu tau tempat ini vin." Tanya gua sambil menatapi langit bandung yang gerimis.

"Dari lu pertama kali nemuin tempat ini." Jawab gavin menoleh ke arah gua dan refleks gua juga yang sekarang kita bertatapan.

"Gila, serius?." Tanya gua memastikan
"Iya, Lucu ya gua tau semua tentang lu. Tanpa lu tau sedikit tentang gua.

Anjir kata-kata terakhir dia ngena banget gila. Tapi emang nya siapa yang nyuruh dia buat tau tentang gua? Gak ada kan?. Tapi gua dengernya kok kaya ada maksud lain dari perkataan gavin tadi.

"Tapi gua tau kan kapan lu ulang tahun, eh iya katanya mau jajanin gua." Tagih gua ke gavin dengan tangan yang seolah seperti meminta.

"Pulang dari sini."

"Oke, janji." Ucap gua seraya menaruh jari kelingking di depan muka.

"Iya." Jawab gavin seraya menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking gua.

Keren! Jantung gua berdegub kencang. Lebih kencang daripada dulu pas setiap ketemu ravi.

Kita saling melepas genggaman jari kelingking masing-masing.

"Tiduran vin, enak banget kaya lagi totok wajah." Ucap gua yang lagi tiduran menghadap langit yang sedang gerimis.

"Gerimis ya?, pulang yu." Ajak gavin.

"Sebelum kita disini juga udah gerimis gapin."
"Yaudah pulang."
"Bentar dulu, lu cobain dulu kaya gua nih vin."

Gavin pasrah dia mengikuti gua dengan tiduran di samping gua.

"Enak kan hahaha."
"Hahaha geli."

Anjir gila baru kali ini gua liat gapin ketawa wah daebak!.

"Yaudah pulang." Ajak gavin seraya bangun dari posisi tidurnya.

Gasabaran amat mas-nya.

"Yaudah ayo." Ucap gua mengikut gavin.

Kami menuruni tangga, dan menaiki motor.

"Gapiin mau ke tempat makan, kan tadi gapin udah janji mau jajanin alin." Teriak gua di jok belakang.

Kalo lagi di motor tuh kita kaya lagi ditutupin sama setan budek tau ga sih jadi kita harus teriak haha.

"Iya, pegangan." Suruh gavin setengah teriak.

ALINEA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang