19. Sun and stars

9.5K 1.6K 96
                                    


jaehyun pov

"nomor yang anda tujuan, tidak dapat dihubungi coba-"

Aku membanting handphoneku. Kamu dimana Drey?

Daritadi aku sudah menelfon dan me sms audrey tapi dia sama sekali tidak membalas. Aku mau minta penjelasan sama audrey.

Bayangkan aja, tiba tiba pacar kalian berada di televisi. Ternyata dia anak dari calon presiden dan sebentar lagi akan melangsungkan Pernikahan. Panik? tentunya, aku langsung ngambil handphoneku dan ngehubungin Audrey.

"Papa, kenapa?" tanya Jeno sambil memegang ujung kaosku.

Aku tersenyum miris lalu menggendong Jeno.

"Jeno nginep di rumahnya grandma dulu ya?" Jeno menggeleng.

"Kenapa? Mama Audley kenapa? kenapa Mama Audley ada di tivi?"

Yang pertama kali memberitahuku kalau Audrey masuk di televisi itu Jeno. Jeno tiba tiba menarikku yang sedang dilanda badai kasmaran Audrey di kamar. Jeno menunjukkan televisi yang sedang menampilkan berita Audrey dan anak cawapres yang dikabarkan akan menikah.

"Jeno, papa mungkin ga akan ada di rumah buat beberapa hari ini. Jadi Jeno nginep di rumahnya grandma dulu ya?"

"Eno kangen sama Mama Audley"

"Kalau Jeno nginep di rumahnya grandma, nanti papa ajak mama Audrey supaya ketemu Jeno. Gimana?" Jeno berpikir sebentar lalu mengangguk.

"Papa janji ya?" katanya sambil mengaitkan kelingkingku dan kelingking kecilnya.

"Papa janji Jeno"

Aku membereskan semua perlengkapan Jeno lalu mengantarnya ke rumah mama. Setelah mengantar Jeno, aku langsung pergi ke rumah sakit.

Saat aku baru menginjakkan kakiku di lobby rumah sakit, Doyoung menahanku.

"Heh, Jaehyun ini bukannya pacar lo yang waktu itu ya?" katanya sambil menunjukan foto Audrey dan Mingyu.

"Iya itu pacar gue, kenapa?"

"Gila"

"Jangan ngatain pacar gue gila"

"Lo yang sabar ya" Doyoung menepuk pundakku lalu menginjakkan kakinya dari hadapanku.

Aku menghela nafas lalu masuk ke lift.

"Gila udah liat berita perjodohan anaknya Pak Suho?"

"Udah, mereka bener bener cocok sih menurut gue. Audrey nya cantik dan Mingyu nya ganteng. Cocok dah"

Aku memejamkan mataku. Engga, gabisa aku udah ga kuat.

Sesampainya lift di lantai tiga, aku langsung menekan nomor Audrey. Aku mau mencoba lagi. Meskipun aku tahu Audrey ga bakal mengangkat.

"nomor yang anda tuju-" aku langsung melempar handphoneku ke mejaku.

Drey kamu memang mau nerima perjodohan itu ya?

Aku memijat pelipisku lalu duduk di kursi. Sepertinya aku memang harus bekerja untuk melupakan masalah Audrey.






"Dokter Jaehy-"

"Tolong keluar, nanti saya akan menemui anda di ruang kumpul"

Sekarang keadaan Jaehyun benar benar berantakan. Dia sudah menetap di rumah sakit selama tiga hari.

Jangan lupakan kantong matanya yang sudah mulai menghitam dan kemeja yang sama sejak tiga hari lalu. Makan pun, Jaehyun hanya makan roti. Itupun dia hanya menghabiskan tiga lembar roti dalam sehari.

"Jaehyu-"

"Tolong keluar, saya akan-" sebelum Jaehyun menyelesaikan kalimatnya, Doyoung sudah terlebih dahulu membanting pintu ruangan Jaehyun.

"Jaehyun! sadar goblok"

"Sadar apa? sadar kalau dia udah milik orang lain? gue udah sadar itu sejak kemarin" balas Jaehyun.

Doyoung langsung mengangkat kerah kemeja Jaehyun lalu meninjunya.

"Sadar goblok, lo kaya gini itu ga ada untungnya. Lo malah nyusahin banyak orang. Kalau lo emang benar benar ingin Audrey balik, lo harus berusaha. Jangan kaya anak sma yang ditinggal pacarnya" kata Doyoung panjang lebar.

Jaehyun memegang ujung bibirnya yang berdarah karena tinjuan Doyoung.

"Gue kaya gini supaya lo sadar, lo inget ga lo pernah ninju gue karena gue suka sama pacarnya Daniel? dan lo nyuruh gue sadar? tujuan gue sama kaya lo waktu itu. Sadar Jae, sadar"

"Doy, gue harus berusaha kaya gimana lagi? Gue telfon ga diangkat, sms juga udah ga mungkin dibaca. Nyamperin? yang ada gue dihantam sama polisi yang jaga rumahnya dia"

"Coba lo hubungin dia lagi, lo harus berusaha. Kalau emang sampai besok lusa dia ga ngangkat berarti dia emang udah ga mau sama lo. Gue balik" kata Doyoung lalu berjalan meninggalkan ruangan Jaehyun.

Jaehyun mengambil kapas dan betadine. Dia menekan nomor telefon Audrey sambil menunggu, Jaehyun memberi obat lukanya itu.

Besok lusa, Jeno pulang. Dia tidak ingin anak satu satunya itu melihat ada luka di wajahnya.

Sebenarnya alasan Jaehyun menitipkan Jeno di rumah Boa adalah dia tidak mau Jeno ikut murung. Dia tidak mau Jeno seperti dulu lagi. Dia tidak ingin Jeno terpengaruh Jaehyun yang sedang sedih itu.

"nomor yang anda tuju-"

"Kamu dimana sih drey?" gumam jaehyun sambil melihat wallpaper handphonenya.

Audrey yang sedang bermain bersama Jeno.

Dan hari itu, langit senja menjadi saksi dimana air mata Jaehyun turun untuk kedua kalinya.

He miss her like the sun misses the stars each morning.

✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

HIYAAAAAA.

maafkan bahasa yang povnya jae berantakan. aku ga bisa nulis pov orang dengan bahasa baku(╥_╥).

single, jung jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang