-Bagian empat puluh empat-
Nikmatilah hidupmu tanpa cinta, karena ginjal lebih memerlukan air minum dari pada air mata
**
Saat ini Ara sudah disekitar mall didaerah Jakarta. Cukup ramai untuk hari ini. Mungkin karena sekarang akan datang malam minggu. Dan dominan banyak dipenuhi dengan anak remaja yang berpasangan.
Ara yang masih memakai baju SMA, banyak digodai oleh laki-laki seumurannya karena wajahnya yang cantik. Tetapi Ara balas dengan tatapan tajam.
Didepan sana sudah terlihat toko gramedia yang dipintu masuknya terdapat petugas yang ramah untuk menyapa kedatangan pembeli. Ara masuk dengan membalas senyuman petugas itu.
Ara mencari rak kumpulan novel. Sangat bingung untuk memilih novel. Rasanya ingin beli semua beserta tokonya. Tetapi, Ara hanya memilih 3 novel saja.
Kemudian Ara membawanya ke kasir untuk membayar. Setelah membayar Ara keluar gramedia dengan tangan menenteng kantung plastik yang berisikan novel. Perut Ara sudah bernyanyi sedari tadi. Ara menoleh kekanan-kiri untuk mencari tempat makan yang sepi, dan tidak terlalu ramai. Ara memang seperti itu, kalau makan ditempat yang ramai seperti risih, apa lagi sekarang Ara seorang diri.
Ara akhirnya menemukan tempat makan yang tidak terlalu ramai pengunjung. Hanya ada beberapa pengunjung yang sedang bersama pasangannya. Ara segera duduk dibangkunya, sendiri.
"Mau pesen apa, mbak?" Tanya sang pelayan yang sudah membawa buku menu.
Ara mengambil buku menu itu dan memilih makanan yang cocok untuk hari ini.
"Ara pesen nasi goreng jangan pedes, sama es teh manisnya ya." Ucap Ara dengan tangan yang menutup buku menu itu.
"Silahkan ditunggu ya, 15 menit makanan sudah sampai. Makasih." Pelayan itu dengan ramah tersenyum kepada Ara.
Ara membalasnya dengan senyum ramah. Setelah pelayan itu pergi, Ara mengeluarkan handphone-nya untuk menghilangkan gabut. Tidak ada notifikasi masuk sama sekali.
"Ini mbak pesanannya." Pelayan itu dengan suara laki-laki. Aneh, perasaan tadi perempuan. Tetapi, tidak menutup kemungkinan kalau pelayan ada yang laki-laki.
Tetapi yang lebih anehnya lagi, pelayan itu memakai topi dengan sangat menutupi mukanya. Dan tidak menggunakan seragam khas pelayan di kafe ini.
"Silahkan dinikmati." Ucap pelayan.
"Ma..makasih."
Aroma nasi goreng itu sudah menyelimuti rongga hidung Ara. Ara segera menarik piring nasi goreng itu agar mendekat. Baru ingin mengambil nasi dengan sendok agar ke bibirnya, tetapi sang pelayan masih saja berdiri disamping meja Ara dengan memerhatikan Ara.
"Mas, kenapa masih disini? Ara mau makan!" Tegas Ara karena yang tak suka bila sedang makan diganggu atau dilihat.
Pelayan diam dan menarik bibirnya membentuk senyuman kecil, "Makan tinggal makan." Pelayan itu membuka topinya yang melihatkan rambut hitam dan jambul yang sangat menggoda.
Ara dibuat melongo melihat itu. Tidak percaya rasanya. Sementara laki-laki itu menatap Ara dengan tersenyum. Senyuman yang sudah lama tidak dilihat.
"Do you miss me?" Suara berat itu yang sangat dirindukan oleh Ara.
Zildan Anggara. Laki-laki yang pernah menjadi cassanova SMA Trisakti diatas Hirzi, dan menjabat sebagai ketua OSIS. Laki-laki yang pernah menyukai Ara.
"Yes, i miss you so much." Ara tersenyum menjawab itu.
Dengan sigap Ara memeluk Zildan. Sudah Ara bilang, kalau Zildan sudah dianggap seperti kakak sendiri oleh Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING GOMBAL👑[END]
DiversosHirzi Dewantara. Raja gombal SMA Trisakti. Seorang pria yang sangat hobby menggoda perempuan termasuk gurunya, pandai bermain basket dan mempunyai banyak gebetan tetapi bukan untuk di pacari hanya iseng saja. Hanya ada satu perempuan yang ia kagumi...