KING-63

1.1K 73 4
                                    

-Bagian enam puluh tiga-

Jingga senja seakan menertawakan. Perilaku aku yang rindu seseorang, seseorang yang kini tak bisa lagi ku genggam dengan tangan ku.

**

Pagi hari dilapangan SMA Trisakti sudah ada sound system di pinggir lapangan. Hari ini akan ada classmeeting karna sudah selesai ujian untuk seluruh siswa. Tidak ada pelajaran dan tidak ada guru yang keluar dari ruang guru karna sibuk menilai kertas ujian.

"Lo enggak ikut lomba basket cewek, Ra? Buat kelas kita menang lagi." Tanya Adira.

"Enggak deh, Dir. Lagi males."

"Padahal kalau ada lo pasti menang." Ucap Fidela.

Lomba sudah 2 jam yang lalu dimulai, Ara dan teman-temannya hanya memerhatikan lapangan dari lantai dua. Karna sangat ramai dilapangan, ada bazar makanan perkelas juga.

Ara melihat Hirzi yang sedang duduk dibangku samping sound sytem sambil berbicara di mic. Ia hanya menggunakan kaus hitam polos, dan celana sekolah abu-abunya. Penampilannya sederhana, tapi membuat hawanya berbeda. Lomba saat ini ada futsal, jadi Hirzi yang terus saja mengoceh-ngoceh. Disamping kanan dan kiri Hirzi juga banyak anak cheers yang memang ditugaskan memberi dukungan dan meramaikan.

"Kelakuan Hirzi kayak gitu, buat lo betah ya." Semprot Fidela.

"Kuat banget lo, Ra."

Sahabatnya memang tidak salah berbicara seperti itu. Lihat saja. Sekarang salah satu tangan cheers berada dipundak Hirzi dan tertawa bersama karna melihat pemain futsal tersebut. Sesekali ada adik kelas yang kecentilan untuk meminta foto ke Hirzi.

"Susah ya suka sama orang yang disukain banyak orang," Ujar Ara. Ara memang sudah terbiasa dengan sikap Hirzi, tapi bukan berarti rasa cemburu Ara tidak hilang.

"Sakit ya?"

Ara hanya tersenyum mendengarnya.

✏✏

Disisi lain, Hirzi sedang meminum air mineral yang dikasih salah satu adik kelasnya. Menolak rezeki itu dosa.

"Zi!" Panggilan sahabatnya yang ada disebrang lapangan membuat Hirzi menoleh.

"Sini lo." Ucap Hirzi.

Tanpa lama, Arya dan Rafael lari menuju Hirzi. Hirzi ini memang susah dicari saat ada acara seperti ini. Karna anaknya memang suka jalan-jalan berkeliaran.

"Kelas kita lomba basketnya habis ini kan?" Tanya Arya. Karna mereka bertiga memutuskan untuk mewakilkan kelasnya.

"Yoi."

"Lo enggak nyadar?" Tanya Rafael.

"Alhamdulillah sadar sampe saat ini, enggak pernah pingsan." Jawab Hirzi.

"Bukan itu goblok. Itu Ara ngeliatin lo mulu dari tadi pas lomba baru dimulai." Kata Rafael.

Hirzi yang mendengar itu langsung melihat-lihat kearah gedung sekolah. Saat menemukan mata Ara, ia langsung memalingkan matanya.

"Dia kayaknya liat lo digoda-godain anak cheers," Celetuk Arya.

"Serius lo?" Hirzi yang tidak percaya dengan ucapan Arya.

Kedua sahabatnya pun mengangguk dengan mantap. Hirzi mengambil handphonenya di saku celana. Berniat ingin menelfon Ara, karna Ara tidak ada lagi di lantai 2.

Hirzi menjauh dari kerumunan yang ramai dan bising akibat suara sound system. Telfon Hirzi tidak diangkat satu pun oleh Ara. Tapi ada notifikasi pesan dari Ara.

KING GOMBAL👑[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang