KING-50

1.7K 107 0
                                    

-Bagian lima puluh-

Jadi perempuan jangan cepat merasa special. Karena kadang, laki-laki suka enggak sadar kalau mereka baik ke semua orang.

**

Kalian pasti merasakan saat masalah sendiri belum selesai tapi sudah didatangi masalah lagi. Begitupun sekarang dengan Ara. Ara masih memiliki masalah dengan Tania, tapi Zildan datang malah menambah kebingungan saat Zildan bertemu Tania.

Suasana menjadi canggung. Hirzi berjalan mendekat ke kasur Ara, meninggalkan Tania yang masih diam di dekat pintu kamar. Zildan pun berdiri menjauh dari kursi karena peka dengan keadaan.

"Udah mendingan?" Tanya Hirzi dengan mengusap dahi Ara dengan lembut. Sekolah terasa sepi jika tidak ada Ara yang selalu cerewet bertanya-tanya.

"Udah kok." Balas Ara tersenyum. Hirzi pun tersenyum mendengar itu.

"Lo kok bisa sama Hirzi? Lo satu sekolah sama Ara?" Tanya Zildan bertanya kepada Tania, yang mengalihkan mata Ara dan Hirzi.

"Bisa aja kalau ada usaha kan? Udah lama gue satu sekolah sama Ara. Lo kok kenal sama Ara?" Tanya Tania balik.

"Dulu adik kelas gue."

Ara melirik Hirzi yang ada disampingnya. Hirzi hanya mengangguk saja.

"Kalian saling kenal?" Ara mulai angkat bicara.

"Dia mantan gue." Zildan dan Tania berbicara dengan kompak. Setelah berbicara mata mereka bertatap dengan canggung. Sudah lama tak jumpa, sekali ketemu malah terlibat.

"Yang pernah gue ceritain, gue sama Zildan dulu rebutan Tania." Bisik Hirzi ditelinga Ara. Sekarang Ara paham. Jadi titik ribut Zildan dan Hirzi adalah karena dulu Tania menjadi rebutan mereka yang memutuskan persahabatan karena perempuan.

Tania memutuskan kontak mata terlebih dahulu. Kemudian Tania berjalan mendekat kearah Ara. Senyuman manis Tania yang jarang dikeluarkan. Hirzi yang menyadari itu segera menjauh dan bersejajar dengan Zildan. Membiarkan memberi waktu Tania untuk berbicara dengan Ara.

"Keadaan lo gimana? Gue kesini mau minta maaf sama lo. Gue khilaf ngelakuin kaya gitu sama lo. Padahal walaupun gue jahat sama lo, lo enggak pernah marah sama gue atau balas dendam sekali pun. Lo enggak nyerah buat bertahan sama Hirzi. Keadaan lo kaya gini aja masih bisa senyum ke gue. Gue kira lo perempuan yang enggak pantes buat Hirzi. Tapi ternyata lo yang sangat pantes buat Hirzi sampai kapan pun. Gue yang enggak pantes buat Hirzi, lo, walau Zildan sekali pun. Gue itu cuma sampah, perusak kebahagiaan orang.." Tania tidak bisa berkata-kata lagi. Air matanya mengalir. Tania yang kejam, yang ditakutkan disekolah, pemberani, bisa nangis saat ini. Kelemahan Tania terlihat saat ini.

Tangan Ara terulur mengusap tangan Tania. Ara tersenyum saat mendengar ucapan tulus dari Tania. Tania yang melihat senyum Ara terkagum melihatnya.

"Ara enggak pernah marah sama Tania. Tania selalu anggap sebagai teman Ara. Semua orang punya salah dan ke khilafan masing-masing. Tania bisa jadi orang baik kalau enggak gengsi. Kita semua..."

"Apa pantes Tania dapet maaf dari lo?" Zildan memotong pembicaraan Ara.

"Tuhan aja bisa memaafkan hambanya walau kesalahannya sebesar apapun. Masa Ara yang manusia biasa yang juga punya salah enggak bisa maafin Tania teman Ara." Sahut Zildan.

Tania langsung memeluk Ara dengan air mata yang masih mengalir. Berteman kembali rasanya bahagia untuk Ara. Ara membalas pelukan hangat itu. Tangan Ara mengusap punggung Tania dengan meredakan tangisan perempuan itu.

KING GOMBAL👑[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang