KING-55

1.8K 109 9
                                    

-Bagian lima puluh lima-

Penasaran aja gimana endingnya, berakhir dengan kepastian atau tetap seperti ini masing-masing.

**

Pagi-pagi Ara diantar sekolah dengan Raihan. Tumben sekali abangnya ini berbaik hati untuk mengantarnya. Biasanya Raihan tidak mau mengantar Ara sekolah karena arah SMA dan tempat kuliah Raihan sangat berlawan arah.

Saat sudah sampai depan gerbang sekolah, Ara melepaskan sealbetnya.

"Nanti gue jemput ya," Kata Raihan.

"Enggak usah, Ara bareng sama temen aja."

"Oke. Oh iya, asal lo tau. Hirzi sikapnya berubah pasti karena ada alasan."

Ucapan Raihan membuat Ara yang ingin turun dari mobil Raihan tertunda. Mata Ara sekarang menatap lekat mata hitam Raihan.

"Sok tau!"

"Dih? Orang kalau berubah pasti ada alasannya, Ra."

"Alasannya juga enggak masuk akal," Balas Ara.

"Sok tau!"

Ucapan Raihan mengikuti ucapan pertama Ara, pastinya itu membuat Ara kesal. Setelah itu Ara memberi pelototan kepada Raihan dan segera keluar dari mobil Raihan.

Ara jalan kedalam lingkungan sekolah. Seberapa terkejutnya saat melihat ke parkiran sekolah, ada Hirzi duduk diatas motor sedang berbicara diselingi tertawa dengan perempuan yang termasuk mantan Hirzi di sekolah ini.

Mata Ara tidak mau melihat pemandangan yang bisa merusak matanya pagi-pagi. Ara segera buru-buru berjalan melewati parkiran sekolah.

"Eh, ada cemewew Hirzi." Sapa Arya yang sedang ada di parkiran.

"Udah bukan cemewew lagi ya kan, Ra?" Ucapan Hirzi membuat jalan Ara terhenti dan menoleh kearah Hirzi dan teman-temannya. Ucapan yang tanpa diketahui sangat menyakitkan perasaan Ara.

Ara langsung berjalan meninggalkan kumpulan teman-teman Hirzi.

"Udah sarapan belum? Lupain mantan butuh banyak energi," Hirzi teriak hingga terdengar ke telinga Ara.

Ara hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan cepat agar cepat-cepat masuk kelas.

Kau sudah melepaskanku, meniadakan tentang kita yang pernah tercipta dengan indah. Beginilah aku, yang masih mempertahankan seseorang yang sudah melepaskanku secara tidak langsung. Pedih.

🎗🎗

Saat jam pelajaran berlangsung, pikiran Ara masih keperilaku Hirzi dan teman-temannya di parkiran. Semua pelajaran tidak ada satu pun yang nyangkut di otak. Bahkan pelajaran yang Ara suka tidak Ara pahami sama sekali. Jam pelajaran pun berakhir, Ara segera membereskan bukunya kedalam tas. Ingin ke kantin pun malas karena pasti akan bertemu Hirzi dikantin.

"Gue liatin kok lo ngelamun mulu sih? Untung aja Pak Emen enggak liat kalau lo ngelamun, kalo sampe liat abis lo ditanya abis-abisan sama dia," Kata Fidela.

"Abis istirahat ulangan Mtk, lo harus fokus, Ra. Jangan mikirin Hirzi lagi." Adira tiba-tiba datang dengan menepuk-nepuk lembut pundak Ara.

"Kok lo gitu sih, Dir? Masa pacar sendiri enggak bo..."

"Putus." Satu kata yang membuat Fidela berhenti bicara. Ara memang belum cerita ke Fidela.

"Kok bisa sih? Pantes aja lo enggak fokus gini,"

KING GOMBAL👑[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang