11. Keraguan dalam Hati

5 2 16
                                    

Maafkan jika ada yang typo ya 😙
Happy reading
.
.
.

Ketika siswa dan siswi disekolah sudah dibebaskan untuk pulang. Anita berdiam diri di teras depan sekolah, ia memilih tempat itu ketimbang dikantin tempat favorit teman-temannya.

Tak sadar karena sedang memainkan handphone di genggamannya. Seseorang menghampirinya dan mengejutkannya dari belakang.

Dorr....
Anita terkejut hampir saja handphone yang digenggamnya jatuh.
Ia menoleh, siapakah berani mengusik ketenangannya itu.
"Ehh.. Ternyata si TOA" Sahut Anita dan melirik kepada orang yang mengejutkannya itu.
"Dasar cewek judes" Sautnya menimpali bullyan itu.
"Kenapa kesini Vi, kok gak bareng ma Nova? Kan kalian sering nempel kayak prangko kemana-mana berdua!" Sindir Anita sembari tersenyum.
"Eh.. Kamu sih kudet gak tahu berita terupdate" Jawab Evi sembari beranjak mendekati Anita dan duduk disebelahnya.
"Berita apaan, Aku kok gak tau!" Tanya Anita berpura-pura, padahal dia sudah tahu kenyataannya, langsung dari bibir Nova.
"Iya gitu, males ah ngomongin dia." Jawab Evi tak mau di interogasi.
"Yaelah Vi, dasar kamu tunya" Jawab Anita sembari mengacak-acak rambut Evi.
"Ih.. Ta rusak rambutku, janganne digituin, kamu gak tahu sih perawatannya mahal" Sahut Evi sembari membenahi rambutnya yang diajak Anita.
"Idih, Pengen muntah  aku dengernya" Jawab Anita menertawakan tingkah laku temannya itu.

Setelah beberapa menit Anita kembali fokus dengan handphonenya. Mencari nama contact dan mengirim sebuah pesan.

Anita:
Aku mau ketemu di taman kota. Kamu ada waktu gak?

Setelah mengirim pesan itu kepada seseorang ia melanjutkan pembicaraannya dengan Evi.

"Ta, aku boleh nanyak gak?" Tanya Evi serius.
"Nanyak apa? Jangan bilang kamu mau nanyak aku deket ma anak kelas sebelah" Sahut Anita sembari menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
"Ih kok kamu tahu, aku nanyak gituan!"
"Tahu dunk.. Kenapa aku digosipin dikelas ya?" Tanya Anita balik.
"Hm... Soal itu—" Jawab Evi terpotong.
"Iya kan?" Jawabnya memotong perkataan Evi yang belum tuntas.
"Iya.. Iya.. Kenapa sih kamu mau sama orang yang posesifnya mintak ampun kayak dia? Kenapa dibutain ma omongan manis dan janji? " Sahut Evi.

Setelah perkataan yang di lontarkan Evi itu selesai. Tak disangka notifikasi pesan muncul di layar handphone Anita, dan secepat mungkin Anita membukanya.

Enggak kok sayang, aku ada waktu buat kamu, apasih yang gak buat kamu. Kamu pasti khawatir ya sama aku?
Aku tunggu di parkiran ya! Aku tunggu 5 menit nantik berangkatnya barengan ma aku, oke Darling.
Isi pesan tersebut.

Ya siapa lagi kalau bukan Seorang Andika Putra yang berani mengirimkan Anita sebuah pesan seperti itu. Jika ada cowok atau siapapun yang berani mengirimkan dia pesan seperti itu atau pun emoticon cium dan love seketika contact dan semua terkait dengan Anita di blacklist dan di blockir.
Sungguh posesif kan?
Sampai teman-teman Anita heran melihat kelakuan Anita yang masih saja terlihat manja di hadapan Andika. Mungkin karena dibutakan dengan janji manis dan omongan bullshit.

Tanpa sepengetahuan Evi, Anita membalas pesan yang dikirimkan Andika secepat mungkin.

Anita:
Oke Sayang. Aku otw, tunggu ya 😘

Setelah menjawab pesan dari Andika, Anitapun menjawab pertanyaan yang di lontarkan kepadanya.
"Vi, bukan kek gitu. Aku janji bakal cerita semua sama kamu. Tapi gak sekarang, kasi aku nuntasin semua permasalahan ini, nantik kalau semuanya dah clear aku pasti kasi tahu kamu terlebih dahulu" Sahut Anita meyakinkan Evi.
"Bener ya.?? No php, no janji-janji bullshit, no janji-janji palsu" Jawabnya menanyakan kepastian.
"Bener, duh aku mana je pernah kayak gitu Vi, udah dulu ya aku ada janji. Da ... Evi" Sembari berranjak dari tempat duduknya.
Evi hanya membalas dengan melambaikan tangan. Dilihatnya Anita sudah jauh dari pandangannya.

Di parkiran, terlihat seseorang yang duduk diatas motor menanti Anita sejak tadi.

"Udah lama?" Tanya Anita menghampiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah lama?" Tanya Anita menghampiri.
"Enggak kok, baru 3 menit" Jawabnya
"Berangkat sekarang?" Tanyanya lagi.
"Kamu dah makan? kalau belum kita makan dulu gimana?" Jawabnya sembari melontarkan pertanyaan kembali.
"Udah kok, aku dah makan, berangkat sekarang aja yuk!!" Perintahnya itu tak bisa di tolak oleh Andika.

Memang Andika menyukai Anita, tak mampu menolak ajakannya dan tak mampu melawannya secara langsung. Namun jika sudah berjauhan dan hanya jarak yang memisahkan. Perintah Andika mutlak adanya.

Andika POV

Aku tahu, apa maksudmu mengajaku pergi Darl. Aku sungguh menyayangimu, sepeduli inikah kamu terhadapku, sampai-sampai kamu menghawatirkan keadaanku, setelah di pukul kakakmu itu.

Aku tidak apa-apa, hanya sebatas pukulan aku tak masalah. Segala macam bela diri sudah kupelajari, untuk mengantisipasi  kemungkinan  hal yang akan terjadi nanti. Mengingat aku anak dari pengusaha ternama.

Tapi maaf Anita sayang. Aku hanya ingin mencoba, bagaimana rasanya mencintai orang biasa sepertimu. Tapi jujur aku senang dan tak salah memilih untuk menjadikanmu kekasih. Maafkan aku dengan sikap posesifku ini, aku tak mau kehilanganmu, karena aku dulu di tikam dari belakang oleh sahabatku sendiri, ia bermain curang dan menduakan aku saat aku berpacaran dulu. Jadi maafkan aku aku seposesif ini denganmu. Karena aku tak mau kehilangan kamu cahaya hidupku.

Andika POV End.

Andika menyuruh Anita memeluknya saat diperjalanan. Tanpa rasa canggung dan ragu Anita pun mengiyakan permintaannya itu.

"Andai kamu tahu Dik, aku gak bisa melihatmu jauh dariku, tak rela semisalnya kita berakhir, kamu dengan wanita lain. Aku saat itu bakal sakit dan bakal benci sama diri aku sendiri, karena aku kamu pergi dan karena aku juga kamu jadi sakit. aku gak mau kelak kamu sakit karena aku, dan rasa sayangku ke kamu itu tulus adanya, semoga saja kamu mendengar isi hatiku saat ini dan apa yang aku katakan saat ini" gumam dalam hati Anita.

"Sayang kita udah samapai" Ucap Andika menghilangkan semua lamunan Anita.
"Lo kok cepet banget" Jawab Anita sembari turun dari motornya.
"Kamu sih menikmatinya, cobak aka gak pasti lama rasanya. Yuk... Kita cari tempat duduk dulu" Jawab Andika mengajak Anita masuk dan tanpa lepas dari pandangannya, ia menggandeng tangan Anita dan tak mau gadis itu jauh dari dirinya.
Anita hanya menatap tangan yang menggenggam tangannya itu. Dan tersenyum tersipu malu melihat tingkah laku Pacarnya itu. Seposesif inikah dia kepada seorang Anita Purnama Dewi?
Namun dari semua tingkah laku dari Andika membuatnya tidak sanggup ingin mengutarakan semua yang ada didalam pikirannya.

"Hay...  Kamu kok ngelamun, aku lo ada disini" Ucap Andika membunyarkan lamunan Anita.
"Eh... Sorry aku gak kenapa kok " Ujar Anita.

Sejenak situasi diantara mereka hening dan tak perlu mengulur waktu lama Anita memulai pembicaraan.
"Dik, kamu gak papa kan? Kamu di marah gak sama mamah papahmu melihat bekas luka di—" Ucapannya terpotong melihat Andika mengarahkan telunjuknya ke bibir Anita.
"Sssstt.... Aku gak kenapa kok Darl. Semestinya kamu khawatir ma kondisimu sendiri, pasti kamu dimarahin habis-habisan sama kakak kamu iya!? Kok kamu gak bilang kita pacaran sama kakak kamu?" Tanya Andika kepada Anita.
"Dika, aku mohon kamu jangan marah aku ngomong kek gini, dan please dengerin aku dulu " Tanya Anita.
"Aku mana bisa marah kalau deket ma kamu" Sembari menyentuh dagu Anita.
"Maaf dari kemarin-kemarin aku gak kasi tahu kamu, aku gak dikasi pacaran sebenernya. Dan kemarin aku di marah abis-abisan sama kakakku, aku gak mau kamu dicaci sama dia, gak mau kamu di cap jelek ma kakakku. Dan aku gak tahu apa alasannya sangat menentang kamu jadi pacarku, dulu gak pernah dia sesensitif ini" Ujar Anita.

Gimana ya kira-kira respon Andika mendengar perkataan Anita.
Tunggu updatean Jumat ya..

08 April 2019

Broken DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang