8. My Word Only You

15 2 6
                                    

Yuk kita lihat wajah songong dari Andika duluHappy Reading***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk kita lihat wajah songong dari Andika dulu
Happy Reading
***

Hari sungguh berlalu sangat cepat, tak terasa langit mulai gelap gulita, Anita dan Andika masih di perjalanan pulang. Namun tak ada sepatah katapun yang dilontarkan diantara mereka berdua, hanya peluk erat yang mengiringi mereka diperjalanan, Andika tak henti-hentinya mengelus tangan Anita yang merangkul pinggangnya itu, yang melingkar erat tak ingin dia lepaskan. Sungguh pemandangan dan suasana yang sangat romantis. Rasa sayang Andika ke Anita sungguh dalam dicerminkan dengan usapan tangan yang begitu lembut dirasakan Anita.

Sesampainya mereka di depan rumah. Anita beranjak untuk turun, dan bergegas untuk melepaskan rangkulannya itu, tapi usahanya tak berjalan mulus, tangan Andika mencegah tangannya untuk melepaskan pelukanya. "Aku masih inggin dipelukmu" Ujarnya. Hanya satu kalimat itu yang dilontarkan dari bibir manisnya, membuat Anita tanpak kaku dan tak berkutik untuk beranjak dari atas motor. Namun ia teringat dengan pesanan Ani yang harus diberikan, sauntak Anita melepaskan pelukannya secara paksa. "Maaf Dik, bukannya aku gak mau, tadi ibukku nitip beli makan kan? Aku takut ibuku lama menunggu dan makanannya keburu dingin, kamu pulanglah, ini sudah malam, lagi pula jarak rumahmu lumayan jauh lo." Katanya manis.

Sungguh perkataan itu membuat hati Andika luluh dan meraih tangan Anita dan mencium punggung tangannya.
"Aku pulang ya, nantik kamu jangan lupa makan, trus mandi yaa, aku gak mau kamu sakit" Ungkapnya.
Bergegas pergi dari hadapan Anita.

Disamping itu, Brasta yang hendak keluar rumah dan tak disangka Brasta mendengar semua percakapan mereka berdua, rasa ingin tahunya itu sangat dalam, ingin tahu segalanya dari adik perempuannya.

Dia berdiri disamping pintu masuk berusaha memergoki adiknya bersama seorang pria.
Usahanya itu tidak membuahkan asil, karena pria itu keburu kabur. Dia berpikir dua kali, "mungkin belum saatnya dia bertatap muka denganku".

Ketika Anita masuk dan membuka pintu,  ia terkejut melihat Brasta berada disana, dipikirnya "apakah kak Brasta melihat apa yang aku lakukan tadi? Bisa-bisa aku nantik di gorok sama dia".

Anita terkejut dan berkata ''Kak Bras ngapain?" Ucap Anita kaget.
"Gak sengaja kak Bras liat kucing pacaran tadi" Sahutnya.
"Kucing??" Raut Anita kebingungan, "Emang kucing bisa pacaran ya" Dibenaknya berpikir demikian.
"Kakak ada-ada aja, ngapain kucing pacaran dirunguin'' Ujarnya sembari menutup pintu.
"Ya harus dunk, kucingnya ABG jadi seru aja liatnya " Sahutnya meninggalkan Anita.
"Dasar gaje" Ucap Anita menyindir.

Setelah memberikan pesanan Ani, dan beranjak menuju kamar untuk mandi, seketika dari mana datangnya Brasta yang tanpa sepengetahunan Anita, ia dicegat oleh Brasta.
"Mau kemana ?" Tanyanya sambil merentangkan tangan untuk melarang Anita membuka pintu.
"Mau mandi lah, begok lu" Sahutnya.
"Wah anak kecil dah mulai campah ma kakaknya" Imbunya lagi.
"Apaan sih Kak, gaje kali, kurang kerjaan yaa? Mu main game sana, ML kek atau apa jangan aku di urusin!!" Ucapnya tegas.
"Ohh.. Gitu, jangan diurusin, ya udah tar kakak udah gajian jangan mintak uang dan jangan mintak beliin sesuatu ke kakak" Ucapnya sembari meninggalkan Anita.

Sauntak Anita meraih tangan Brasta dan berkata "Eh tunggu, jangan gambek gitu dong, kakak mau ngomong apa, diruang tamu aja yuk ngobrol nya biar asyikk" Ucap Anita sembari merayu Brasta.

Brasta pun menuruti perkataan adiknya, karena ia ingin tahu kebenaran dari apa yang dia lihat tadi.

Seketika suasana jadi tegang. Melihat raut wajah Brasta saja Anita merasa gemetar.
"Kakak mau ngomong serius" Ucapnya sembari duduk di sofa.
Anita pun terkejut dan degdegan serasa jantungnya mulai copot.
"Iya kak, ngomong aja" Sahutnya.

Tanpa basa-basi Brasta langsung mengutarakan apa yang ada di kepalanya.
"Kamu punya pacar ya? Jawab jujur!!"
"Iy.....Iyaaa..." Ucapnya terbata-bata.
"Sejak kapan??" Tanyanya lagi.
"Baru ja, belum ada 5 jam"
"Ngapain gak bilang kalau ada cowok deketin kamu ma kakak?"
"Harus ya setiap cowok yang deket ma aku, aku harus lapor ma kakak dulu?" Ucapnya nyolot.
"Tentu, kamu tu adik kakak, perempuan lagi, kamu tahu? Anak perempuan zaman sekarang kek gimana, lihat temen cewek kakak udah pada bunting, hamil di luar nikah, kamu mau kek gitu??" Tegasnya.
"Kak, aku dah gede kak, aku tu udah dewasa, aku tu tau seberapa batasan-batasanku, gimana harusnya aku bertindak. Aku bukan Anita yang dulu masih manja, jadi aku bebas buat nentuin pilihanku" Jawabnya percaya diri.
"Hah... Kamu tu ya, egonya sama kayak Ayah, kepala batu, dibilangin ngeyel. Kakak kayak gini gak mau kamu jatuh ke lubang yang lebih dalem tau! Kakak tahu diri, kakak gak menyentuh bangku kuliahan bodo gak kayak kamu. Setidaknya kakak menaruh harapan besar ke kamu. Kakak pengen punya adik sukses, pengen ngankat derajat keluarga, kamu mau dihina trus?? Mau di caci trus? Kakak capek tau gak, Kamu mikir kesana kek! Jangan cuman enaknya aja kamu pikirin dampaknya ke kamu gak dipikir, emang semua orang suka liat kamu kayak tadi tu? Kakak aja udah umur mateng gini gak pernah kayak gitu, kebanyakan asupan micin sih.
Apa ja yang kamu dah lakuin ma cowok tu?" Ucap Brasta tanpa di rem.

"Kak asal kakak tahu, aku dah diizinin ma ibuk, dan aku juga dah bilang ma ibuk aku deket ma cowok, kok kakak sewotnya over banget sih" Jawabnya mengelak pertanyaan Brasta.
"Ibu?... kakak mau tanyak, seorang ibu pengen lihat anaknya bahagai karena miskin dan kekurangan dari segala sisi atau bahagia karena mampu banggain orang tua? Inget pegang janjimu, pegang prinsip mu jangan kek gitu, kamu dah dewasa bentar lagi mau kelas 12 gak bakal kerasa, bentar lagi kamu bakal tamat " Sembari menghela nafas panjang.
"Jawab kakak dengan jujur, kamu ngapain aja ma cowok tadi?" Ucap Brasta mengulangi pertanyaannya.

"Aku cum—"
"Ta mandi dulu jangan mandi malem-malem" Omongan Anita disela oleh Suba yang datang menghampiri mereka berdua.
"Denger ayah?" Tanyanya lagi.
"Iya yah ni Ita mau mandi, dicegat ama kakak" Jawabnya ketus dan meninggalkan mereka berdua.

Brasta memasang wajah masam, marah kepada ayahnya karena kesempatan itu hilang dan dia tidak tahu apa lanjutan dari perkataan adiknya.

Gimana menurut kalian??
Udah nemu gak awalan masalahnya??
Tunggu dulu ya, jangan menyimpulkan sendiri, ini baru di awal, dan pasti kalian semua baper deh..
Semoga karyaku mengisi kekosongan hari kalian yaa

Hy.. para readerku yang setia, salam hangat dariku.
Terimakasi yaa buat yang udah setia, readerku udah yentun 100 loo,
aku ucapin terimakasih banyak.
Jangan lupa kritik dan sarannya ya aku selalu tunggu.
Love you 😙

Broken DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang