15. Sakit Hanya Sakit

8 2 13
                                    

Pagi yang cerah seperti biasa, apalagi hari ini adalah hari sabtu, dan bertepatan dengan hari suci agama yang dipeluk Anita.
.
.
Flashback on
Dua hari sebelum hari suci Ani menelpon Anita karena ia tak tinggal dirumah dia memilih tinggal di rumah temannya karena kesibukan aktivitas disekolah.

Ditelpon

"Nak... apakah kamu masih sakit mata?" Ujar Ani kepada Anita.
memang 7 hari kebelakang Anita terkena virus dari teman sekelasnya yang sedang sakit mata, ya gimanain lagi namanya juga nasib.
Tapi Ani sangat khawatir dengan Anita walau dirinya juga sakit parah tapi saat itu ia menyatakan dirinya baik-baik saja.
"Ibu, aku baik-baik saja, mataku sudah membaik bu, sabtu aku pulang sekitar jam 10 pagi, jangan terlalu memaksakan diri mengambil kerjaan ya." Pintaku.
"Malahan ibu tidak ada bekerja, orang kakak sepupumu sama embahmu yang dirumah membantu ibu ngerjakan semua persiapan untuk puja nanti. Oya nantik awas je kamu pulangnya malem, ibu rencananya bikin nasi kuning loo.." Ucapnya.
"Yesss... Asik dong tumben ibuk mau bikin kek gitu?" Sahut Anita.
"Iya pengen aja, ibu maunya buat nasi kuning bukan buat kamu aja, nantik kan saudara kakekmu sepupu ayahmu bakal dateng" Ucapnya lagi.
"Wah .. Pasti Kakak dan adik sepupuku yang  ganteng dateng kerumah. "
''Ni Anak  udah dewasa loo...  Jangan ganjen gitu. Inget, kamu gak bolah suka sama orang kalau masih ada hubungan darah." Ucap Ani.
"Ibuni gak tahu ya, aku bukannya suka, tapi seneng liat yang adem-adem" Sahutnya sembari tertawa.
"Ibu, sudah dulu ya, Ita di panggil ma temen. Da... Ibu.""
"Iya... Salam buat Evi yaa."
"Iya.."
Anita lalu mematikan sambungan telpon.
Flashback off

Anita POV

pagi ini aku bangun jam 06 pagi karena perayaan akan dimulai jam 07.30 jadi mau gak mau aku harus bersiap-siap ya tahulah pakaian rapi.
Tidak butuh waktu lama untuk mandi dan aku bergegas untuk prepare, karena si cerewet Evi sudah menggangguku.

Tink...

Evi: Ta cepetin napa dandannya, lama kali. Aku dah nungguin ni, kamu lo yang nginep kok yang punya rumah duluan pergi sih malu we malu kau numpang.

Me: Sabar Cok, aku masih sisiran tunggu je bentar aku gak lama.

Evi: Sisiran aja sampai 15 menit, kamu pakek sanggul ya 😂😂😂.

Me: Buset dah ni anak, sabar ni turun aku.

Dasar Evi si toa gak ada hentinya dia ngerecokin aku. Mau gimana lagi.
Iya kita tu dah deket kek saudara karena goldar kita sama dan sama-sama jomblo jadi ya senasiblah bukan karena itu saja kondisi keluarga dan segalanya hampir sama, tapi bedanya dia tu pendek aku lumayan tinggi, ya sombong sekali gapapa kan. Asal gak ngegosip aja wkwkwk..

"We Ta, ngapain sih lama banget prepare aja lo, pasti dah ritual dulu ya mandi tujuh kembang segala." Ucap Evi setelah menunggu sekian lama diluar rumah.

"Ye emang lho, aku kan jelas bangun ada jadwal apa apa di jadwalin, gak buru-buru kayak lho Vi, tadi aja lho chat itu jam 06.30, bilang Ta tungguin aku, aku baru bangun blablabla... Sadar mbak ini tu bukan dirumah mbaknya, aku lama dapet giliran mandi tadi tahu." Ucap Anita membela diri.

"Eleh... Alesan... bilang je di kamar mandi lho isi main game sambil Pup" Ucap Evi.
"Ck.. Gak ada salahnya lho." Ucapnya sembari tertawa.

Anita POV end.

Tak terasa Mereka sudah sampai disekolah karena jarak rumah teman Anita cukup dekat dengan sekolah mereka.
Tak butuh waktu lama mereka berdua menemui Ditya dan Doni beserta jajarannya. Ya siapa lagi Arjuna DKK.
Mereka duduk bersama dan acara persembahyangan pun dimulai.
.
.
.
Jarum jam sudah menunjukan pukul 09.30, persembahyangan pun selesai. Segala upacara telah usai dilaksanakan. Seketika Doni memanggil Anita.
"Ta..."
"Iya, kenapa? Jadi ke kantin?" Sahut Anita.
"Bukan itu.. lho kan tadi nitip handphone, ni dari tadi bunyi terus, gak konsen  aku dari tadi." Ujar Doni.
"Ih .. Sorry Don, lupa aku tadi buat silince." Kata Anita.
"Makanya lain kali kalau udah tahu mau acara penting, inget handphone harus keadaan hening tahu." Sahut Ditya.
''Eleh... Lho juga sama, mau ibadah sempet-sempetnya ngeRank sama Arjuna." Sahut Doni.
"Eh.. Bukannya lho juga ikut yaa?" Sahutnya.
"Udah je gak boleh debatin hal yang gak penting." Sahut Evi.

Broken DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang