2. Start

36 3 9
                                    

Hy... Apa kabar kalian semua, aku harap kabar kalian baik-baik saja,
semoga kalian suka, dengan alur cerita dichapter ini.
Happy reading 😊😘
Jangan lupa follow akun Instagramku yaa
cahyasugiani28_

***

Hari ini adalah hari senin, hari yang super duper sibuk, hari yang dimana kendaraan padet dijalanan, hari dimana pelajaran kelas paling menyebalkan. Ya untung aja aku gak telat bangun, ya masak seorang Anita Punama Dewi, telat bangun gara-gara gak di bangunin sih.
Hello aku tu cewek mandiri.
.
.
.

"Pagi Bu..." Dengan senyumnya yang manis, Anita menyapa Ani dengan lembut.

Ani Utami, umur 39 tahun, Ibu dari gadis manis itu sedang merangkul pinggangnya.
"Pagi Nak, Kamu gak sekolah?"
Tanya Ani sembari melepas rangkulan tangan Anita.
"Sekolah dong Bu, Ibu gak liat Ita pakek pakaian sekolah?" Jawab Anita tegas sembari membuka toples yang isinya camilan. "Ibu lihat sayang, ya siapa tahu kamu ada acara lain selain ke sekolah''

"Enggak kok Bu... Kalau Ita ada acara pasti Ita bilang ke Ibu, Ita kan selalu bilang semua hal ke Ibu, gak kayak kakak, apa-apa diumpetin'' Gumam Anita menyindir kakaknya.
"Ya kamu tau kan, Kakakmu cowok, masak sih dia mau berbagi cerita dengan adiknya yang cerewet ini?'' Sembari mencubit kecil pipinya.
"Aduh sakit Bu...." Jawab Anita meringis kesakita. " Oya.. Kamu berangkat sekolah sama siapa?" Tanya Ani lagi.
"Sama Nova Bu, Ibu ingetkan?" Sembari Ani memasak dan mengingat-ingat siapa itu Nova,

"Tentu" Jawab Ani tegas "Nova pacar temenmu, yang kalau ngomong gak bisa direm, ngomongnya kayak toa masjid itu kan?" Jawab Ani sembari tertawa.
'' Evi Kristina... Bu Bukan TOA" Jawab Anita penuh penekanan, "Ibu gak bolah kayak gitu, Evi itu teman baik Ita di sekolah, dia baik, ya gaya bicaranya aja kayak buldozer yang lagi kerja'' gumam Anita melawan argumen Ani.
Jarum jam sudah nenunjukan pukul 06.30, seketika suara jeritan dari pintu gerbang rumahnya terdengar, serasa memanggil namanya.
.
.
.
"Tuu... Tunggu"  Jawab Anita dengan keras.
Sembari mengambil tas sekolah dan berpamitan kepada Ani dan tak lupa untuk merangkul dan mencium Ani "Ibu, Ita pamit dulunya''
" Iya Nak, hati-hati dijalan, Nak Nova, titip anak Tanten ya, jangan sampai lecet'' Sehut Ani menjahili Anita.
" Baik Tante'' Jawab Nova dengan sopan.

Nova Adi Saputra, cowok yang dibilang keren. Tapi, menurutku biasa saja, standarlah.
Dia banyak mengoleksi para gadis cantik dan temenku semua dia gebet, yaa kayak sekarang ini, putus dari sahabatku, pacaran sama Evi. Dasar cowok hidung belang, ya gini modelannya.
Dia temen yang baik kok, sifatnya aja kek gitu suka mainin perasaan cewek, tapi Nova mau bantu disaat aku butuh, diwaktu dan suasana apapun kayak sekarang ini.
.
.
.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Nova seketika mengutarakan isi pikirannya.
''Ibu kamu lucu ya'' Tanya Nova sambil tersenyum miring,
"Apanya lucu cobak, buat malu tau, kayak barang aja, anti lecet'' Tegas Anita agak kesal.
"Sorry... Sorry...''
" Ta aku mau nanyak'' Nada bicara Nova mulai serius,
Anita cuman menjawab dengan singkat "Apa??"
"Cieee... Mode singa on nii'' Sindirnya
"Apaan sih Va?" Jawab Anita lantang,
"Jangan ne galak-galak gitu, aku mau nanyak, cewek tu, emang suka gak jelas yaa??" Pertanyaan Nova mengalihkan pandangan Anita "Maksudnya?"
"Ya, suka kode-kodeanlah, suka marah-marah gak jelas, ngambek kalau permintaannya gak diturutin" Nova menjawab dengan pasrah.
"Kamu kira, sifat orang sama" Anita ketawa jahat. ''Ihh.. Biasain aja woy.." Nova menjawab sinis.
"Sifat orang tu, beda-beda kali Va, masak kamu mau samain atas kehendakmu sendiri, ya gak bisalah, makanya kalau cari cewek tu jangan asal cantik di sagrep, kayak Anjing gak makan daging sehari aja kamu nok, lihat cewek cantik dideketin, lihat cewek semok diajak kenalan, nyari cewek kok dikit-dikit'' Jawab Anita dengan tegas.
Ketika Nova inggin membela diri atas tuduhan yang ditujukan ke padanya.
Tak terasa mereka berdua sudah sampai dihalaman, tempat parkir sekolah. Seketika niat bela dirinya lenyap, setelah beradu argumen dengan Anita.
.
.
.
Setelah Nova dan Anita selesai membuka helm dan jaket.
Dari mana dan sejak kapan sesosok lelaki berbadan kekar itu menghampiri mereka berdua dan berkata, ''Kalian temen deket ya?'' Tanya laki-laki itu dengan nada sinis.
Anita menerobos untuk menjawab, tapi niatnya itu tak tersampaikan, karena dari kejauhan sudah terdengar suara yang ia kenali dan sangat familiar dengan ciri khas yang mudah diingat.
''Nova, Ita.... Sini ....!!!"
Teriak Evi dari kejauhan, suaranya memang seperti toa, ya begitulah dia.
Teman satu kelas, apalagi teman sebangkunya.
Sehingga mereka bergegas meninggalkan laki-laki itu, tanpa menjawab pertanyaan yang tertuju kepada mereka.

Broken DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang